Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Pikiran itu Materi dan Hasil Proses Material

6 Desember 2024   06:32 Diperbarui: 6 Desember 2024   07:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AI DAN PIKIRAN

Mengapa teknologi AI yang bisa dikelola secara algoritma itu tidak bisa bertransformasi menjadi kesadaran seperti yang manusia miliki,Itu karena kesadaran pikiran tidak bisa dibentuk oleh sesuatu yang memiliki sifat materi

AI adalah teknologi terkini sekaligus paling canggih yang mengelola obyek materi paling halus atau mikroskopis yang umum kenal sebagai "data"- entah apa istilah lainnya yang lebih tepat sebagai padanan istilah "data" mungkin pembaca lebih tahu (?)

Mengapa data yang dimainkan dalam AI kita sebut obyek materi ? Karena ia dibuat dari paket kuanta atau energi yang dikuantisasi.Dari sini bedakan dengan pikiran yang adalah bukan paket kuanta-bukan suatu hasil teknologi kuantisasi

Saya selalu membandingkan antara operasional data data dalam AI dengan operasi pikiran dalam jiwa UNTUK MEMBEDAKAN ATAU GARIS PEMBEDA antara dimensi materi dengan dimensi non materi.

Karena dewasa ini materialist ilmiah mulai "me materi kan pikiran",mereka klaim atau membuat teori bahwa pikiran adalah "materi"-hasil proses materi-punya sifat materi dan bisa diperlakukan secara materi.Mereka ingin memperlakukan pikiran seperti data yang bermain dalam AI.Mereka berpikir AI kelak dapat sepenuhnya meniru operasional pikiran manusia,Dan menganggap pikiran sebagai  suatu yang dapat diperlakukan sebagaimana data data dikelola melalui teknologi AI

Pertanyaannya adalah ; Apakah operasional data data dalam teknologi AI sudah dapat di se level kan dengan operasi PIKIRAN-KESADARAN dalam jiwa ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun