Gavin segera terbangun dan mengelap keringat yang mengucur di seluruh tubuhnya. Dia terpelongok ternyata sudah pagi, dan kejadian yang mengerikan tadi cuman mimpi.
“Ya, Tuhan…” Desisnya pelan sambil menarik selimut dan melihat bahwa seprai sudah basah karena pipisnya.
***
Di kantor saat jam istirahat. Gavin berlari mencari Ellen yang mungkin saja sedang makan siang di Kantin. “Eh, liat Ellen, ga?” Tanyanya pada teman seruangan Ellen. Teman Ellen hanya menggeleng. Gavin kembali berlari mencarinya, namun langkahnya terhenti saat melihat Ellen dan temannya Widi sedang melahap makan siangnya.
“Ellen…” Panggil Gavin sambil berjalan cepat dan segera duduk di samping Ellen. “Mana janji kamu? Katanya mau datang ke rumah bicara sama si hantu. Aku diganggu terus tauuu!!!” Rengek Gavin.
“Ih… Kamu penakut banget…” Ejek Ellen.
“Bukan gitu. Ini parah… Parah…” Gavin terlalu bersemangat bercerita. “Masa si hantu itu naksir sama aku…” Pekik Gavin.
“Hihi…”
“Please, Ellen. Jangan ketawain aku… Aku butuh pertolongan kamu. Cuman kamu yang bisa Bantu aku saat ini…”Rengek Gavin sambil menarik-narik lengan baju Ellen. Kali ini Gavin memohon serius, mungkin karena sudah terlalu muak diganggu oleh hantu itu.
“Okey… Aku Bantu apaan? Bicara sama dia? Terus apa kalau aku sudah bicara sama dia semua masalah terselesaikan…?” Kata Ellen.
“Iya!!! Soalnya hantu itu ternyata cemburu sama kamu… Dia masuk ke mimpi aku semalam, dan marah-marah ga jelas” Kata Gavin bersemangat.