Mohon tunggu...
Ujang Ketul
Ujang Ketul Mohon Tunggu... -

yang didapat setelah mengikuti pendidikan yang dibiayai pemerintah adalah niat untuk jujur, lurus dan benar dalam melaksanakan pengabdian kepada negara ini,..... boleh berbuat salah tetapi jangan berbohong

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Angka Kematian di Rumah Sakit, Ada Apa Dengannya…

25 Februari 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:25 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Metode  Pertama  disebut  sebagai  metode tradisional  ( mortality  meeting)  atau  karena  seringkali  juga  membahas  mengenai penyakit tertentu sehingga juga disebut sebagai  morbidity and mortality meeting (M&M meeting), metode ini sudah dikembangkan sejak tahun 1910 an terutama oleh dokter bedah dan anesthesi di Amerika untuk mengidentifikasi adanya medical error. Metode ini  kemudian  berkembang  lebih  kearah  pendidikan  kedokteran  (terutama  pendidikan dokter spesialis) dimana kasus kematian yang dipresentasikan dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan ataupun  kasus  yang dianggap menarik  sehingga  tidak semua kasus kematian dievaluasi. Pada pelaksanaannya M&M meeting ini juga sering menghabiskan waktu lebih banyak untuk presentasi kasus  dan  tanggapan  dari narasumber (konsulen) sehingga tidak banyak proses diskusi dan indentifikasi masalah dalam sistem pelayanan hingga usulan upaya perbaikan (VMIA, 2010)

Metode Kedua adalah dengan pendekatan terstruktur dengan kompen-komponen: Pengumpulan dan penyajian data kematian yang dikumpulkan secara teratur (meliputi data demografi, data kontinue, angka/rate kematian, perbandingan dengan RS lain, per unit/jenis  penyakit;  per  individu  pasien);  Pengambilan  dan  analisa  data  klinik  kasus kematian  (clinical  mortality  information );  Identifikasi  pola  klinik;  Penerapan  perbaikan sistem atau praktek medik/klinik; dan Evaluasi.

Terdapat  beberapa  cara  audit  kematian  melalui  pendekatan  terstruktur  ini,  ada yang simpel seperti dilakukan Behal (2009) yang mengevaluasi kematian yang terjadi dengan hanya menjawab dua pertanyaan pokok: Pertama tentang bagaimana tingkat keparahan  dan  kompleksitas  kondisi/penyakit  pasien?  Kedua tentang  kemungkinan terdapatnya masalah mutu pelayanan yang terkait dengan penerapan evidence based practices  atau  sistem.  Atau  pendekatan  yang  lebih  kompleks  seperti  yang  dilakukan oleh VMIA ataupun di Western Australia dimana seluruh kasus kematian diidentifikasi terlebih  dahulu  karekteristiknya  seperti  umur,  jenis  kelamin,  diagnosa  masuk,  lama perawatan,  hari  meninggal,  dan  sebagainya.  Kemudian diikuti dengan  identifikasi adanya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) melalui  trigger tools.  Apabila terdapat 1 atau lebih  trigger   maka  kasus  kematian  tersebut  dibahas  ditingkat  peer  review  untuk ditentukan apakah merupakan kasus kematian yang dapat dicegah atau tidak Kematian dikatakan tidak dapat dicegah bila memenuhi salah satu kriteria berikut:

Suatu kasus  terminal  yang tidak dapat  kembali  baik; Keadaan penyebab  tidak dapat diatasi  walaupun  diagnosis  yang  dibuat  sudah  tepat;  Pengobatan  sudah  diberikan dengan cara  yang memadai dan tepat  pada waktunya.  Sedangkan kematian disebut dapat  dicegah  bila:  Penyebab  kematian  tidak  didukung  dengan  data/bukti  yang  ada; tindakan pencegahan munculnya penyebab kematian tidak adekuat; Pencegahan tidak dilakukan;  Penyebab  kematian  tidak  diketahui;  Diagnosis  terlambat  ditegakkan; Pengobatan atas diagnosis tidak adekuat

2. Upaya menurunkan angka kematian rumah sakit

Dari  data  agregat  seluruh  kasus  kematian  yang  diaudit  maka  dapat  diidenfikasi besarnya kasus kematian yang seharusnya dapat dicegah, dilanjutkan dengan diskusi untuk  menentukan  penyebab  masalah  dan  tindak  lanjut  yang  memiliki  potensi  untuk menurunkan  angka  kematian.  Upaya menurunkan angka kematian  rumah  sakit merupakan salah satu kunci penting dalam peningkatan  patient safety (Behal & Finn, 2009).  Banyak  program  yang  telah  dikembangkan  oleh  berbagai  intitusi  untuk mendukung  upaya  menurunkan  angka  kematian  rumah  sakit,  antara  lain: Hospital Mortality Reduction Programme (HMRP), dikembangkan oleh oleh Bradford Teaching Hospital pada tahun 2002 dengan komitmen dari seluruh pimpinan dan klinisi disana untuk mengeliminasi seluruh kematian yang tidak perlu terjadi (Wright et al., 2006).

Program ini dimulai dengan melakukan tinjauan/audit terhadap seluruh kematian yang terjadi di  rumahsakit.  Hasil  audit  menunjukkan  penyebab  kamatian  yang  tidak seharusnya  terjadi  disebabakan  karena  sistem  pengamatan  klinis  yang  suboptimal, infeksi  yang  didapat  di  rumahsakit  serta  kesalahan  pengobatan.  Strategi  dan pendekatan yang kemudian dilaksanakan adalah: memperbaiki sistem observasi klinis dengan  pembuatan Modified  Early  Warning  Score  berupa  instrumen  untuk  menilai tingkat  keparahan  kondisi  klinis  pasien  dan  kapan  intervensi  diperlukan;  Membuat panduan  untuk  kasus-kasus  teminal,  pelatihan  tim,  dan  pelatihan  perawat  untuk melakukan  home  care,  sehingga  pasien-pasien  stadium  terminal  dapat  dirawat dirumah,  dibandingkan  harus  meninggal  di  rumahsakit;  Pengendalian  Infeksi,  berupa kampanye  mencuci  tangan,  pelatihan  kewaspadaan  untuk  para  karyawan  di  rumah sakit,  peningkatan  kebersihan  bangsal,  pelatihan  mengenai  infeksi,  panduan penggunaan  antibiotik  di  rumah  sakit,  peningkatan  surveilans  dan  umpan  balik mengenai tingkat infeksi. Program untuk peningkatan Keselamatan pasien, diantaranya review dari peresepan dan administrasi obat-obat yang mempunyai risiko tinggi seperti warfarin, heparin, potasium dan metotreksat.  Selain  itu  dikembangkan  juga  program untuk memonitor efek samping obat dan adverse drug events.

Program  lain  adalah  The  100.000  Lives  Campaign, dipelopori  oleh  Institute  for Healthcare Improvement (IHI) yaitu dengan kampanye untuk menyelamatkan 100.000 nyawa  dengan  menurunkan  angka  kematian  pasien  rawat  inap  di  rumah  sakit  di Amerika.  Program  utama  pada  kampanye  ini  adalah  dengan  meningkatkan implementasi dari 6 program berbasis bukti, terdiri dari 6 program berbasis bukti, yaitu: Tim Reaksi Cepat; Rekonsiliasi Medikasi; Pencegahan infeksi jalur sentral; Pencegahan infeksi di tempat pembedahan; Pencegahan pneumonia karena pemakaian ventilator; dan Perawatan berbasis bukti untuk infark myocard.

Bagaimana rumah sakit anda menyikapi kematian, ……… Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi kita semua, amin

* Penulis adalah Ketua Akreditasi RSD Kol. Abundjani Bangko Jambi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun