Era media sosial membuat impian anak muda akan konsep pernikahan berubah, pengaruh selebgram membuat orang biasapun memimpikan hal yang sama. Jauh sebelum pernikahan sudah menghabiskan banyak uang, untuk poto prewed juga udah rebutan menggunakan jasa photografer ternama biar nanti bisa jadi konten dan memention brand demi eksistensi "gue juga kek dia loh".Â
Padahal selebgram bisa membuat pesta wah selain banyak uang juga di endorse (mungkin) tapi followernya tak memperhitungkan keuangan selbgram namun menginginkan hal yang sama. Keinginan ini sering kali membawa konsekuensi finansial, kalau yang punya uang sih nggak masalah tapi buat yang tak punya? maka utang dianggap menjadi solusi, apalagi banyaknya kemudahan yang diberikan aplikasi pinjaman uang bak jalan ninja untuk mewujudkan impian tersebut.Â
Pesta pernikahan saat ini butuh pengeluaran fantastis mulai dari biaya prewed, video cinematic, undangan digital, dekorasi mewah, hingga MUA (Makeup Artist) yang "beken."Â
Belum lagi isi hantaran yang diberikan calon mempelai pria kudu instragamable dan layak jadi konten, barang-barang branded menjadi pilihan berbeda dengan aku dulu isinya hanya berupa kebutuhanku toh kepikiran pun nggak buat dijadikan konten ya karena belum eranya mungkin ya.
So buat kalian yang ingin menikah jangan jadi kendor kalau biayanya wah, bisa kok kalian sikapi dengan bijak. Percaya deh sehari di pelaminan itu nggak ada sisanya ketika udah menikah. Jadi menurutku nggak worth it banget kalau harus sampai berutang dan dicicil sampai bertahun-tahun, wong sebulan menikah aja udah pengen ribut, nguap deh itu pesta pernikahan yang wah haha.
Nah ini aku coba kasih tips ya biar kalian bisa melaksanakan pernikahan dengan pesta pernikahan tapi nggak usah ngutang apalagi sampai nyicil bertahun-tahun.
Tips Menggelar Pernikahan Tanpa Hutang
Tetapkan Prioritas, Konsep pesta pernikahan harus kalian sepakati, aku bahkan memilih jalan tengah melakukan pesta pernikahan menggunakan adat Palembang supaya ringkas, sengaja menghindari konsep pernikahan Batak yang lebih butuh banyak biaya. Hal ini juga yang membuat keluarga suami mengikuti inginku karena mereka tahu aku sudah memilih pesta pernikahan yang lebih minim biaya dan merasa dihargai karena aku justru merelakan adat ku sendiri (mungkin loh ya haha)
Buat Anggaran yang Realistis
Tentukan budget sesuai kemampuan, lalu patuhi anggaran tersebut. Jangan tergoda untuk menambah pengeluaran hanya demi gengsi. Aku bahkan mencetak kartu undangan dengan biaya teman, memilih design yang B saja dengan warna yang wah, prewed bahkan aku juga minta dipotokan teman, untuk catering juga pilih menu B bahkan sewa gedung juga saat itu murah banget hanya 3 juta karena aku menggunakan gedung museum dekat rumah hehe.Gunakan Tabungan, Bukan Utang
Jika biaya belum cukup, tunda pernikahan untuk sementara waktu dan gunakan waktu tersebut untuk menabung. Aku bahkan menetapkan tanggal pernikahan ketika calon suami sudah merasa menemukan dananya, nggak usah buru-buru toh kalo jodoh pasti ada jalnnyalah. NAmnya juga menikah ini bukan hanya keinginan salah satu pihak maka jangan gengsi juga mengeluarkan dana pribadimu untuk kelancaran bersama. Percaya deh menggelar pesta dengan dana sendiri jauh lebih lega dibanding harus mencicil utang setelahnya.Cari Alternatif Hemat
Tidak semua elemen pernikahan harus mahal. Cari vendor lokal, buat undangan digital sederhana, atau minta bantuan keluarga dan teman untuk beberapa hal seperti dekorasi atau fotografi. Urusan baju akad menikah aku jahit ke tukang jahit di pasar karena aku berpikir kan cuman menjahit kenapa harus pakai designer mahal? Yah meski aku paham sih hasilnya akan berbeda tapi tujuannyakan pakai baju haha, akhirnya aku hanya membayar 25o ribu untuk menjahit kebaya daripada di tukang jahit mahal yang saat itu upahnya saja 2,5 juta, see udah hemat berapa tuh? Dan ketika aku pakai masih ada juga yang komen "cakep baju nikahnya, jahit dimana?" ketika aku bilang jahit di Pasar Cinde nggak ada yang percaya haha.Batasi Tamu
Semakin banyak tamu, semakin besar biaya. Nah aku termasuk beruntung karena aku menikah di kota yang minim teman jadi undangan tidak banyak, undanganku hanya sekitar 100 tamu saja. Aku mengundang orang yang potensial juga dalam memberi amplop hahaha, jadi ketika hitung amplop hadiah Mamak Papa kaget juga, kok bisa sih undangan sedikit tapi dapatnya banyak haha.Â