Mohon tunggu...
ulistrobery7
ulistrobery7 Mohon Tunggu... Publisher -

Tak pandai beretorika hanya gemar bercerita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Romansa Aspura Aspuri, Smudama Never Ending Story

6 Agustus 2017   01:40 Diperbarui: 8 Agustus 2017   21:02 1970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangki kuning, saksi perjuangan siswa mendapatkan air di asrama. Doc: pribadi

Begitu ada telepon masuk Daeng Sorang tinggal teriak pakai TOA.
"Westy ada telepong...telepong Westy.."
(bisa bayangin bagaimana serunya?? )
Syukur kalau langsung terdengar atau ada yang dengar, maka teriakannya bisa diteruskan oleh yang mendengarkan pertama kali.
Hasilnya gimana? Yang menelpon sudah capek menunggu, yang ditelepon belum datang juga.
Begitu Westy sampai di kantor ...
(ngos-ngosan, capek bos lari dari aspuri ke kantor demi mengejar jawab telepon, untung sering latihan karate lari naik turun tangga)
Tapi, pas Westy sampai, telepon sudah ditutup dan tidak ada panggilan lagi…
hufffttttt..frekuensi yang gagal berbicara lebih tinggi dibandingkan dengan yang sukses.
Sediiiihhh…

Dari sisi keagamaan, moral dan akhlak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan berasrama. Setiap maghrib, subuh dan isya wajib sholat berjamaah di Mesjid Jabal Nur. Absensi kehadiran merupakan salah satu unsur penilaian guru agama saat itu.

Setiap maghrib setelah sholat berjamaah secara bergilir siswa dan siswi diberi kesempatan untuk menyampaikan kultum (kuliah tujuh menit). Tugas yang terkadang takut untuk dihadapi, tapi pada akhirnya berdiri juga di mimbar menyampaikan kultum. Materi dan tema yang disampaikan beragam, yang terkadang membuat jamaah tertawa karena kejadian- kejadian lucu selama kultum. Percayalah tidak mudah untuk kultum selepas sholat maghrib, jadi wajar jika akhirnya ada yang hanya membaca buku di atas mimbar.

*******

Menjadi siswa yang mewakili kabupaten masing-masing bukan berarti kehidupan hanya seputar belajar, bersaing satu sama lain dan ingin menjadi yang terbaik atau menjatuhkan orang lain. Kami tidak seperti itu. Kami tumbuh, berkembang dan berjuang bersama di Smudama. Persaingan positif untuk menjadi yang terbaik bukan berarti melupakan nilai kekeluargaan namun kami justru saling membantu. Jika hidup kita dikelilingi orang-orang hebat, pintar dan cerdas tetapi kita tidak bisa belajar dari mereka berarti kita rugi. Itulah yang terjadi dengan kami di asrama. Tidak ada kata gengsi atau malu untuk bertanya. Jadi tidak heran, jika ikatan kekeluargaan ini masih kental di antara kami walaupun sudah lama jadi alumni.

Ada masalah pada pelajaran matematika, ada tentor dan ahlinya yang siap sedia kapan saja bersedia mengajarkan teman yang lain. Ada Imran Malik pakar matematika kami saat itu. Bahkan saat mandi pun, cukup teriak dari luar kamar mandi bertanya tentang cara menyelesaikan soal matematika, bakal dibantu saat itu juga. Pusing soal fisika, bingung sama rumus dan cara penyelesaiannya di asrama ada dua orang professornya saat itu. Cukup berkunjung ke palem 2 ada Zainul Abidin atau ke Palem 3 ada Irfan Sampe, semua available kapan saja buat membantu kami-kami agar lebih mengerti pelajaran.

O iya, Zainul Abidin ini pernah mewakili Smudama dalam ajang Olimpiade Fisika Internasional di Leicester, UK tahun 2000. Waktu itu, ia mendapat gelar honorable dari IPhO. Setelah lulus melanjutkan studi di ITB dan lanjut di Amerika. Saat ini pun masih aktif membimbing anak- anak olimpiade.

Suasan belajar fisika. Doc: Pak Yunus
Suasan belajar fisika. Doc: Pak Yunus

Di Smudama, jadwal padat dimulai sejak pagi belajar di kelas, sore dengan kegiatan ekstrakurikuler dan malamnya ditambah jam pemantapan. Dari padatnya jadwal ini, semuanya masih bisa kami ikuti dengan baik. Tidak ada keluhan, tidak ada kendala. Karena semua bergerak bersama, saling mendukung dan saling mengingatkan satu sama lain. Percayalah, jika kita berada dan bersama orang-orang yang positif, maka semua akan terasa lebih mudah. Saling mendukung dan saling membantu membuat segalanya jadi terasa lebih indah.

*******

Oke, kenangan tentang asrama sampai di sini dulu, cerita lainnya dari Kak Irka bisa dibaca di sini http://www.kompasiana.com/ulistrobery7/59870233fcd3ae22793d0f02/asal-usul-nama-smudama-dan-sejarah-yang-patut-dikenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun