Soal lembah dan hutan yang ada di belakang taman asrama, sempat terjadi peristiwa yang membuat panik warga aspura dan aspuri . Jadi saat itu sekitar jam 3 siang di bulan agustus, angin yang berhembus sangat kencang, kering dan matahari begitu teriknya. Waktu yang pas buat tidur siang atau sekedar berbaring di kasur. Tiba-tiba terdengar teriakan, “api..api..kebakaran..kebakaran,” pohon dan ilalang yang persis berada di belakang taman ternyata terbakar!
Semua panik, semua keluar dari kamar dan api sudah merembet ke ilalang dan pohon yang menempel di tanggul pagar pembatas belakang asrama. Siang bolong dengan cuaca panas terik disertai angin kencang semakin mempercepat kobaran api. Semua bergerak mengambil ember dan bahu-membahu mengambil sisa-sisa air untuk memadamkan api. Ya Allah, sudah cadangan air menipis dapat cobaan kebakaran hutan di belakang asrama lagi. Tapi, Alhamdulillah musibah akhirnya dapat teratasi sebelum api mencapai taman asrama. Nah, ada peristiwa lucu pada saat kejadian ini. Saat yang lain sibuk mengambil air dan ember ternyata ada satu penghuni aspura yang malah berkemas dan memasukkan semua barang-barangnya ke koper, bersiap untuk kemungkinan terburuk dan pulang.. hahaha *pada berfikir siapa orangnya??
Beberapa contoh dialog seputar masalah air:
Siswa : Selamat Pagi Pak
Guru : Selamat pagi Anak-anak
Hari ini kita membahas mengenai materi ...
Itu contoh percakapan memulai kelas di sekolah pada umumnya.
Kalau percakapan yang anti mainstream di Smudama:
Siswa : Selamat Pagi Pak.
Guru : Selamat Pagi Anak-anak
Mandiji ini semua??
Belum mengalir air di asrama?
Di rumah guru juga belum mengalir lagi tadi pagi.
Tadi malam sampai tengah malam tampung air, sampai begadangki.
Atau sketsa polemik tentang air di suatu sore yang sendu berikut:
X : Kenapa ko Baco (samaran)? Kenapa ko menangis?
Y : Ada curi ki air ku.. (aduh susah gambarin ekspresinya)
X : Ihh, kenapa bisa? Dimanako simpanki?
Y : Saya simpanji di dalam lemari, sudah mi saya kunci juga.
Dicongkelki lemariku, baru embernya mami ada, habis mi airnya…
(antara marah dan sedih)