Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Masih belajar menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lupa nama, ingat bacaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyibak Musabab Pemuda Islam Sebagai Tonggak Estafet

6 Mei 2020   04:33 Diperbarui: 6 Mei 2020   05:15 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teks foto : ilustrasi, Kompasiana

Akhirnya, mareka mendatangkan syekh Kalanbawi untuk memperbaiki meriam itu, dengan menggunakan ilmu sains, peluru itu tertancap dengan mulus.

Lihatlah bagaimana pemuda Islam dulu ,urusan sains ahli agama bisa menyelesaikan, permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh pakar dibidangnya.

Jadi perjuangan pemuda lah yang menjadikan agama Islam kekal hingga sekarang, mengerahkan segala semangat untuk Khidmah agama. Mereka mampu menyebarkan agama ini dari ujung timur, hingga ujung barat dalam waktu 59 tahun.

Bagaimana bisa, padahal agama ini datang dari 'ummi, dari peradaban yang biasa saja, yang dalam waktu 150 tahun untuk mareka menjadi umat yang tidak ada tandingan dalam sejarah umat manusia, bukankah itu hasil dari jeri payah pemuda?

Adakah kegigihan dimasa muda kita seperti gigihnya Sayyid Syarif Jurjani yang  diusia, 13 tahun, sudah mampu menulis Hasyiah terhadap Syarah Syamsiah, padahal menurut Syekhul Azhar Syekh Hasan Attar dalam Hasyiah 'ala Isagujiy, Syarah syamsiah termasuk kitab yang sulit untuk dipelajari di zamannya.

Oleh karenanya, Islam ini kuat karena pemuda, peradaban maju berkat semangat pemuda , mayarakat yang sehat juga hasil dari cerminan pemuda, jika saja semangat kaum pemuda milenial seperti saat ini dikerahkan untuk agama sungguh masa-masa kejayaan Islam akan kita rasakan kembali.

Namun, dimasa post modern ini semangat pemuda tidak jauh beda dengan semangat orang berusia 70 tahun, mereka di didik untuk material, kesuksesan pemuda yang di ukur dengan pandangan material, memiliki barang yang mewah, jika belum dianggap pemuda yang sukses.

Perihal mendengar kajian tolak ukurnya jika belum ramai, maka dakwah itu belum sukses, wajib terkenal. Inilah pemuda sekarang ruhnya mulai kering dan pudar, agama tidak tidak dijadikan tolak ukur, harapan akan sukses di hari kemudian tidak dipedulikan, tapi saya yakin, haqqul yakin masih ada sisa sisa pemuda yang seluruh jiwa raganya untuk khidmah agama.

Ya Rabb
Semoga kita sama sama bisa mendayung melewati wabah penyakit post modern seperti belakangan ini.

Penulis Muhammad Zulfa : Tulisan singkat ini ditujukan untuk diri sendiri sebagai pencerahan, untuk kawan seperjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun