Nama SMUDAMA tercipta dari alasan sederhana sebenarnya, hanya ingin terdengar keren dan gaul, karena tidak mau begitu saja menerima pendapat sang kakak jadi muncul singkatan yang berbeda.
Kendati pun sering berbeda pendapat dalam diskusi, namun sebagai adik dan kakak, generasi pertama benar-benar hidup seperti keluarga besar di asrama dan sekolah. Hubungan kakak-adik yang terjalin seperti di rumah, pertengkaran antara adik dan kakak kerap terjadi, hal wajar dalam keluarga. Saling menghargai dan menghormati tidak hilang dan saling memahami batas untuk saling menyanyangi sebagai adik dan kakak.
Tidak perlu diminta atau memaksa untuk dihormati sebagai kakak karena adik sadar bagaimana bersikap sebagai orang seorang adik. Menempatkan diri sebagai adik dan kakak seperti di rumah, sangat terasa di asrama. Tahu dan sadar akan posisi masing-masing. Saling menghargai dan meghormati. Kakak menghargai adiknya dan adik menghormati kakaknya tanpa ada paksaan dan tekanan, semua berjalan alami seperti di rumah seperti di tengah-tengah keluarga yang bahagia dan harmonis.
Tiga tahun menghabiskan waktu bersama, berjuang bersama dengan segala keterbatasan dan tantangan, menjadikan kami lebih kreatif. Menjadikan kami tidak cepat putus asa dan menyerah akan keadaan, pantang mengeluh. Menjelma menjadi pribadi yang lebih efisien dan efektif mengelola waktu. Memberikan kami pembelajaran bagaimana saling mengenal dan memahami orang disekitar kita. Menyatukan kami sebagai keluarga besar yang saling mendukung dan mengingatkan. Menyadari bahwa mereka selalu ada untuk mendukung dan membantumu berdiri tegak saat tersandung. Bersama mereka membentuk karakter, watak dan kepribadian yang kuat, tangguh, kreatif dan pantang menyerah! Â InsyaAllah..
Mungkin nama sekolah boleh berganti, tidak sesuai lagi dengan singkatan SMUDAMA yang telah melegenda dan melanlang buana hingga ke 5 benua. SMUDAMA telah dituliskan dari berbagai kota di belahan dunia, siswa maupun alumninya telah menjelajah dan membawa nama SMUDAMA ke berbagai penjuru. Nama resmi sekolah boleh berganti, tetapi setiapkali nama SMUDAMA disebut, selalu ada getaran kerinduan yang terkenang dan menggetarkan sanubari.
Terlempar kemasa-masa pagi yang indah dan tenang di minggu pagi sambil membersihkan asrama dengan alunan lagu RAIHAN dari speaker masjid. Kata SMUDAMA selalu bisa membawamu larut dalam biduk kerinduan setiap menghayati namanya. SMUDAMA telah menjadi kata sakti untuk menuntunmu menjadi sosok melankolis kapan saja dan dimana saja kamu berada. SMUDAMA selalu mewakili kata rindu akan indahnya masa-masa SMU. Kata SMUDAMA mendampingimu melewati masa-masa sulit dan bahagia, masa-masa dari bocah menjadi dewasa, menemanimu belajar dari ketergantungan menjadi mandiri.
Namamu boleh berubah, boleh berganti tetapi SMUDAMA tetap dihati.
SMUDAMA bukan hanya sekedar nama tetapi identitas. Identitas generasi ANDALAN!!!
SMUDAMA mewakili 3 tahun terindah yang pernah saya, kamu dan kita semua miliki dalam perjalanan hidup ini.
***
Terima kasih Kak Irka sudah mau berbagi dengan kami, soal pencetus nama Smudama dan kisah mengharukan lainnya.
O iya, harusnya cerita ini dimuat di web ika, tapi berhubung sering gangguan teknis, jadi sementara dimuat di blog pribadi :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H