Sobat kompasiana ... siapa disini yang sedang atau sudah mengikuti PPG ?Â
hayuuk angkat tanganya.
Salam lestari ...Â
Secara konseptual, istilah profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan tersebut (Mahpudz, 2014: 2). Sementara menurut Hosnan (2016: 111) profesi adalah suatu kepandaian khusus yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh melalui pendidikan.Â
Sebagai sebuah profesi, guru telah mendapat pengakuan dari negara dan masyarakat. Sebagai bidang pekerjaan khusus, profesi guru menuntut adanya spesifikasi keahlian yang tidak dimiliki oleh semua orang. Salah satu bentuk pengakuan negara terhadap guru adalah ditetapkannya tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional berdasarkan Keppres. No. 78 tahun 1994. Disamping itu, hak, kewajiban, serta penghargaan terhadap guru juga telah dituangkan dalam berbagai peraturan.Â
Masyarakat menganggap bahwa profesi guru adalah pekerjaan yang mulia, sehingga layak jika guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Dalam upaya pembangunan pendidikan nasional, sangat diperlukan guru (pendidik) dalam standar mutu kompetensi dan profesionalisme yang terjamin (Disas, 2017: 158).Â
Guru yang kompeten dan profesional akan memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Sebab guru yang kompeten merupakan kunci pendidikan yang efektif (Andina, 2018: 205). Guru juga harus bersikap profesional agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai secara optimal.Â
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya (Hosnan, 2016: 95). Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan melakukan pelbagai cara dan strategi sebagai bentuk perwujudan dan pengembangan profesionalisme guru yang tercermin dalam sikap mental dan komitmen yang kuat.
UUGD Pasal 1 Ayat 4 menjelaskan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu serta memerlukan pendidikan profesi.
Guru sebagai sebuah profesi, berlaku bagi mereka yang telah tersertifikasi. Mereka yang belum tersertifikasi disebut sarjana mengajar. Untuk menjadi guru profesional mereka wajib mengikuti PPG sebagai pendidikan profesi. Aturan tersebut dianggap kontroversial karena pasca berlakunya UUGD, profesi guru menjadi profesi yang terbuka.Â
Profesi guru dapat diisi oleh setiap orang yang memiliki latar belakang pendidikan akademik S-1/D-IV baik yang berasal dari lulusan sarjana pendidikan (S.Pd) maupun sarjana nonkependidikan.
Dari Pernyatan diatas, pertanyaanya yaitu ..
Bagaimana menjadi guru yang profesional ?
Banyak yang menyampaikan bahwa menjadi guru itu mudah hanya sekedar mengajar terus pulang. Sebelum saya bekerja mungkin bayangan saya juga seperti itu. Berjalannya waktu sebelum saya lulus kuliah, saya mencoba melamar kerjaan di salah satu sekolah di yogyakarta. Alhamdulillah diterima dengan baik walaupun posisinya belum mempunyai ijazah S1.Â
Saya mencari pengalaman dan selalu ingin belajar bagaimana menjadi guru yang keren dan guru yang profesional. Jika ingin menjadi guru yang keren, guru yang profesional maka perlu adanya pengembangan diri atau pengembangan profesi.Â
PPG (Pengembangan Profesi Guru) menjadi solusi bagi guru untuk mengembangkan diri. Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang tujuannya untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki keahlian khusus (kompetensi) yang harus dimiliki oleh seorang guru.Â
Pendidikan profesi guru harus ditempuh selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari program sarjana kependidikan maupun sarjana nonkependidikan. Program Pendidikan Profesi Guru merupakan program pengganti akta IV yang sudah tidak berlaku kembali mulai tahun 2005.Â
Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan gelar. Menurut Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), pendidikan profesi akan melegitimasi profesi guru. Pendidikan profesi juga akan menambah gelar Gr di belakang nama guru tersebut. karena menurut undang-undang, guru adalah profesi, sama seperti dokter. Sehingga guru dituntut juga memiliki profesionalisme dalam bidangnya masing-masing. Dikutip dari wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Program_Pendidikan_Profesi_Guru.
Alhamdulillah tahun ini saya diberi kesempatan mengikuti Pengembangan Profesi Guru (PPG) Kategori II Tahun 2022. PPG ini merupakan kesempatan yang sangat berharga buat diri saya. Perbedaan dari sebelum dan sesudah mengikuti PPG sangat terasa bagi saya.
Saya belum siap jika dipanggil sebagai Guru. Sebelum mengikuti PPG ini saya hanya mnegajar dan mengajar belum memperhatikan dari segi karakteristik peserta didik. Selesai mengajar terus pulang, mengerjakan administrasipun masih hanya copy-paste dari internet dan belum memahami macam-macam model pembelajaran. ternyata..
Guru tidak hanya sekedar mengajar ...
Banyak sekali permasalahan yang terjadi disekolah. Mulai dari Keaktifan peserta didi, administrasi pembelajaran, penilaian sampai dengan proses pembelajaran. permsalahan tersebut seringkali diabaikan oleh guru. karena guru hanya fokus mengajar saja tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.
Setelah mengikuti Kegiatan PPG, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang sangat luar biasa. Dimana mulai dari mengeksplorasi dan menganalisis suatu masalah yang terjadi disekolah  sampai dengan mengatasi permasalahan yang terjadi disekolah. Belajar memahami tentang permasalahan yang ada disekolah itu ternyata penting dan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Menjadi guru keren perlu yang namanya pengalaman dan pemahaman yang luas.Â
Guru seringkali mengabaikan permasalahan yang terjadi disekolah. Dengan adanya PPG ini saya mendapatkan banyak sekali pencerahan untuk mengatasi beberapa permasalahan yang terjadi disekolah. Pertama pemilihan model pembelajaran pun berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Diawal mungkin saya hanya menggunakan model membelajaran Discovery leanrning.
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.Â
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1)Pemberian rangsangan (stimulation)
2)Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3)Pengumpulan data (data collection)
4)Pengolahan data (data processing)
5)Pembuktian (verification)
6)Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Sumber: http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-model-pembelajaran-discovery-learningÂ
Â
Sebagian besar model pembelajaran discovery learning ini yang sering saya terapkan dalam pembelajaran. jadi, proses pembelajaran terlihat mononton bisa dibilang juga masih teacher center karena metode yang digunakan juga masih dengan ceramah saja. Sehingga dengan adanya PPG ini saya mencoba menerapkan model pembelajaran Problem base learning (PBL) dan Project base learning (PJBL).
Problem Base Learning (PBL) sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan belajar sepanjang hayat terkait keterampilan pola pikir yang terbuka, dan kritis. PBL diharapkan sangat sesuai untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan merupakan pendekatan yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan yang lain. Pendekatan ini dikatakan lebih baik karena sejalan dengan PBM yang memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal.Â
Melihat berbagai defenisi yang diungkapkan terkait pendekatan PBL maka sangat cocok digunakan dalam proses pembelajaran (Rusman, 2013). sedangkan Project based learning (PjBL). Pendekatan pembelajaran PjBL atau pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan proyek atau aktivitas berupa lembar kerja yang dalam proses penemuannya melibatkan siswa/mahasiswa menggunakan serangkaian pertanyaan yang tersusun dalam tugas (Ambarwati dalam Mahendra, 2017).Â
Sedikit berbeda dengan Ambarwati, Sani menyatakan pendekatan PjBL didefenisikan sebagai suatu pembelajaran yang memberi ruang bagi siswa/mahasiswa untuk mengkonstruk pembelajaran yang menghasilkan produk (Nurfitriyanti, 2016).
Dari kedua penjelasan PBL dan PJBL terlihat jelas dengan model PBL maupun PJBL mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran atau bisa disebut dengan Studen Center dan perna guru sebagai pembimbing. Nah ... selain pemilihan model dan metode pembelajaran. Media juga bisa berpengaruh dalam pembelajaran. dimana penggunaan media ini bisa mengtasi masalah seperti peserta didik ngantuk atau bosan ketika mencatat materi, mendengarkan guru ceramah, maka pemilihan media ini juga penting.Â
Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source)Â engan enerima psan (a receiver). Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film, televise, diagram, media cetak (printed material), computer, dan lai sebagainya.
 Menurut Asosiasi Peniikan Nasional (Natinal Education Association/ NEA) dalam buku Arief Sadiman, dkk, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta  peralatannya. Media henddaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Adapun batasan yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang apat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa seemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Adanya media dirasakan memang sangat membantu proses belajar menganjar, hal tersebut dikarenakan guru akan mudah dalam kegiatan mengajarnya serta dapat meningkatkan perhatian siswa pada kegiatan belajarnya.Pemilihan media yang menurut saya cocok untuk anak jaman sekarang berbasis audio visual yaitu daoat dilihat dan dikenal. contoh pada saat pembelajaran saya mencoba membuat video pembelajaran dengan durasi 5 menit kemudian saya upload di youtube. diawal peserta didik tertarik untuk melihat video tersebut. akantetapi dipertemuan berikutnya mulai bosan.Â
Sehingga saya mencoba untuk membuat konten di media sosial yaitu tiktok salah satunya.generasi peserta didik jaman now lebih banyak menggunakan gadget dan media sosial maka dari itu untuk mengikuti tren jaman sekarang guru harus mampu memahami karakter peserta didik dan selalu update mengiuti perkembangan jaman.Â
Selain media, untuk melakukan penilaiaan pengetahuanpun jaman sekarang peserta didik sekolah kami jarang ada yang membawa bolpoint. maka dari itu saya mencoba mengubah ketika mengadakan penilaian menggunakan aplikasi seperti, quizziz, google form, wordwall dan mentimeter. Beberapa kali percobaan penilain peserta didik mulai tertarik untuk mengerjakan soal karena menggunakan handphone.  Jaman now banyak orang yang  diatur oleh handphone bukan handphone yang diatur oleh orang. Seakan akan kemanapun dan dimanapun handphonelah yang  harus dibawa.Â
Jadi mulai dari model, metode maupun media memang sangat perlu dipersiapkan oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. jadi guru tidak boleh memandang peserta didik yang aktif saja melainkan harus paham dan mengerti kenapa masih ada peserta didik yang masih pasif. keadaan peserta didik yang masih pasif bisa jadi sedang ada permasalahan atau yang lainya. kondisi inilah yang sering diabaikan oleh guru. Â Dengan kegiatan PPG ini saya mulai mengeksplor alasan "mengapa peserta didik masih pasif ?"
Banyak faktor yang mempengaruhi bisa faktor internal maupun eksternal. Menurut Wibowo, 2012 yang menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam belajar dikarenakan ada 2 faktor yaitu: a. Â Faktor dari dalam diri sendiri Faktor ini disebabkan karena kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik bakat yang mereka miliki maupun pengalaman belajar, siswa tidak memiliki minat terhadap materi yang diajarkan yang menyebabkan tidak adanya motivasi untuk belajar atau siswa mendapatkan kesulitan dalam mempelajari materi tersebut. b. Faktor dari luar diri sendiri Faktor ini disebabkan karena adanya masalah di lingkungan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu peran guru menjadi sangat penting untuk mengatasi permasalahan tersebut. Guru harus membangkitkan rasa perccaya diri bagi peserta didik karena percaya diri adalah motivasi bagi anak untuk melakukan tantangan bahwa dirinya bisa.
Guru juga bisa memberikan pertanyaan stimulus kepada peserta didik. setelah itu guru juga bisa memberikan penghargaan bagi peserta didik yang aktif menjawab pertanyaan. guru juga harus sabar dan memebrikan perhatian khusus kepada anak yang pasif agar dirinya dapat mengembangkan rasa percaya dirinya. mungkin ini bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengatasi peserta didik yang masih pasif saat pembelajaran.Â
Kegiatan PPG ini memang sangat bermanfaat bagi saya khususnya. Menambah wawasan didunia pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar mengajar. Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah, selain menjadi orangtua juga menjadi pendidik bagi anak didiknya. Guru tidak hanya menstranferkan IPTEK tetapi juga membentuk peserta didik yang berkepribadian baik, memiliki keterampilan, cerdas dan  spiritual.
Maka dari itu sebagai guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, yang mampu membuat peserta didik berperan aktif ketika didalam kelas. Guru digugu lan ditiru. semangat berjuang untuk semua guru di indonesia..
salam bahagia..Â
By Ulfa Rohmaniyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H