Dan itu yang selalu dibicarakan oleh agama wahyu.Kitab suci selalu menekankan penggunaan akal budi bukan menekankan penggunaan jaringan saraf.Manusia diperintah untuk menggunakan akal budinya dan bukan diperintah untuk menggunakan jaringan saraf.Bahkan manusia bakal diadili itu karena ia diberi akal dan resikonya akan dimintai pertangungjawaban atas pemakaiannya.Karena akal budi bila dipakai secara optimal dapat membuat manusia faham persoalan kebenaran walau tidak secara keseluruhan
Tapi kenapa materialist menolak keberadaan non fisik dalam diri manusia termasuk akal sebagai unsur non fisik ? Itu karena dasar materialisme adalah pengakuan bahwa realitas hanya dibentuk oleh substansi materi dan tak ada substansi lain selain materi.
Maka resiko jadi materialist itu dalam segala suatu hal termasuk ketika bicara manusia mereka selalu berupaya mencari dasar serta sandaran kepada penjelasan yang bersifat fisik-material dengan menjadikan unsur materi seolah sebagai sebab dasar dari beragam fenomena yang terjadi pada manusia
Termasuk ketika bicara soal kebenaran,kebaikan,moralitas,hakekat kehidupan,kebahagiaan sejati dlsb maka materialist akanmenganggap itu semua sebagai eksistensi adanya unsur saraf dalam diri manusia bukan eksistensi adanya sesuatu yang non fisik seperti akal budi
Lalu bila manusia bisa bicara kebenaran, kebaikan maka materialist akan menganggap itu proses kinerja saraf otak
Jadi bila ada orang bebal-tak mau tahu persoalan kebenaran,kebaikan,tak ber etika apalagi ber moral maka mungkin tinggal bawa ke ahli saraf terbaik,lalu katakan kepadanya ; "dokter,ini orang bebal sekali,tidak ber etika,tidak peduli benar atau salah,baik atau buruk tolong dibetulkan bagian sarafnya yang bermasalah"
Mungkin sang dokter saraf yang akan terbengong bengong,..mungkin ia berpikir tengah berhadapan dengan orang setengah gila (?)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H