MENGAPA KESADARAN MANUSIA TIDAK MATERIAL
*Material disini maknanya adalah "sesuatu yang terikat atau diikat oleh konstruksi hukum fisika-alam-kimia-biologis" yang merupakan obyek sains (ilmu dunia materi).Obyek sains adalah segala suatu yang memiliki sifat material atau terikat secara mekanis dengan dunia materi (seperti energi)
...........
Sebenarnya dengan fasilitas teknologi yang telah ada saat ini seperti LHC atau laboratorium laboratorium tercanggih lain yang telah dibuat maka manusia dapat berekperiment untuk mengetahui sejauh mana "kesadaran" di level partikel elementer,Atau apakah partikel elementer tertentu memiliki kualitas kesadaran seperti misal yang dimiliki manusia ?
Dari pengamatan atas materi (mulai materi padat hingga ke level partikel elementer) dan atas makhluk hidup (seperti manusia dan hewan) kita bisa menyimpulkan bahwa ada 2 JENIS KESADARAN ;
1.Kesadaran personal (makhluk hidup)
2.kesadaran berdasar hukum fisika (materi-benda mati)
Perhatikan ; yang saya maksud dengan "kesadaran" disini-dlm artikel ini adalah sesuatu yang memandu atau melatar belakangi gerak sesuatu atau latar belakang eksistensi sesuatu.Dan seperti kita tahu baik makhluk hidup maupun benda mati itu adalah entitas yang dapat bergerak.
Jadi pemaknaan istilah "kesadaran" saya perlebar juga untuk dunia materi (dengan tanda kutip) demi hanya untuk kepentingan membuat perbandingan antara makhluk hidup dan materi atau benda mati. Walau saya tahu istilah "kesadaran" umum nya dibuat hanya untuk makhluk hidup
Bila hasil eksperiment di dunia sains selalu menunjukkan bahwa partikel elementer tak lebih dari *benda-entitas- wujud "mati" yang gerakannya selalu-hanya berdasar- mengikuti hukum fisika maka artinya makna  "kesadaran" bagi seluruh materi di alam itu tak lebih dari sesuatu yang secara mutlak selalu mengikuti hukum fisika.
"kesadaran material" adalah kepatuhan materi dalam mengikuti hukum fisika, itulah makna "kesadaran" yang dapat dilekatkan pada materi,Maka materi disebut wujud atau entitas "mati" karena bergerak bukan berdasar kesadaran personal tapi sekedar mengikuti hukum fisika.
Sedang manusia disebut makhluk hidup karena bergerak berdasar kesadaran personal. Dengan kata lain,kesadaran material yang melekat pada wujud materi beda dengan kesadaran personal yang melekat pada makhluk hidup seperti manusia atau hewan, Makhluk hidup bergerak bukan berdasar hukum fisika tapi berdasar sifat personal seperti niat,hasrat,kehendak.
Jadi kesadaran manusia bukan bentuk kesadaran yang di konstruks oleh hukum fisikaÂ
(*disebut "benda mati" artinya sesuatu yang tidak memiliki kehendak personal seperti manusia)
Gerak materi atau benda benda juga bisa mengikuti sifat kimiawi alamiahnya atau mengikuti hukum alamiah nya semisal pohon tumbuh atau telur menetas itu gerakan yang terjadi karena demikianlah hukum alam yang berlaku untuk mereka dan bukan atas kesadaran pribadi bemda tersebut
Bagaimana dengan "kesadaran" level kuantum yang tidak selalu bisa direduksi pada hasil pengukuran serba pasti dan terukur (dengan mengacu pada parameter hukum fisika formal sebagai parameter) ? ... Apapun fenomena di level kuantum tentunya tak boleh dipisahkan dengan fenomena materi padat yang dikonstruk hukum fisika.
Fenomena ketakpastian kuantum bukan berarti di level kuantum materi memiliki "kesadaran" lain yang berbeda atau keluar dari hukum fisika formal materi padat
Andai-kalau di level kuantum materi bisa punya kesadaran lain yang bersifat personal seperti manusia yang bisa menyalahi hukum fisika maka akan runtuhlah determinisme alam dan hancur semua tatanan realitas yang tertata-terstruktur-memiliki desain baku
Bahwa alam bisa tetap dengan mekanismenya,Tetep ada hal hal deterministik,lalu sifat dasar dari unsur unsur alam seperti api,air,tanah,udara, logam bersifat tetap itu karena di level kuantum partikel elementer tidak keluar dari hukum fisika universal
Teknologi adalah contoh dari materi yang "patuh" mengikuti hukum fisika.Manusia bisa membuat beragam karya teknologi itu karena "kesadaran" (eksistensi) materi yang selalu patuh pada hukum fisika. Bayangkan kalau ada materi yang memiliki kesadaran personal seperti manusia lalu menolak di utak atik oleh manusia atau misal menolak dijadikan senjata pemusnah massal
Lalu mengapa manusia bisa memiliki kesadaran yang lain yang khas-unik padahal secara fisik manusia pun sama dengan benda benda mati lain yaitu terdiri atas atom atom dan partikel elementer ? Tubuh biologis manusia dikonstruks atau terikat oleh hukum fisika-hukum kimiawi yang dikenal dengan mekanisme biologis tubuh
Mengapa manusia bisa memiliki sifat personal,bisa berpikir,bisa memiliki filosofi-pemikiran sampai keyakinan serta ideologi yang berbeda beda ? Suatu yang tidak dimiliki oleh semua benda-materi mati di alam bahkan hingga level partikel elementer.Nah inilah mysteri besar yang harus didalami dan difahami oleh manusia karena ini akan mengungkap jatidiri manusia yang adalah berbeda dengan dunia materi
Sains tidak akan bisa menjawabnya karena persoalan ini kalau dirunut akan merupakan persoalan yang sudah keluar dari ranah ilmu fisika-ilmu dunia materi, Kesadaran personal bukan merupakan obyek sains,Maka wajar bila manusia mendengar penjelasan dari ilmu non fisika atau metafisika,agama,psikologi sebagai disiplin serta institusi yang memberi penjelasan tentang apa itu kesadaran yang berbeda dengan yang diberikan oleh sains
Agama wahyu memberi penjelasan bahwa karena manusia diberi ruh yang ditiupkan kedalam tubuhnya maka dalam diri manusia bisa tumbuh apa yang kita sebut sebagai "jiwa" atau "ruhani" bahasa lainnya.Jiwa atau ruhani adalah entitas yang lahir karena manusia memiliki ruh-bukan karena memiliki fisik
Dan ciri khas dari ruh adalah ia bukan materi-tidak terikat pada mekanisme hukum fisika dan semua yang melekat pada dan lahir dari ruh itu memiliki karakter yang serupa dengan roh yaitu tidak terikat pada hukum fisika.
Dan demikian pula dengan unsur jiwa seperti nurani,akal serta nafsu itu tidak terikat secara mekanis dengan hukum fisika atau otonom dari hukum fisika.Walau tubuh dengan jiwa saling mempengaruhi dan membentuk kesatuan sebagai satu diri manusia tapi substansi keduanya tetap tak berubah,satu bersifat materi dan satu non materi.
Substansi yang berbeda itulah yang membentuk apa yang disebut "dualisme jiwa raga" dimana ciri khasnya adalah bahwa jiwa memiliki sifat otonom dari tubuh dalam arti bahwa eksistensi jiwa tidak terikat dengan hukum fisika yang mengkonstruks tubuh.Jalan pikiran manusia yang dikendali oleh jiwanya tidak eksis mengikuti hukum biologis tubuh tapi mengikuti apa yang ada dalam jiwanya. Contoh ; pikiran yang mengikuti akal budi sehingga bisa mengetahui benar dan salah,baik dan buruk itu bukan karena mengikuti hukum biologis tubuh.Bahwa manusia mengetahui benar-salah,baik buruk itu bukan karena ada hukum biologis dalam tubuh tapi karena ada akal budi serta nurani dalam jiwa nya
Jadi karena manusia memiliki ruh dan jiwa serta unsur jiwa yang tumbuh dari keberadaan ruh seperti nurani-akal-nafsu maka manusia memiliki bentuk kesadaran yang khas yang kita sebut "kesadaran personal" yang berbeda dengan "kesadaran material" yaitu bentuk kesadaran materi yang terikat hukum fisika
Tapi materialist berupaya membalikkan pandangan dan berupaya membuat pemahaman terbalik bahwa kesadaran manusia adalah dikarenakan manusia memiliki materi otak yang didalamnya ada system saraf.
Tapi mereka tak faham posisi sebenarnya dari otak dengan system sarafnya yaitu bahwa otak hanyalah ibarat hardware yang menghantar jiwa menuju kesadaran yang bersifat biologis.
Jiwa dimana didalamnya memori-pikiran bisa eksist di dunia sadar biologis karena manusia memiliki infrastruktur tubuh khususnya di bagian saraf otaknya serta di bagian hati dan jantung yang membentuk sensasi "perasaan hati"
Otak dengan system sarafnya serta jantung dan hati tanpa jiwa ibarat hardware tanpa software.Manusia berpikir dengan pikiran yang melekat pada jiwa yang menggunakan perangkat otak-hati-jantung untuk eksist di dunia sadar biologis.Kita bisa berpikir dalam kesadaran biologis karena jiwa terhubung dengan hardware infrastruktur tubuh
Tapi bagaimana jiwa berpikir dan mengarahkan kemana arah berpikir itu triggernya bukan dari infrastruktur tubuh termasuk bukan dari system saraf otaknya tapi utamanya dari niat,hasrat serta kehendak dalam jiwa nya
Bahan kajian ;
Sudah dijelaskan ; materi adalah entitas yang dikonstruks hukum fisika-bergerak berdasar hukum fisika
Apakah jiwa manusia bergerak berdasar hukum fisika ?
Manusia mengenal benar-salah,baik-buruk apakah karena tubuhnya dikonstruk oleh hukum biologis (hukum fisika-kimiawi dalam tubuh) atau karena ia memiliki akal dalam jiwa nya ?
.................
Artikel ke dua ;
BEDA KESADARAN RUHANI DENGAN KESADARAN BIOLOGIS
Penyusun dasar tubuh manusia itu materinya sama dengan benda benda mati lain.Tubuh kita juga terdiri dari atom atom yang didalamnya inti atom,proton neutron yang dikelilingi oleh elektron.
Artinya pada level kuantum tubuh kita sama dengan materi yang membentuk benda benda lain seperti batu,tanah atau tanaman dlsb
Tapi mengapa manusia bisa memiliki bentuk kesadaran yang tidak dimiliki oleh benda benda mati kalau manusia hanyalah kumpulan atom dan partikel subatomik sama dengan benda benda mati ? Ada apa dalam diri manusia dan makhluk hidup lain yang membedakan mereka dari benda benda mati di alam ?
Masalahnya dalam diri manusia ada dua bentuk kesadaran ; kesadaran jasmaniah atau kesadaran biologis dan kesadaran ruhaniah (kesadaran jiwa-pikiran). Mengapa satu disebut "kesadaran jasmaniah" dan satu disebut "kesadaran ruhaniah" ? Itu karena trigger nya berbeda,Kesadaran jasmaniah triggernya berasal dari mekanisme yang terjadi dalam tubuh biologis manusia.Sedang kesadaran ruhaniah otonom dari mekanisme biologis tubuh,orang memikirkan persoalan kebenaran atau kebaikan itu tak ada kaitannya dengan mekanisme biologis tubuh
Kesadaran jasmaniah semisal rasa lapar,capek secara fisik,ngantuk,ber birahi dlsb. tentu berkaitan dengan interaksi antar unsur material dalam tubuh yang melahirkan efek biologis.Kesadaran biologis tidak otonom dari mekanisme biologis tubuh
Nah persoalannya ; Apakah kesadaran ruhaniah seperti sadar diri,idealisme, keinginan akan kebahagiaan, keyakinan,filosofi, dlsb dibentuk oleh interaksi antar partikel elementer atau interaksi partikel sub atomik atau oleh non materi yang bernama jiwa ?
Bila kesadaran ruhaniah dibentuk oleh interaksi antar atom atom-partikel elementer maka yang kita sebut "kesadaran ruhaniah" full akan masuk ranah sains dan peralatan teknologi semisal mikroskop elektron mungkin akan digunakan untuk merekam atau mendeteksinya
Tapi bila mikroskop elektron kita gunakan untuk meneropong bagian tubuh manusia tertentu misal scan bagian otak maka kita tidak akan melihat bagaimana misal wujud pikiran yang sedang bergerak saat orang sedang bernalar memikirkan persoalan matematika.Juga bila mikroskop elektron itu kita arahkan ke bagian dada-bagian jatung serta hati maka kita tidak akan melihat bagaimana wujud material kebahagiaan atau cinta kasih sayang yang bersemayam dalam hati
Maka karena jiwa serta persoalan jiwa tak bisa sepenuhnya dikelola oleh sains (ilmu material) maka berdirilah disiplin keilmuan lain yang spesial mendalami persoalan kejiwaan seperti ilmu jiwa atau psikologi
Nah sekarang setelah ada disiplin ilmu neurosains dan manusia memiliki pengetahuan akan fungsi dari tiap bagan saraf dari system saraf secara keseluruhan maka apakah gerak pikiran telah dapat diketahui dengan mengetahui fungsi dari tiap bagan sarafnya ?
Ini seperti mengamati dengan mata semua bagian dari hardware komputer tapi kita tidak tahu data apa yang sedang berseliweran didalamnya,Atau seperti polisi yang mengamati semua ruas jalan tapi ia tidak akan tahu akan kemana arah tiap kendaraan yang ada didalamnya. Hardware maupun ruas jalan itu cuma infrastruktur pendukung yang bersifat fisik tapi bukan yang mengendalikan apa yang berseliweran didalamnya
Jadi walau system saraf dan fungsi dari tiap bagan saraf telah banyak diketahui tapi apa pikiran yang berseliweran didalamnya-kemana arah pikiran berjalan (yang menggunakan infrastruktur fisik saraf otak sebagai sarana) itu tidak akan diketahui bahkan oleh para neurosaintis paling profesor.Bahkan andai manusia memakai sarana teknologi semisal fMRI,EEG atau hingga BCI.Kualitas alat teknologi sebatas hanya bisa merekam sinyal elektrik dari adanya aktifitas otak tapi bukan membaca apa yang dipikirkan serta kemana gerak pikiran (karena ini terjadi dalam jiwa-hanya kesadaran kita yang bisa menangkap keberadaannya)
Maka disebut kesadaran ruhani atau kesadaran psikologis karena terjadi di dalam jiwa dan bukan di dalam tubuh yang didalamnya terjadi mekanisme biologis tubuh yang melibatkan partikel sub atomik-atom-molekul-sel
Maka cara terbaik untuk mengetahui apa yang ada dalam jiwa manusia bukan lagi menggunakan peralatan teknologi seperti EEG,BCI,fMRI atau mengamati fungsi tiap bagan dari system sarafnya (neurosains) tapi dengan metode kesadaran
Dengan metode kesadaran dan bukan dengan perangkat teknologi kita dapat membaca pikiran atau perasaan seseorang dari gestur wajah,gerak fisik atau kalimat yang ia ucapkan atau apa yang ia tulis
Maka untuk mengetahui serta memahami perbedaan antara kesadaran ruhani dengan kesadaran biologis secara konstruktif-tertata-terstruktur-analitis (sesuai prinsip ilmiah) maka diawal kita mesti faham dualisme jiwa raga atau memahami manusia sebagai makhluk yang terdiri dari materi dan non materi.Dengan faham dualisme jiwa raga anda akan faham otonomi jiwa-pikiran atas tubuh
Bila diawal sudah ingin menempatkan manusia sebagai full hanya terdiri dari materi dan apapun fenomena manusia dianggap full interaksi material seperti pandangan materialisme ilmiah saat ini maka yang akan terjadi adalah ; kita akan mendengar narasi penjelasan tentang manusia yang serba ganjil,irasional dan juga tidak realistis.Penjelasan akan mengatas namakan sains atau neurosain tapi akan nampak dipaksakan walau umumnya orang tidak memahaminya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H