............
Artikel ke 4
APA YANG DIAMBIL ORANG BERAGAMA DARI SAINS ?
Terkait sains tentu orang beragama akan bersikap menyaring karena di seputar atau di belakang sains itu ada orang orang dengan beragam agama,ideologi,filosofi yang berbeda beda.Dan karena narasi narasi yang bicara sains saat ini sering bercampur aduk dengan pemikiran atau filosofi pribadi atau ideologi tertentu semisal yang secara ekpressif diperlihatkan oleh Richard dawkin melalui buku buku yang dibuatnya
Maka akademi akademi yang mengajarkan sains biasanya profesional hanya murni mengajarkan sains dan tidak mengajarkan ekses yang sudah diluar sains semisal hal yang sifatnya sudah filosofis-ideologis atau bersifat kepercayaan yang semua itu sudah diluar ranah fisik-sudah masuk ranah metafisis
Dan tentu saja yang akan diambil orang beragama adalah intisari-saripati- essensinya atau yang murni sainsnya. Orang beragama tidak akan mengambil ekses ekses filosofis atau ideologisnya semisal saintisme,materialisme, skeptisisme sampai ateisme,MENGAPA ?
Karena itu semua ESSENSINYA SUDAH BUKAN SAINS-sudah merupakan hal yang sifatnya pribadi atau pilihan pribadi dan bukan hasil langsung rumusan sains.Tidak ada rumusan langsung sains yang sifatnya metafisis atau ideologis atau keyakinan agama tertentu.Rumusan sains itu hanya berkaitan dengan hal empiris, Itu karena visi misi sains adalah kebenaran empiris
Maka orang beragama pada umumnya biasanya bersikap pragmatik dalam mengelola sains. Mereka umumnya lebih suka fokus misal  pada teknologi terapan atau hal hal yang langsung dapat dipraktekkan secara fisik-materi (teknologi) ketimbang larut mewacanakan hal hal yang dalam sains belum pasti kebenaran empirisnya-masih ranah teoritis-bersifat hipotesa-masih berupa dugaan.Walau tentu yang melayani perdebatan di ĺuar aspek pragmatis tadi selalu ada semisal seperti yang saya lakukan
Kalau orang melarikan rumusan sains pada keyakinan agama tertentu atau ideologi tertentu atau filosofi tertentu semisal sainstisme-materialisme- skeptisisme dlsb.maka itu sudah merupakan pilihan pribadi yang boleh orang pilih tanpa harus mengatas namakan sains lagi karena substansinya sudah bukan sains
Dan walau berbusa busa bicara sains dan mengbubungkannya dengan filosofi atau ideologi tertentu itu tidak akan membuat hal yang sifatnya ideologis atau filosofis menjadi paralel atau satu substansi dengan sains,tetap akan beda selama sains tidak merubah asas - prinsip dasar nya (prinsip empirisme)
Agama apapun essensinya tetaplah berbeda dengan sains demikian pula ateisme,saintisme, materialisme, skeptisisme dlsb.Maka menilai benar atau salah suatu agama atau ideologi atau filosofi tidak bisa semata memakai metode sains itu karena substansi semua itu sudah berbeda dengan sains.Maka menilai agama,ideologi serta hal filosofis itu sudah harus melibatkan logika-akal budi termasuk hati nurani