Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Kesadaran Manusia Tidak Material

20 November 2024   21:36 Diperbarui: 21 November 2024   11:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kesadaran ruhaniah dibentuk oleh interaksi antar atom atom-partikel elementer maka yang kita sebut "kesadaran ruhaniah" full akan masuk ranah sains dan peralatan teknologi semisal mikroskop elektron mungkin akan digunakan untuk merekam atau mendeteksinya

Tapi bila mikroskop elektron kita gunakan untuk meneropong bagian tubuh manusia tertentu misal scan bagian otak maka kita tidak akan melihat bagaimana misal wujud pikiran yang sedang bergerak saat orang sedang bernalar memikirkan persoalan matematika.Juga bila mikroskop elektron itu kita arahkan ke bagian dada-bagian jatung serta hati maka kita tidak akan melihat bagaimana wujud material kebahagiaan atau cinta kasih sayang yang bersemayam dalam hati

Maka karena jiwa serta persoalan jiwa tak bisa sepenuhnya dikelola oleh sains (ilmu material) maka berdirilah disiplin keilmuan lain yang spesial mendalami persoalan kejiwaan seperti ilmu jiwa atau psikologi

Nah sekarang setelah ada disiplin ilmu neurosains dan manusia memiliki pengetahuan akan fungsi dari tiap bagan saraf dari system saraf secara keseluruhan maka apakah gerak pikiran telah dapat diketahui dengan mengetahui fungsi dari tiap bagan sarafnya ?

Ini seperti mengamati dengan mata semua bagian dari hardware komputer tapi kita tidak tahu data apa yang sedang berseliweran didalamnya,Atau seperti polisi yang mengamati semua ruas jalan tapi ia tidak akan tahu akan kemana arah tiap kendaraan yang ada didalamnya. Hardware maupun ruas jalan itu cuma infrastruktur pendukung yang bersifat fisik tapi bukan yang mengendalikan apa yang berseliweran didalamnya

Jadi walau system saraf dan fungsi dari tiap bagan saraf telah banyak diketahui tapi apa pikiran yang berseliweran didalamnya-kemana arah pikiran berjalan (yang menggunakan infrastruktur fisik saraf otak sebagai sarana) itu tidak akan diketahui bahkan oleh para neurosaintis paling profesor.Bahkan andai manusia memakai sarana teknologi semisal fMRI,EEG atau hingga BCI.Kualitas alat teknologi sebatas hanya bisa merekam sinyal elektrik dari adanya aktifitas otak tapi bukan membaca apa yang dipikirkan serta kemana gerak pikiran (karena ini terjadi dalam jiwa-hanya kesadaran kita yang bisa menangkap keberadaannya)

Maka disebut kesadaran ruhani atau kesadaran psikologis karena terjadi di dalam jiwa dan bukan di dalam tubuh yang didalamnya terjadi mekanisme biologis tubuh yang melibatkan partikel sub atomik-atom-molekul-sel

Maka cara terbaik untuk mengetahui apa yang ada dalam jiwa manusia bukan lagi menggunakan peralatan teknologi seperti EEG,BCI,fMRI atau mengamati fungsi tiap bagan dari system sarafnya (neurosains) tapi dengan metode kesadaran

Dengan metode kesadaran dan bukan dengan perangkat teknologi kita dapat membaca pikiran atau perasaan seseorang dari gestur wajah,gerak fisik atau kalimat yang ia ucapkan atau apa yang ia tulis

Maka untuk mengetahui serta memahami perbedaan antara kesadaran ruhani dengan kesadaran biologis secara konstruktif-tertata-terstruktur-analitis (sesuai prinsip ilmiah) maka diawal kita mesti faham dualisme jiwa raga atau memahami manusia sebagai makhluk yang terdiri dari materi dan non materi.Dengan faham dualisme jiwa raga anda akan faham otonomi jiwa-pikiran atas tubuh

Bila diawal sudah ingin menempatkan manusia sebagai full hanya terdiri dari materi dan apapun fenomena manusia dianggap full interaksi material seperti pandangan materialisme ilmiah saat ini maka yang akan terjadi adalah ; kita akan mendengar narasi penjelasan tentang manusia yang serba ganjil,irasional dan juga tidak realistis.Penjelasan akan mengatas namakan sains atau neurosain tapi akan nampak dipaksakan walau umumnya orang tidak memahaminya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun