Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Masih belajar menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lupa nama, ingat bacaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyibak Musabab Pemuda Islam Sebagai Tonggak Estafet

6 Mei 2020   04:33 Diperbarui: 6 Mei 2020   05:15 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teks foto : ilustrasi, Kompasiana

Pemuda Haus akan Ilmu

Teks foto : Ilustrasi, AsianMuslim
Teks foto : Ilustrasi, AsianMuslim
Pemuda itu semakin dia belajar semakin semangat dan semakin haus akan keilmuan, Ibnu Jauzi (520 H) pernah berkata,"di umurku 80 tahun, semangatku lebih membara ketimbang masa mudaku, begitulah seharusnya semangat,".

Terkadang, kita mendapat keluhan dari sebagian orang, bahwa usianya sudah melampaui masa muda dan lain sebagainya.

Kawan, kenalkah dengan bapak Kedokteran Abu Bakar Ar-Razi? Beliau adalah penemu Alkohol, Asam Sulfur, orang pertama yang meneliti penyakit cacat dan sang pelapor bedah saraf dan mata.

Ibnu khalkan dalam kitab sejarahnya, Wafiyatul A'yan, menceritakan bahwa Abu Bakar Ar-Razi (lahir 251 H) menempuh gelar kedokteran di usia 40 tahun.

Ilmu Agama Seperti Seekor Tikus

Teks foto : Ilustrasi, Hidayatullah
Teks foto : Ilustrasi, Hidayatullah

Kita sering juga sering mendengar kata-kata orang, bahwa ilmu agama itu seperti ekor tikus, yang berarti semakin lama semakin mengecil. Sungguh terlalu, kalimat itu diucapkan tanpa dipikir panjang.

Penulis mengkritisi pernyataan itu, berlandaskan kalam Syekhul Azhar, Syekh Hasan Atta (lahir 1180 H) dalam kitabnya 'Hasyiah 'ala Jam'ul Jawami (jilid kedua), yang kesimpulannya yaitu,"masa awal lebih kompeten untuk menentukan kehebatan ketimbang masa setelahnya bukan berarti tidak ada kelebihan dimasa mendatang melebihi dari masa sebelumnya, karena kelebihan masa awal dilihat dari tabaqah 'atau kemajemukan. Kemudian setelah itu kelebihan dari perorangan,".

Syekh Zahid Kausari dalam makalahnya menceritakan, tentang seorang ulama Aqliyah Alllamah Kalanbawi (lahir 125 H) dengan kesungguhannya belajar, sehingga membuat orang-orang Eropa terheran-heran dengan penguasaan ilmu matematika logaritma.

Bahkan suatu ketika disaat ada pertunjukan aksi militer Turki Ustmani, ditengah-tengah aksi salah satu alat berat perang seperti meriam macet , peluru tersumbat dan tidak bisa keluar. Sehingga pakar militer kehabisan daya untuk mengolahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun