Lanjutan dari cerita sebelumnya...
http://www.kompasiana.com/ulistrobery7/5985f42327dbb263a63d5872/romansa-aspura-aspuri-smudama-never-ending-story
Penulis: Irwan Kadir (Kak Irka)
SEBUAH NAMA MEMILIKI Â SEJUTA KISAH DAN CERITA
Papan petunjuknya bertuliskan SMU Negeri 02 Malino (SMU ANDALAN SULAWESI SELATAN), Yayasan Pendidikan Latimojong. Alamat Jl. Poros Malino Km. 62, Kab. Gowa. Papan ini berdiri kokoh di sebelah kanan gerbang sekolah. Dari pinggir jalan, bahkan dari atas pete-pete dapat terbaca jelas, walaupun penduduk sekitar sekolah saat itu lebih senang menyebut SMA PLUS (baca PLUS dalam pengucapan bahasa Indonesia). Lalu, seiring berjalannya waktu, sebutan masyarakat setempat berganti menjadi SMA Andalan. Hingga saat ini pun sebutan SMA Andalan masih sering digunakan.
Dibuka dan diresmikan pada 21 Februari 1997, kepala sekolah saat itu adalah Ibu Mukasibah Paturungi, beliau sosok yang tegas dan disiplin. Lalu, pada 16 Juni 1997 sekolah mulai kedatangan penghuni asrama, mereka adalah putera- puteri terbaik Sulawesi Selatan yang mewakili masing- masing kabupaten. Umumnya setiap kabupaten diwakili oleh 2 orang siswa. Â
Generasi pertama terdiri dari dua tingkatan kelas yakni siswa kelas 2 yang terdiri dari 20 orang yang pada tahun pertama pendidikannya dititipkan di daerah asal masing-masing. Siswa inilah yang nantinya menjadi alumni pertama. Jadi alumni pertama hanya dua tahun di Smudama. Lalu siswa kelas 1 yang berjumlah 46 orang terbagi dalam 2 kelas. Â Kakak dan adek kelas yang lahir bersama inilah yang nantinya akan mewarnai awal mula dari sejuta kisah perjuangan menjadi siswa andalan. Mulai dari membangun organisasi sekolah dari titik nol. Menikmati semua proses susah senangnya menjadi generasi pertama dari sekolah berasrama yang baru dibuka.
And the story begins...!!
Berhubung yang diminta cerita tentang asal-usul nama Smudama, maka ceritanya lebih flash back organisasi awal sekolah berdiri dan serba serbi asrama generasi pertama.
PEMBETUKAN PENGURUS ORGANISASI
Memasuki sekolah yang baru beroperasi rupanya mempunyai tantangan tersendiri. Organisasi sekolah dan ekstrakuriler sama sekali belum ada. Adalah Pak Rahyudin Jide yang akrab disapa Pak Rayu lalu menjadi mentor dan pembina OSIS kami saat itu, sekaligus mengawal berdirinya OSIS. Beliau juga guru penjaskes dan pelatih karate, beliau orangnya sangat keras, tegas dan disiplin. Kendati demikian karena tangan dingin dan sifat keras beliau inilah, organisasi sekolah bisa berdiri. Tanpa intimidasi dan inisiasi beliau, OSIS mungkin belum eksis ditahun pertama. Beliau adalah sosok yang disegani, ditakuti tapi sangat dihormati. Jadi tidak heran, alumni pertama setelah jadi alumni bisa survive ke mana- mana. Salah satunya karena didikan beliau. Dan meski sudah tak lagi mengajar di sekolah sejak tahun 2002, alumni masih kerap bersilaturahmi dengan Pak Rayu.
Lanjut cerita...
Sekitar pertengahan bulan agustus di awal tahun berdirinya sekolah. Dengan asistensi Pak Rayu, mulailah dirintis rapat dan pertemuan untuk membahas pembentukan pengurus OSIS. Rapat osis pertama dihadiri oleh perwakilan masing-masing kelas yaitu dari kelas 2 diwakili Darmawan, Suryadi, Marsella, Sri Wahyuni, Yolanda, Nilasari, Gunawan Guntur, dan Abdul Wahab. Perwakilan dari kelas 1.1 antara lain Yenni Yusuf, Ikhwan Ahmad, Ana Wildana, Pauline Destinugrainy, Jaenal Sanusi, dan Imran Malik Djunur. Sedangkan dari kelas 1.2 diwakili oleh Dias Maulana, Anna, Erwin, Nur Ilmi, Irwan Kadir, dan Nur Alim.
Dalam rapat perdana pemilihan ketua osis ini nyaris tanpa kendala dan pertentangan. Hampir semua suara sepakat memilih Darmawan Salihun sebagai ketua OSIS pertama. Mungkin karena sosoknya yang pendiam dan berkharisma dan terkenal paling pintar di kelas 2, maka 58 suara dari 66 pemilih memberikan suaranya untuk Darmawan. Saingan kandidat ketua OSIS pada saat itu adalah Marsella Wahyuni Olii yang akhirnya menjadi ketua 1.
Pertentangan dan perbedaan pendapat diantara siswa generasi pertama bukannya tidak ada. Sebagaimana hubungan kakak adik yang dinamis, kami pun di generasi awal bisa dikatakan "tidak" akur. Sang kakak lebih dewasa dan agak formal dalam berpendapat menyangkut organisasi, sedangkan sang adik lebih meledak-ledak dan cenderung menentang. Sang Adik tidak mau menerima begitu saja ide dan pendapat sang kakak. Selalu ada perdebatan panjang dan situasi panas di tiap rapat pembentukan organisasi.
Situasi yang paling panas terjadi saat penyusunan AD/ART OSIS pertama. Â Peserta rapat masih didominasi oleh nama-nama di atas. Pembahasan paling menarik adalah nama organisasi OSIS yaitu singkatan nama sekolah di identitas sekolah. Saat itu sekolah dikenal dengan nama SMU Negeri 02 Tinggimoncong (SMU ANDALAN SULSEL). Terdapat 2 pendapat mengenai singkatan nama sekolah untuk organisasi OSIS.
Sang Kakak yang lebih formal berpendapat dan mengusulkan nama SMUDATIM (SMU Andalan SULSEL) alias diambil dari kepanjangan SMU Dua Tinggimoncong. Nah, dari sini pertentangan dan perdebatan mulai memanas. Sang adik mulai menyuarakan dan mengusulkan nama SMUDAMA. Diambil dari singkatan SMU Dua Andalan Malino. Alasannya nama dan singkatan tersebut dapat mewakili semua yang ingin dikenal dari sekolah, yaitu SMU 2 Malino yang masih terpampang di tanda pengenal sekolah dekat gerbang masuk, SMU Andalan Sulsel, dan letaknya ada di Kota Malino kota yang lebih terkenal dibandingkan dengan menyebut Tinggimoncong. Malino juga kota yang sangat terkenal sebagai destinasi wisata atau orang biasa menyebutnya sebagai "Puncak" nya Makassar.
Selain itu, alasannya menyebut nama SMUDAMA lebih keren dan enak didengar, lebih gaul bede' tidak kalah sama nama-nama sekolah beken lainnya yang ada di Makassar.
"Jadi tidak malu-malu ki kalau nanti ditanya dari sekolah mana?"Â
"Sesederhana ituji alasannya sebenarnya, supaya terdengar keren dan gampang disebut dan diingat dibandingkan dengan SMUDATIM yang terlalu kaku."
Tapi, lagi-lagi pendapat ini dimentahkan sang Kakak bahwa usul nama Smudama terlalu jauh nama singkatannya jika dibandingkan dengan nama sekolah. Terlebih lagi kota Malino masih jauh posisinya dari sekolah, Tinggimoncong adalah kecamatan dimana sekolah berada dan tertera dalam nama resmi sekolah. Tinggimoncong lebih luas cakupannya jika hanya dibandingkan dengan kota Malino. Terlalu jauh jika harus menyertakan nama Malino di singkatan sekolah, apalagi saat itu ada SMU Negeri 1 Malino dan kita bukan SMU 2 Malino. Demikian antara lain perdebatannya saat itu.
Tetapi dengan alasan lebih "keren" dan enak didengar, muncul lagi suara dukungan baru bagaimana kalau SMUDAMA singkatannya SMU Andalan Malino saja. Tidak perlu menyertakan angka 2 karena satu-satunya sekolah andalan di Sulsel cuma sekolah kita dan perlu menyertakan Malino karena Malino kota yang terkenal.
Perdebatan kian memanas, suasana ruang sidang tegang, masing-masing mempertahankan pendapat. Kubu kakak dan kubu adik. Kubu kakak yang terkenal dengan "TRIO" debatersnya Suryadi, Marsella dan Sri Wahyuni. Mereka digelari sebagai singa podiumnya kelas 2, berdebat dengan suara lantang,tegas dan cepat menjadi ciri khas mereka nih.
Sang Adik kelas harus kuat mental buat memberikan argument perlawanan, harus punya dasar pendapat yang kuat, kalau tidak mau dimentahkan balik dan digertak, hahaha... Kubu adik tetap bertahan dengan SMUDAMA dengan alasan terakhir karena lebih keren dan enak didengar, tidak malu-maluin kalau di bawah turun gunung ke kota Makassar. Karena alasan formal sang adik sudah kalah segala-galanya dari sang kakak. Tapi namanya juga adik, pasti tidak mau mengalah begitu saja sama kakaknya.
Perdebatan masih berkutat di penyingkatan nama buat  AD/ART OSIS, semua masih menyuarakan pendapat dan alasan. Bahkan sudah ada yang menggebrak meja karena saling memotong pembicaraan dan alasan. (Bisa dibayangkan bagaimana serunya waktu itu?)
Akhirnya perdebatan ditengahi oleh Pembina OSIS, Pak Rayu' yang juga hadir pada saat itu. Dengan alasan formal dan lebih sesuai dengan nama sekolah akhirnya disepakati bahwa SMUDATIM menjadi nama resmi di AD/ART OSIS SMU Negeri 02 Tinggimoncong di kepengurusan yang pertama.
Walaupun nama resmi sudah diputuskan sebagai SMUDATIM bukan berarti nama alias atau nama keren SMUDAMA yang tercetus di rapat tadi hilang dan terlupakan begitu saja. Justru disetiap kesempatan, nama ini perlahan mulai mencuat. Dipelopori oleh adik kelas, setiap ada kesempatan nama ini sering digunakan. Misalnya saat Porseni pertama, kembali dimunculkan istilah PORSENI SMUDAMA. Â Perlahan-lahan SMUDAMA muncul kepermukaan sebagai nama tidak "resmi" nama "keren" atau nama "gaul" sementara SMUDATIM menjadi nama formal dan official di dokumen resmi organisasi.
Meskipun tidak ada keputusan akhir yang disepakati bahwa SMUDAMA adalah kepanjangan dari SMU Andalan Malino atau SMU Dua Andalan Malino, hal itu tidak pernah diperdebatkan lagi dan nama ini cepat menjadi popular dan tenar! SMUDAMA telah menjadi nama singkatan yang keren dan beken. Puncaknya adalah saat sang adik telah naik ke bangku kelas 2 dan membuat baju angkatan. Secara terbuka mulai memakai nama SMUDAMA di bagian punggung baju angkatan.Â
Nama SMUDAMA tercipta dari alasan sederhana sebenarnya, hanya ingin terdengar keren dan gaul, karena tidak mau begitu saja menerima pendapat sang kakak jadi muncul singkatan yang berbeda.
Kendati pun sering berbeda pendapat dalam diskusi, namun sebagai adik dan kakak, generasi pertama benar-benar hidup seperti keluarga besar di asrama dan sekolah. Hubungan kakak-adik yang terjalin seperti di rumah, pertengkaran antara adik dan kakak kerap terjadi, hal wajar dalam keluarga. Saling menghargai dan menghormati tidak hilang dan saling memahami batas untuk saling menyanyangi sebagai adik dan kakak.
Tidak perlu diminta atau memaksa untuk dihormati sebagai kakak karena adik sadar bagaimana bersikap sebagai orang seorang adik. Menempatkan diri sebagai adik dan kakak seperti di rumah, sangat terasa di asrama. Tahu dan sadar akan posisi masing-masing. Saling menghargai dan meghormati. Kakak menghargai adiknya dan adik menghormati kakaknya tanpa ada paksaan dan tekanan, semua berjalan alami seperti di rumah seperti di tengah-tengah keluarga yang bahagia dan harmonis.
Tiga tahun menghabiskan waktu bersama, berjuang bersama dengan segala keterbatasan dan tantangan, menjadikan kami lebih kreatif. Menjadikan kami tidak cepat putus asa dan menyerah akan keadaan, pantang mengeluh. Menjelma menjadi pribadi yang lebih efisien dan efektif mengelola waktu. Memberikan kami pembelajaran bagaimana saling mengenal dan memahami orang disekitar kita. Menyatukan kami sebagai keluarga besar yang saling mendukung dan mengingatkan. Menyadari bahwa mereka selalu ada untuk mendukung dan membantumu berdiri tegak saat tersandung. Bersama mereka membentuk karakter, watak dan kepribadian yang kuat, tangguh, kreatif dan pantang menyerah! Â InsyaAllah..
Mungkin nama sekolah boleh berganti, tidak sesuai lagi dengan singkatan SMUDAMA yang telah melegenda dan melanlang buana hingga ke 5 benua. SMUDAMA telah dituliskan dari berbagai kota di belahan dunia, siswa maupun alumninya telah menjelajah dan membawa nama SMUDAMA ke berbagai penjuru. Nama resmi sekolah boleh berganti, tetapi setiapkali nama SMUDAMA disebut, selalu ada getaran kerinduan yang terkenang dan menggetarkan sanubari.
Terlempar kemasa-masa pagi yang indah dan tenang di minggu pagi sambil membersihkan asrama dengan alunan lagu RAIHAN dari speaker masjid. Kata SMUDAMA selalu bisa membawamu larut dalam biduk kerinduan setiap menghayati namanya. SMUDAMA telah menjadi kata sakti untuk menuntunmu menjadi sosok melankolis kapan saja dan dimana saja kamu berada. SMUDAMA selalu mewakili kata rindu akan indahnya masa-masa SMU. Kata SMUDAMA mendampingimu melewati masa-masa sulit dan bahagia, masa-masa dari bocah menjadi dewasa, menemanimu belajar dari ketergantungan menjadi mandiri.
Namamu boleh berubah, boleh berganti tetapi SMUDAMA tetap dihati.
SMUDAMA bukan hanya sekedar nama tetapi identitas. Identitas generasi ANDALAN!!!
SMUDAMA mewakili 3 tahun terindah yang pernah saya, kamu dan kita semua miliki dalam perjalanan hidup ini.
***
Terima kasih Kak Irka sudah mau berbagi dengan kami, soal pencetus nama Smudama dan kisah mengharukan lainnya.
O iya, harusnya cerita ini dimuat di web ika, tapi berhubung sering gangguan teknis, jadi sementara dimuat di blog pribadi :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI