Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepele! Tapi Sering Terlewat, Seni Menjadi Pendengar yang Baik

15 Juni 2024   19:19 Diperbarui: 15 Juni 2024   19:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Ulihape

Hi Kompasianers!

Orang bule bilang Art of Listening, so mendengar itu juga pake seni biar sukses. Yuk kita bahas tentang seni menjadi pendengar yang baik, aku pribadi sih bisa dianggap sebagai teman yang asyik buat jadi pendengar. Teman-temanku banyak banget karena aku sekolahnya berpindah-pindah, Sekolah dasar aja sampai 3 lokasi, SMP 2 lokasi begitu juga SMA. Banyak teman yang suka curhat kepadaku dan rerata memberi testimoni (yaela Li!) "Kalau curhat sama Uli kita tuh di dengar trus nggak di judge dan solusinya masuk akal". Bahkan seringnya aku tak berada pada situasi yang sama dengan masalah temanku. Misalnya saat mereka curhat perihal suami, mertua dan anak-anaknya namun ajaibnya kok ya pada senang curhat samaku? Apakah karena aku pendengar yang baik?

5 Alasan Mengapa Kamu Gagal Menjadi Pendengar yang Baik


Ada banyak orang yang merasa gagal menjadi pendengar dengan berbagai alasan, seni mendengar itu memang ada namun nggak semua orang bisa menerapkannya. Untuk menjadi pendengar yang baik tak hanya memberikan kuping kita, namun ada kalanya kita harus merespon dengan memberikan arahan atau sekedar memberikan ekspresi atas kisahnya.

Capek ih dengarin dia Mulu! Kalau kamu pernah mengucapkan hal tersebut bisa jadi kamu sudah gagal menjadi pendengar yang baik, yuk lihat lebih jauh apa yang dimaksud dengan seni mendengarkan itu?

Seni Mendengarkan : Kunci untuk Komunikasi yang Sukses

Dalam berkomunikasi maka salah satu aspek yang mempengaruhi suksesnya komunikasi adalah mendengar.

Mendengarkan adalah salah satu aspek paling penting dari komunikasi yang efektif. Meski sering dianggap sepele, kemampuan untuk mendengarkan dengan baik dapat membuat perbedaan besar dalam hubungan personal dan profesional. 

6 Seni Mendengarkan yang Sukses?

1. Fokus Penuh pada Pembicara 

Ketika seseorang berbicara, berikan perhatian penuh kepada mereka. Jauhkan gangguan seperti ponsel atau komputer, dan hadap lah ke arah pembicara. Kontak mata juga sangat penting untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan. Aku pribadi kerap melihat lawan bicara sambil melakukan sesuatu nah karenanya ada baiknya kita meminta waktu seseorang untuk mendengarkan kita atau ketika orang tersebut sudah teralihkan dari obrolan sebaiknya kita menyudahi saja daripada kita ngomong tapi dia nggak mendengarkan.

2. Berikan Tanggapan Non-Verbal yang Positif

Tanggapan non-verbal seperti mengangguk, tersenyum, atau mengeluarkan suara seperti "mmm" atau "aha" dapat memberikan sinyal bahwa Anda mendengarkan dan memahami apa yang dibicarakan. So jangan datar saja ya, hargai seseorang yang meluangkan waktunya meski hanya sekedar untuk didengar, percayalah selalu ada pelajaran berharga dari orang yang ingin didengar.

3. Hindari Menginterupsi

Selalu ingat bahwa kita nggak akan pernah lebih pintar dari orang yang punya masalah, kegagalan dalam mendengarkan biasanya kita boring mendengar karena kita bak sudah tahu persoalannya, teman belum usai cerita eh kita udah nge 'cut'. Interupsi dapat membuat pembicara merasa tidak dihargai. Berikan kesempatan bagi mereka untuk menyelesaikan pikirannya sebelum Anda merespons atau mengajukan pertanyaan.

4. Ajukan Pertanyaan yang Relevan

Saat mendengarkan seseorang tak ada salahnya Anda bertanya, mengajukan pertanyaan yang relevan menunjukkan bahwa Anda tidak hanya mendengar, tetapi juga memahami dan tertarik dengan apa yang dikatakan. Pertanyaan juga dapat membantu memperjelas dan memperdalam diskusi.

5. Ulangi atau Parafrase Ucapan Pembicara

Aku juga kerap mengulang bagian yang diucapkan hanya untuk memastikan apa yang aku dengar sudah satu pemahaman dengan temanku. Dan ternyata mengulang atau parafrase apa yang telah dikatakan oleh pembicara bisa memastikan bahwa Anda menangkap pesan dengan benar dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengoreksi jika ada kesalahpahaman.

6. Empati dan Pengertian 

Biasanya ketika seseorang butuh di dengar itu karena ada yang membuat dia galau maka cobalah untuk melihat dari sudut pandang pembicara dan tunjukkan empati. Hal ini bisa membantu menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat dan membuat pembicara merasa dihargai dan dimengerti.

Mengapa Banyak Orang Gagal Menjadi Pendengar yang Baik?

1. Distraksi dan Fokus yang Terpecah

Ketika ada teman yang menghubungi mau curhat biasanya kalo timing nggak pas maka aku akan memintanya untuk menghubungi ku diwaktu lain, dan aku benar-benar meluangkan waktu. Apalagi di era digital ini, distraksi dari ponsel, media sosial, dan perangkat elektronik lainnya seringkali mengganggu kemampuan seseorang untuk mendengarkan dengan baik. Fokus yang terpecah membuat kita mudah melewatkan informasi penting, bisa jadi tadinya curhatan teman menarik namun karena nggak fokus akhirnya kita menganggap yang diceritakan itu nggak penting.

2. Ego dan Keinginan untuk Berbicara

Banyak orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Keinginan untuk didengar dan menunjukkan pengetahuan atau pendapat seringkali menghalangi kemampuan untuk benar-benar mendengarkan orang lain.

3. Asumsi dan Prasangka

Membuat asumsi atau memiliki prasangka sebelum mendengar seluruh pesan bisa mengganggu proses mendengarkan. Prasangka bisa berasal dari stereotip, pengalaman masa lalu, atau bias pribadi yang menghambat objektivitas.

4. Kurangnya Keterampilan Mendengarkan yang Dipelajari

Tidak semua orang diajarkan cara mendengarkan dengan baik. Mendengarkan adalah keterampilan yang perlu dipelajari dan dipraktikkan. Tanpa pelatihan dan kesadaran akan pentingnya mendengarkan, banyak orang gagal untuk mengembangkannya. Aku suka mendengarkan karena aku selalu tertarik dengan sudut pandang seseorang, kalau nggak klop dengan pendapatku maka aku coba untuk menarik dimana perbedaannya dan berakhir dengan menemukan hal baru yang bisa ku mengerti

5. Emosi yang Tidak Terkendali

Emosi seperti marah, kesal, atau bahkan terlalu bersemangat bisa mengganggu kemampuan mendengarkan. Mengendalikan emosi dan menjaga ketenangan dapat membantu meningkatkan kualitas mendengarkan.

Well! Semoga saja ulasan ini menarik buat dibaca ya Kompasianers, ingatlah seni mendengarkan adalah keterampilan penting yang sering diabaikan. Dengan memberikan perhatian penuh, menunjukkan empati, dan menghindari distraksi, kita dapat menjadi pendengar yang lebih baik. Memahami dan mengatasi hambatan-hambatan dalam mendengarkan adalah langkah awal menuju komunikasi yang lebih efektif dan hubungan yang lebih kuat. Mendengarkan yang baik tidak hanya memperkaya pengetahuan kita, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan profesional.

Selamat menyambut Hari Raya Kurban semuanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun