Mohon tunggu...
Lylle2000
Lylle2000 Mohon Tunggu... -

Entrepreneur sekaligus jurnalis lepas yang lebih sering tidak menulis karena mengurusi usahanya. Berarti 'jurnalis lepas banget' :D

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

FlixBus, Transportasi Murah di Eropa

25 Oktober 2017   13:51 Diperbarui: 25 Oktober 2017   17:49 9743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warna Hijau Jingga yang Mencolok

Untuk pelayanan standar Jerman dengan harga murah, keramahan tersebut cukup membuat hati saya nyaman. Pegawai yang dari era millennials rata-rata bisa berbahasa Inggris, sedangkan sopir yang usianya tampak sudah di atas 40 tahun kebanyakan hanya mau berbahasa Jerman. Tetapi karena mereka ramah, dengan berbahasa isyarat campur bahasa Inggris komunikasi pun mudah terjalin.

Beberapa menit sebelum waktu keberangkatan, penumpang dibolehkan masuk ke dalam bis sambil diperiksa tiketnya. Tiket online juga harus di print untuk dicocokkan kodenya dengan data FlixBus. Selain tampilan bis yang kokoh namun nyaman, tempat duduk penumpang pun bagus dan empuk dengan ruang untuk kaki yang cukup luas. Tersedia pula WiFi serta colokan untuk mengisi batere gawai atau piranti lain. Minuman dan makanan ringan tersedia dengan harga terjangkau. 

Kaca bis yang besar-besar menyajikan pemandangan cukup luas sehingga perjalanan tidak membosankan. Sopir bis mengemudi dengan trampil dan hati-hati; pagi itu agak ngebut karena jalanan lengang namun tetap terasa nyaman. Demikian juga saat perjalanan dari Berlin ke Frankfurt malam hari. Semua penumpang terlelap dan sopir tetap mengemudi dengan tenang. Perjalanan selama 5,5 jam hanya diselingi berhenti satu kali untuk berganti sopir.

Interior bis yang nyaman. Warnanya kesukaan saya!
Interior bis yang nyaman. Warnanya kesukaan saya!
Startup Millennials

Kalau menilik sejarahnya, FlixBus didirikan baru empat tahun lalu (2013) oleh tiga entrepreneur muda Jerman di Munich. Andre, Jochen dan Daniel (meninggalkan karir gemilang di bidang IT di Microsoft) bertekad mendirikan perusahaan perjalanan bis sustainableyang nyaman dan terjangkau. Dari awal yang hanya perusahaan startup dengan beberapa bis milik entrepreneur transportasi bis antar kota, kini FlixBus sudah menjadi jaringan bis antar kota terbesar di Eropa dengan catatan waktu tempuh tersingkat.

Seperti umumnya bisnis millennials, strategi FlixBus adalah mendigitalisasi angkutan bis tradisional. Mereka memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan sistem e-ticket, membuat aplikasi FlixBus, memberi fasilitas Wi-Fi di dalam bis dan pantauan GPS secara live. Singkatnya, FlixBus membuat revolusi dalam industri perjalanan bis.

Tahun 2015 FlixBus sudah menjadi jaringan bis jarak jauh yang mapan di Perancis, Itali, Austria, Belanda dan Kroasia, juga melayani antar negara hingga ke Skandinavia, Spanyol, Inggris serta wilayah Eropa Tengah dan Eropa Timur.

Kini, pegawai FlixBus sudah 1000 orang di Munich, Berlin, Paris, Milan, Zagreb dan Kopenhagen dan mempunyai ribuan sopir bis sebagai mitranya di seluruh Eropa. Hingga saat ini mereka masih membuka peluang untuk yang mau bergabung dengan FlixBus. Anda berminat? Sudah 60 juta penumpang yang terlayani, beroperasi di 1.200 tujuan di 26 negara dan mempunyai 200.000 koneksi per hari.

Menurut teman yang tinggal di Jerman, inovasi mereka ini sempat membuat perusahaan KA Jerman, Deutsche Bahn (DB), ketar-ketir. Pasalnya penumpang DB mulai beralih kepada FlixBus sehingga profit perusahaan negara itu agak menurun. Saya tidak sempat menanyai pegawai DB, tapi secara kasat mata dan berdasarkan obrolan dengan sesama penumpang, bisa saja FlixBus menggoyahkan kemapanan DB yang sudah sekian puluh tahun beroperasi itu.

"Harga tiketnya jauh lebih murah," ujar perempuan yang menjadi teman seperjalanan saya ke Dresden. "Untuk keperluan mendadak seperti saya, FlixBus sangat membantu," lanjutnya. Ia mendadak harus pergi ke rumah perawatan ibunya karena sesuatu hal penting, sementara dananya belum cukup untuk naik KA atau pesawat. Selain itu jarak ke halte FlixBus jauh lebih dekat daripada ke Berlin Hbf atau airport Tegel.

Konter Tiket di ZUB Berlin
Konter Tiket di ZUB Berlin
Alasan dari penumpang lain adalah FlixBus tepat waktu. "Sekarang naik kereta api sering delay atau keretanya terlambat datang," katanya. Saya mengalami hal itu, naik ICE dari Frankfurt ke Lindau dan delay 3 kali sehingga waktu perjalanan molor 2 jam. Belum lagi harus berlari-lari pindah kereta di satu kota kecil akibat ada kerusakan rel. Akibatnya, saya terlambat sampai ke acara pembukaan seminar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun