Mohon tunggu...
Mariatul Kiptia
Mariatul Kiptia Mohon Tunggu... Human Resources - Writer, Public Speaker, Education Consultant

Hello👋 I'm Maria, currently active in the field of literacy and youth empowerment. Experienced in education, project management, and laboratory analysis. I'm a person who likes challenges, and always learning to be the best version of myself.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kesabaran Seorang Gadis yang Berbuah Manis

30 April 2019   18:39 Diperbarui: 30 April 2019   18:50 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beralaskan sepatu yang tiga perempat bagiannya sudah sobek, aku berjalan menyusuri lorong panjang dan hening ini. Sepertinya para siswa telah memasuki ruang ujian masing-masing, padahal masih tersisa dua puluh lima menit lagi menuju ujian.

"Brukkk.... Aduh,"

Aku terkejut mendengar suara yang sepertinya berasal dari arah kanan posisiku saat ini, sepertinya ada sesuatu yang terjadi, aku lantas berlari menghampiri asal suara itu. Di belakang kamar mandi dekat kantin, aku akhirnya menemukan darimana suara itu berasal.

Mataku terkesima melihat apa yang ada di hadapanku. Seorang siswa Badge lokasinya berwarna hijau, menandakan ia masih kelas sepuluh, adik kelasku. Gadis itu berlutut menundukkan kepalanya, tangannya menutupi bagian wajahnya, di lututnya aku melihat darah, sekujur tubuhku seketika menjadi kaku, kenapa gadis ini? Apakah dia terluka? Begitu gumamku dalam hati. 

Disisi lain, jam tangan di lenganku menunjukkan pukul tujuh lebih lima puluh. Sepuluh menit lagi aku harus berada di ruang ujian karena ujian akan dimulai pukul delapan tepat. Aku terdiam beberapa saat, memikirkan apa yang harus aku lakukan sekarang? Kondisi gadis itu benar-benar memilukan, jika aku tidak membantunya, dia akan semakin parah. Namun jika aku membantunya, bagaimana dengan ujianku?.

"Kriiiing..Kriiing..." teleponku berdering. Begitu aku meletakkan teleponku di telinga kananku, terdengar suara Fee, "Kak, aku diberi waktu hingga besok untuk melunasi pembayaran SPP ku," aku langsung menutup telepon dan bergumam, ya ampun, sungguh berat bebanku hari ini, belum lagi aku dikejar waktu untuk segera mengikuti ujian. Kemudian aku kembali berusaha membantu gadis itu bangkit.

******

Angin berhembus pelan, namun begitu nikmat dan sejuk. Bersandar di tembok pembatas antara ruang tamu dan kamar ini, menambah keinginanku untuk tidur dan beristirahat karena aku sangat lelah setelah membopong gadis terluka tadi dari sekolah ke rumahnya yang tidak begitu jauh jaraknya dari sekolah. Dengan ijin satpam, aku keluar untuk mengantarkan gadis itu ke rumah yang aku ketahui alamatnya dari kartu pelajar di dompet gadis tersebut. Dengan sedikit rasa takut dan ragu, aku memutuskan untuk tidak mengikuti ujian dan lebih memilih mengantarkan gadis terluka itu.

"Nak, terimakasih telah membantu anak ibu, dia terluka karena terjatuh kemarin malam, kemudian tadi saat akan ke kamar mandi dia terjatuh lagi," jelas seorang perempuan berbadan tinggi mengenakan seragam dinas pemerintahan yang ternyata adalah ibu dari Dina, gadis yang aku tolong tadi.

"Ya, bu. Kembali kasih." Jawabku dengan nada lirih.

Ibu itu melihat Badge lokasi di seragamku, kemudian beliau melihat kearah lokasi nama dadaku, "Ree Sireya, nama yang indah. Rupanya kamu adalah kakak kelas dari Dina, bukankah seharusnya kamu mengikuti ujian pagi ini? Atau mungkin kamu kebagian sesi akhir, ya?" perkataan beliau membuatku tercengang sekaligus heran, bagaimana bisa beliau tau kalau aku ujian? Padahal aku tau beliau bukanlah guru di sekolahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun