Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebenaran Itu Tunggal

24 November 2024   10:17 Diperbarui: 24 November 2024   10:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ; Istock

APA ITU KEBENARAN ?

Pertanyaan besar serta klasik yang selalu tertulis dalam buku buku literatur sejarah peradaban filsafat

Maka jawabannya akan demikian begitu kompleks nya karena soal itu akan menyangkut banyak aspek yang satu sama lain saling kait mengait.Walau banyak teori kebenaran yang dibuat manusia tapi tak ada satu teori serta definisi tunggal kebenaran yang dibuat manusia yang dapat mengakomodasi seluruh persoalan kebenaran yang ditemukan manusia saking demikian kompleksnya.Memasuki persoalan kebenaranpun itu seperti memasuki labirin yang seolah tidak  berujung,labirin itu meliuk liuk beririsan diantara sains,filsafat serta agama

Tapi ada cara untuk memahami persoalan kebenaran secara simpel tapi mendasar. Manusia memang mustahil maha tahu serta maha benar seperti Tuhan tapi manusia memiliki infrastruktur peralatan untuk mencari,menangkap serta memahami hingga meyakini kebenaran dalam batas yang manusia dapat memahaminya tentunya

Peralatan itu adalah ; dunia indera,akal serta hati.Bila manusia faham fungsi semuanya serta bisa mengoptimalkannya maka ia dapat masuk kedalam pintu gerbang kebenaran-hidup didalamnya dan akan diuji dengan beragam persoalan yang memaksa semua peralatan berpikirnya itu bekerja

Karena ada bentuk kebenaran yang untuk ditangkap dunia indera,Ada bentuk kebenaran yang untuk difahami akal budi dan ada bentuk kebenaran yang untuk memahaminya perlu penghayatan serta pendalaman hati.Itulah mekanisme alami ketika manusia bertemu dengan persoalan kebenaran

Bagaimana dengan materialist yang menolak adanya unsur akal budi serta hati-nurani-menganggapnya konsep kuno dan menggantinya dengan fungsi neuron (karena neuron bisa dideteksi) ?
Konsekuensinya mereka bakal terperangkap dalam dimensi kebenaran yang sebatas dunia inderawi,karena akal dan hati adalah peralatan utama menuju memahami kebenaran yang bersifat metafisik-dimana essensi kebenaran agama wahyu berada

Beragam bentuk kebenaran yang ditangkap secara berbeda oleh beragam peralatan berpikir berbeda itu kelak akan menjelma seperti potongan potongan puzzle ilmu pengetahuan dan tugas kita adalah menyatu padukannya untuk memperoleh gambaran kebenaran yang utuh - menyeluruh.Manusia memiliki kemampuan untuk itu bila mampu mengoptimalkan semua alat berpikirnya.

Kebenaran yang ditangkap oleh dunia indera itu kita kategori sebagai "kebenaran empirik". Pertanyaannya adalah ; Apakah itu adalah bentuk kebenaran satu satunya- terakhir serta final ? Dalam sains ia,Karena sains dikonsep manusia dengan visi misi merumuskan kebenaran empiris

Tapi tidak dalam pandangan metafisika- filsafat serta termasuk agama wahyu. Dalam pandangan metafisika kebenaran empirik itu baru ilmu dasar- bahan dasar untuk didalami secara lebih lanjut oleh akal serta didalami oleh hati

Kemudian pada level berikutnya akal mengolah semua input indera itu menjadi beragam konsep ilmu serta bentuk kebenaran yang kita kenal sebagai "kebenaran logic",aitu bentuk kebenaran yang di konsep atau dibangun oleh cara berpikir akal atau bentuk kebenaran yang untuk difahami akal (bukan untuk ditangkap indera !)

Cara berpikir akal yang khas itu adalah ; tertata,terstruktur, sistematis,matematis, konstruktif.Sesuatu disebut kebenaran logic bila didalamnya terdapat bangunan konstruksi yang dapat difahami oleh cara berpikir akal yang sistematis

Dan akal berikut ilmu serta konsep kebenaran yang mengacu pada cara berpikir logic itu dipakai di semua institusi apakah itu sains,filsafat maupun agama tapi dengan metode yang berbeda serta visi misi yang berbeda tentunya.

Dalam sains penggunaan akal utamanya untuk memahami konstruksi dari dunia fisik-materi atau untuk memahami dunia fisik secara tertata berikut semua bagian yang ada didalamnya.Sedang dalam metafisika untuk memahami hal-persoalan metafisika juga secara konstruktif-tertata-sistematik

Dalam agama wahyu penggunaan akal diantaranya untuk memahami grand sistem atau sistematika atau "sunnatullah" yang disusun Tuhan untuk ciptaannya. Dengan kata lain,ciptaan Tuhan dapat difahami secara tertata-sistematis- konstruktif bila manusia mau menggunakan akal budi nya.

Maka dalam agama wahyu tidak dibenarkan bila melulu mempersoalkan hal empiris sedang akal tidak dipakai untuk mendalami serta memahami hal metafisik dibalik yang fisik,karena essensi kebenaran agama bukan pada yang fisik tapi pada hal metafisik

Nah dalam agama wahyu penggunaan indera dan akal pun belum dianggap cukup tanpa menyertakan pendalaman serta penghayatan hati (cara berpikir hati). Cara berpikr hati atau "pengertian" (cara berpikir akal=logika-penalaran) digunakan untuk mendalami ilmu ilmu level lebih tinggi diatas ilmu logika seperti ilmu hakikat serta ilmu hikmat (ilmu untuk memaknai)

Maka alur berpikir menurut konsep agama wahyu ; Pertama, gunakan indera untuk mengamati apa yang ada di alam,kedua, gunakan akal untuk menangkap adanya sistematika,konstruksi,hukum fisika, hukum alam,sunnatullah atau grand konstruksi Ilahiah dibalik realitas fisik alam,Dan terakhir gunakan pengertian hati untuk mendalami makna (maksud tujuan Ilahiah) dibalik semua apa yang ada dan terjadi yang Tuhan ciptakan atau takdirkan untuk ada.S E M P U R N A.

Menjadi manusia yang sempurna idealnya memang bila mampu mengoptimalkan seluruh peralatan berpikir yang ada dalam dirinya,bukan semata mengandalkan dunia indera dan bukan semata mengejar kebenaran yang nampak-empiris

.................
Artikel ke 2

KEBENARAN ITU TUNGGAL

Kebenaran adalah konsep yang untuk memahaminya memerlukan peran akal karena akal lah yang bisa merekonstruksi persoalan kebenaran secara konstruktif. Kebenaran bukanlah sekedar "apa yang indera kita dapat mengalaminya" (empirisme) tapi juga "apa yang akal kita dapat memahaminya" (rasionalisme) dan juga "nurani kita dapat menerimanya" (perlu penghayatan hati)

Dengan kata lain,kebenaran adalah konsep yang mesti difahami secara tertata,terstruktur karena kebenaran adalah suatu yang memiliki konstruksi-sistematika-mekanisme baku-permanen (bukan suatu yang bersifat spekulatif,relatif,acak, probabilistik,kebetulan,absurd,skeptis,tak pasti)

...........

Cara pertama untuk mengenal apa- bagaimana-mengapa "kebenaran" adalah kita harus mengetahui prinsip kebenaran melalui mengenali sifat sifatnya terlebih dahulu,Atau apa sifat yang mesti melekat pada sesuatu sehingga di ktegori kebenaran.

Pertama,kebenaran itu harus tunggal, dan ini selaras dengan hukum non kontradiksi ; Bila sesuatu benar maka semua yang berlawanan dengannya harus diposisikan sebagai salah

Contoh penerapannya ; ketika dalam ujian para murid diberi ragam pilihan jawaban ; A B C D atau E ? Maka hanya ada satu yang benar yang harus dipilih dan mustahil semua harus disebut benar karena ragam jawaban itu bisa berisi pernyataan yang substansinya berlainan

Contoh lain ; banyak persepsi-opini yang berbeda beda terhadap suatu peristiwa tertentu misal G 30 S PKI,Tapi peristiwanya sendiri adalah tunggal-mustahil beragam.Jadi persepsi yang benar adalah yang tepat dengan peristiwa sesungguhnya

Prinsip bahwa sebuah kebenaran itu mesti tunggal harus dipegang dan dipraktekkan ketika kita berhadapan dengan hal-fenomena yang beragam dan atau saling berlawanan baik dalam sains,filsafat maupun agama.

Ketika dalam sains ada teori yang berbeda beda bahkan berlawanan misal yang bicara asal usul alam semesta maka mustahil semua benar,hanya mungkin ada satu yang benar kalau tidak semua salah.

Ada beberapa aliran dalam ontologi filsafat maka kalau diantara semuanya itu ada yang substansinya berlawanan maka kita tetep harus berpendapat bahwa yang benar hanya mungkin ada satu

Ada banyak agama di dunia ini,dengan konsep ajaran serta Tuhan yang disembah berbeda beda dan walau kita sudah biasa dengan pernyataan bahwa semua agama baik karena mengajarkan hal hal baik tapi bila yang jadi acuan adalah Tuhan yang disembah maka mustahil semua agama benar karena mustahil Tuhan (yang ideal-yang memiliki atribut ketuhanan) itu banyak,Tuhan mesti hanya ada satu

Sering ada yang bikin narasi "semua agama itu benar",ini sebenarnya pernyataan yang prinsipnya bertentangan dengan hukum non kontradiksi itu karena konsep ajaran serta yang disembah tiap penganut agama itu bisa berbeda beda

Dengan memahami bahwa kebenaran itu tunggal maka sesuatu yang sudah dinyatakan benar itu tidak akan bisa runtuh walau penentangnya hadir dari segala penjuru.

Maka seseorang tak bisa misal berkata ; Tuhan dan agamamu tak bisa disebut satu satunya kebenaran karena di dunia ini ada 4200 agama dan ribuan tuhan.Yang namanya kebenaran itu tunggal sehingga walau ada ribuan pesaing atau penentangnya maka ia tetap kebenaran.Artinya sesuatu tak bisa disebut bukan kebenaran hanya karena pesaing atau penentangnya banyak. Sesuatu bukan kebenaran kalau sudah bisa dibuktikan sebagai bukan kebenaran-bukan karena ada banyak pesaing atau penentangnya

Maka biarlah tiap penganut agama meyakini agamanya paling benar tapi menyebut "semua benar" itu melawan hukum logika

Nah masalahnya lagi yang benar itu kadang memiliki banyak aspek yang plural-beragam tapi ragam aspek itu tidak harus dianggap melenyapkan posisinya sebagai kebenaran

Contoh ; si A adalah seorang perempuan tapi si A itu pun seorang tomboy,nah pernyataan tomboy itu tidak melenyapkan status si A sebagai wanita karena itu sudah merupakan aspek lain dari si A, Kecuali kalau ada yang mengatakan bahwa si A adalah bapak dari si B maka itu menggugurkan status si A sebagai wanita

Contoh dalam agama wahyu ; Tuhan maha baik dipandang sebagai kebenaran.Nah apakah adanya kejahatan,keburukan, penderitaan menggugurkan kebenaran Tuhan maha baik ? Nah itu mesti dilihat dari sudut lain karena bisa jadi itu berkaitan dengan aspek lain dari Tuhan.Karena aspek lain dari Tuhan misal adalah Ia maha menguji,maka aspek tsb dapat memunculkan apa yang di sebut penderitaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun