Hai Kompasianer! Kamu udah menikah? Alhamdulillah aku udah otw tahun ke 13 nih, Allahumma barik! Menikah dengan pria impian? Tentu saja tydack, menyesalkah? Tydack! Prinsip yang aku pahami tentang pernikahan setelah melihat banyaknya teman yang menikah bahwa kalaupun terdengar klise tapi sampai hari ini aku meyakini bahwa kebahagiaan memang bukan terletak pada uang.Â
Lihat saja berapa banyak orang kaya yang pernikahannya berakhir bukan? Padahal menurut surveipun banyaknya maslah pernikahan justru ekonomi, lantas mengapa mereka yang punya ekonomi lebih juga tak berhasil? Itulah yang membuat aku yakin menikah dengan suamiku bahwa karena sedikit jadi cukup sementara uang tak pernah ada kata cukup.
Karena pria yang ku pilih bukanlah pria jutawan maka ketika memutuskan menikah konsep pesta pernikahan ku sangat sederhana, hal ini mengingat Papaku juga tak dalam kondisi prima.Â
Namun ternyata Papa Mamak malah berpikir aku menikah harus dengan sebuah peryaan pesta pernikahan, mau nggak mau aku sampaikan kepada calon suami kala itu dan tentu saja dia terdiam karena mau nggak mau harus banting tulang untuk memenuhi permintaanku.Â
Mengapa aku meminta? Sederhana saja, mungkin dengan keadaan kami mungkin setelah menikah aku sudah tak bisa berbagi ekonomi dengan Mamak Papa dan mungkin pesta pernikahan itu adalah kebahagiaan yang mereka dapatkan dari membesarkanku.
Hal pertama yang aku sampaikan adalah "bila tak sanggup, it's OK jangan paksakan. Jangan sampai berhutang karena aku tak mau punya utang setelah pernikahan". Untungnya dia memahaminya dan meminta waktu untuk mengumpulkan uang, bahkan sampai menjual polis asuransinya untuk menggenapkan uang yang dia miliki. Alhamdulillah dananya terkumpul sesuai kesepakatan kami dan setelahnya semua kemudahan datang dari Allah.
Kenapa sih harus pesta? Ajaran Nabi Muhammad SAW juga ada kok, Rasul bilang adakanlah walimah (pesta pernikahan) untuk mengumumkan pernikahan, tetapi tetap disesuaikan dengan kemampuan sebagaimana yang diriwayatkan HR. Bukhari dan Muslim "Adakanlah walimah, walaupun hanya dengan seekor kambing." Akupun bukan perempuan gila lah ya yang minta pesta mewah, yah ibaratnya sewajarnya versi aku dan tentunya mempertimbangkan kesanggupan calon suami.
Bijak Mengatur Pernikahan Tanpa Hutang
Pernikahan adalah momen yang diimpikan banyak orang---hari di mana cinta dirayakan dalam kebahagiaan bersama keluarga dan teman. Untungnya akutuh tak menetap di satu kota sejak kecil hingga bekerja selalu berpindah-pindah sehingga ketika akan menikah aku hanya mengundang teman kerja dan teman Mamak Papa.Â
Konsep pesta pernikahan di Palembang juga sederhana, berlangsung hanya dari pukul 10 pagi sampai menjelang zuhur, makanya aku beruntung menikah di kota Palembang coba aja kalau harus di kampung halaman beuh bisa potong sapi potong kerbau dengan pesta 5 hari 5 malam minimal apalagi kalau calon suami bukan orang Batak yang mesti di beri marga mungkin calon suamiku akan mundur haha.
Begitulah semestinya bijak dalam memilih mana yang bisa kita lakukan, sayangnya kini aku melihat standar pesta pernikahan itu udah berbeda. Ada teman kantor yang juga mengajukan pinjaman untuk acara pernikahan anaknya "wah ngapain sih?" itu suara hatiku. Namun sebagai orang tua tentu keinginan anak-anak adalah kelemahan dan kekuatan kita bukan?.Â
Era media sosial membuat impian anak muda akan konsep pernikahan berubah, pengaruh selebgram membuat orang biasapun memimpikan hal yang sama. Jauh sebelum pernikahan sudah menghabiskan banyak uang, untuk poto prewed juga udah rebutan menggunakan jasa photografer ternama biar nanti bisa jadi konten dan memention brand demi eksistensi "gue juga kek dia loh".Â
Padahal selebgram bisa membuat pesta wah selain banyak uang juga di endorse (mungkin) tapi followernya tak memperhitungkan keuangan selbgram namun menginginkan hal yang sama. Keinginan ini sering kali membawa konsekuensi finansial, kalau yang punya uang sih nggak masalah tapi buat yang tak punya? maka utang dianggap menjadi solusi, apalagi banyaknya kemudahan yang diberikan aplikasi pinjaman uang bak jalan ninja untuk mewujudkan impian tersebut.Â
Pesta pernikahan saat ini butuh pengeluaran fantastis mulai dari biaya prewed, video cinematic, undangan digital, dekorasi mewah, hingga MUA (Makeup Artist) yang "beken."Â
Belum lagi isi hantaran yang diberikan calon mempelai pria kudu instragamable dan layak jadi konten, barang-barang branded menjadi pilihan berbeda dengan aku dulu isinya hanya berupa kebutuhanku toh kepikiran pun nggak buat dijadikan konten ya karena belum eranya mungkin ya.
So buat kalian yang ingin menikah jangan jadi kendor kalau biayanya wah, bisa kok kalian sikapi dengan bijak. Percaya deh sehari di pelaminan itu nggak ada sisanya ketika udah menikah. Jadi menurutku nggak worth it banget kalau harus sampai berutang dan dicicil sampai bertahun-tahun, wong sebulan menikah aja udah pengen ribut, nguap deh itu pesta pernikahan yang wah haha.
Nah ini aku coba kasih tips ya biar kalian bisa melaksanakan pernikahan dengan pesta pernikahan tapi nggak usah ngutang apalagi sampai nyicil bertahun-tahun.
Tips Menggelar Pernikahan Tanpa Hutang
Tetapkan Prioritas, Konsep pesta pernikahan harus kalian sepakati, aku bahkan memilih jalan tengah melakukan pesta pernikahan menggunakan adat Palembang supaya ringkas, sengaja menghindari konsep pernikahan Batak yang lebih butuh banyak biaya. Hal ini juga yang membuat keluarga suami mengikuti inginku karena mereka tahu aku sudah memilih pesta pernikahan yang lebih minim biaya dan merasa dihargai karena aku justru merelakan adat ku sendiri (mungkin loh ya haha)
Buat Anggaran yang Realistis
Tentukan budget sesuai kemampuan, lalu patuhi anggaran tersebut. Jangan tergoda untuk menambah pengeluaran hanya demi gengsi. Aku bahkan mencetak kartu undangan dengan biaya teman, memilih design yang B saja dengan warna yang wah, prewed bahkan aku juga minta dipotokan teman, untuk catering juga pilih menu B bahkan sewa gedung juga saat itu murah banget hanya 3 juta karena aku menggunakan gedung museum dekat rumah hehe.Gunakan Tabungan, Bukan Utang
Jika biaya belum cukup, tunda pernikahan untuk sementara waktu dan gunakan waktu tersebut untuk menabung. Aku bahkan menetapkan tanggal pernikahan ketika calon suami sudah merasa menemukan dananya, nggak usah buru-buru toh kalo jodoh pasti ada jalnnyalah. NAmnya juga menikah ini bukan hanya keinginan salah satu pihak maka jangan gengsi juga mengeluarkan dana pribadimu untuk kelancaran bersama. Percaya deh menggelar pesta dengan dana sendiri jauh lebih lega dibanding harus mencicil utang setelahnya.Cari Alternatif Hemat
Tidak semua elemen pernikahan harus mahal. Cari vendor lokal, buat undangan digital sederhana, atau minta bantuan keluarga dan teman untuk beberapa hal seperti dekorasi atau fotografi. Urusan baju akad menikah aku jahit ke tukang jahit di pasar karena aku berpikir kan cuman menjahit kenapa harus pakai designer mahal? Yah meski aku paham sih hasilnya akan berbeda tapi tujuannyakan pakai baju haha, akhirnya aku hanya membayar 25o ribu untuk menjahit kebaya daripada di tukang jahit mahal yang saat itu upahnya saja 2,5 juta, see udah hemat berapa tuh? Dan ketika aku pakai masih ada juga yang komen "cakep baju nikahnya, jahit dimana?" ketika aku bilang jahit di Pasar Cinde nggak ada yang percaya haha.Batasi Tamu
Semakin banyak tamu, semakin besar biaya. Nah aku termasuk beruntung karena aku menikah di kota yang minim teman jadi undangan tidak banyak, undanganku hanya sekitar 100 tamu saja. Aku mengundang orang yang potensial juga dalam memberi amplop hahaha, jadi ketika hitung amplop hadiah Mamak Papa kaget juga, kok bisa sih undangan sedikit tapi dapatnya banyak haha.Â
Bagaimana dengan konsep menikah di KUA? Aku sih No ya karena buatku pernikahan itu bak happy ending dalam episode kehidupan kita sebagai anak, habis kita menikah belum pasti bisa memberikan kebahagiaan buat orang tua so minimal dengan mengadakan syukuran pesta pernikahan bisa memberi penghargaan bagi orang tua kita, makanya jangan sampai berhutang ya, mana bisa senyum orang tua kalau tahu setelah pesta ini anaknya akan menanggung utang ya kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H