Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Akal Independent dari Otak?

31 Oktober 2024   03:47 Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan itu yang selalu dibicarakan oleh agama wahyu.Kitab suci selalu menekankan penggunaan akal budi bukan menekankan penggunaan jaringan saraf.Manusia diperintah untuk menggunakan akal budinya dan bukan diperintah untuk menggunakan jaringan saraf.Bahkan manusia bakal diadili itu karena ia diberi akal dan resikonya akan dimintai pertangungjawaban atas pemakaiannya.Karena akal budi bila dipakai secara optimal dapat membuat manusia faham persoalan kebenaran walau tidak secara keseluruhan

Tapi kenapa materialist menolak keberadaan non fisik dalam diri manusia termasuk akal sebagai unsur non fisik ? Itu karena dasar materialisme adalah pengakuan bahwa realitas hanya dibentuk oleh substansi materi dan tak ada substansi lain selain materi.

Maka resiko jadi materialist itu dalam segala suatu hal termasuk ketika bicara manusia mereka selalu berupaya mencari dasar serta sandaran kepada penjelasan yang bersifat fisik-material dengan menjadikan unsur materi seolah sebagai sebab dasar dari beragam fenomena yang terjadi pada manusia

Termasuk ketika bicara soal kebenaran,kebaikan,moralitas,hakekat kehidupan,kebahagiaan sejati dlsb maka materialist akanmenganggap itu semua sebagai eksistensi adanya unsur saraf dalam diri manusia bukan eksistensi adanya sesuatu yang non fisik seperti akal budi

Lalu bila manusia bisa bicara kebenaran, kebaikan maka materialist akan menganggap itu proses kinerja saraf otak

Jadi bila ada orang bebal-tak mau tahu persoalan kebenaran,kebaikan,tak ber etika apalagi ber moral maka mungkin tinggal bawa ke ahli saraf terbaik,lalu katakan kepadanya ; "dokter,ini orang bebal sekali,tidak ber etika,tidak peduli benar atau salah,baik atau buruk tolong dibetulkan bagian sarafnya yang bermasalah"

Mungkin sang dokter saraf yang akan terbengong bengong,..mungkin ia berpikir tengah berhadapan dengan orang setengah gila (?)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun