"udah kamu turun aja sana hee??", sahut perempuan itu.
"eh makasih ya mba, mudah-mudahan kita bertemu lagi pastii..."
Wahyu turun dari kereta, tapi beberapa menit kemudian dia menyesal kenapa dia harus turun, harusnya dia mengejar perempuan itu dan mengikutinya samapai ke stasiun tujuan perempuan itu. Tapi dia takut kalau perempuan itu menganggapnya pria hidung belang yang aneh dan menjijikkan.
Pada malam itu ia tidak bisa tidur karena perempuan yang dijuampainya di kereta. Wahyu selalu memikirkannya, memikirkan mukanya yang muram karna tatapannya, memikirnya senyumnya, memikirkan tawa kecilnya, memikirkan tatapan tajam dari perempuan itu. Dia berdoa agar dapat bertemu dengan perempuan itu lagi.
Esok harinya setelah pulang kerja di jam yang sama ketika dia kemarin pulang dari kantor, dia mengkalkulasikan segala waktu agar mungkin bisa bertemu kembali dengan perempuan itu di jam yang sama. Setia hari Wahyu mulai naik kereta di jam yang sama, gerbong yang sama. Tapi tak kunjung bertemu dengan perempuan itu.
Esok harinya di memutuskan untuk mengambil kereta ke stasiun Sawah Besar, berharap bertemu dengan perempuan itu, tapi tak kunjung berjumpa. Sampai suatu hari dia sudah menunggu berjam-jam untuk perempuan itu di stasiun Sawah Besar. Penantiannya tidak pernah berhenti, dia berpikir suatu saat nanti Tuhan pasti mempertemukan mereka kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H