Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jodoh Untuk Ais (Part 6: Menepis Api Benci)

21 Oktober 2015   17:26 Diperbarui: 21 Oktober 2015   17:26 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku lagi nggak mood.”

“Sejak kapan kamu nggak mood, Ais. Oke, kamu jemput aku ya. Nggak terima alasan apapun. Terus kita cerita. Tell me whatever about you.

“Okelah kalau begitu. Aku jemput kamu sekarang. Dimana?”

“Di depan kantor aku. Aku tunggu, Ais”

Filly memutuskan pembicaraan sambil tersenyum menang. Tidak sampai setengah enam, Ais akan datang. Mengamankan aset terpentingnya, wajah tak hitam dan kotor kena polusi. Cerita akan mengalir dengan lancar.

*

Ais menggaduk-ngaduk es krim yang mulai mencair. Tidak ada yang menyenangkan baginya sore itu. Aksel dan dirinya ribut lagi. Tepatnya Ais mempeributkan masalah ini. Tetapi Aksel berkelit dan terus merayu. Ia tak ingin Filly tahu segalanya tentang mereka. Cukup beberapa hal saja.

“Bukan masalah besar. Cuma kesalahpahaman biasa saja. Aku lagi sensitif, terus dia lagi capek. Ya, begitulah...” Ujar Ais mengambang.

Filly menunggu kelanjutannya. Tapi Ais tak melanjutkan. Cuma kesalahpahaman katanya. Filly tak yakin.

Selama ini ia mengenal keduanya. Memang Aksel lebih egois dan Ais lebih banyak mengalah. Suatu ketidakseimbangan sebenarnya. Siapapun tahu, sudah menjadi rahasia kalau Aksel pengobral cinta pada setiap wanita cantik. Ia tak pernah bisa menghargai Ais. Namun siapapun pasti heran melihat Ais bisa bertahan dengan lelaki seperti itu.

Ataukah jangan-jangan mereka sudah melakukan hubungan terlarang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun