Artikel ke 5
MENDALAMI SESUATU YANG DI FRAME SEBAGAI "DOGMA"
Istilah "dogma" adalah sebuah frame yang dibuat oleh manusia dan bila mengacu pada definisi KBBI maka istilah tersebut biasa manusia pakai atau tujukan untuk mem frame misal kepercayaan tertentu, agama,ideologi,adat istiadat, mistisme, budaya,mazhab filsafat bahkan hingga teori sains tertentu yang belum terbukti secara empiris tapi oleh sebagian pihak dipercaya kebenarannya
Apa isi dari sesuatu yang manusia frame sebagai dogma ? Itu sebenarnya mesti kita analisa dulu secara seksama,Betulkah "mesti diterima sebagai kebenaran bahkan tanpa mesti dipikirkan secara mendalam" ? Atau manusia yang tak mau mendalaminya lalu memframe nya sebagai "mesti diterima bahkan tanpa harus dipikirkan" (?)
Kalau misal bercermin pada Tuhannya para nabi maka (silahkan baca kitabnya) Ia terang menyuruh manusia berpikir menggunakan akal budinya,termasuk dalam mendalami isi kitab,Bahkan ancaman keras buat yang tak mau menggunakan akal,Tapi ajarannya bisa sampai di frame sebagai "dogma" dan lalu dipertentangkan dengan prinsip ilmiah (?) .. Ini Tuhan yang salah atau manusia yang tidak mau mendalaminya ?
Terus memframe agama wahyu sebagai "tidak ilmiah" tapi acuan "ilmiah" yang ia pakai adalah pemahaman menurut prinsip -konsep-cara pandang empirisme, materialisme,positivisme (??) ..Tentu saja pasti bakal terjadi miskonsepsi-kesalah fahaman
Karena Tuhan menurunkan agama itu sebenarnya sekaligus dengan PANDUAN ILMU PENGETAHUAN untuk memahaminya. Kalau lalu agama dilihat, dinilai,diukur,dianalisa secara tunggal melulu selalu dengan menggunakan panduan keilmuan yang lain semisal panduan ilmu fisika-ilmu materi yang asasnya empirisme tentu saja yang akan terjadi adalah framing agama sebagai "dogma yang tidak ilmiah" karena seolah musti diterima walau tidak difahami
Bayangkan, meneropong,menganalisa, merumuskan agama tapi dengan pake standar acuan ilmu fisika-ilmu dunia material yang berbasis empirisme bagaimana bisa melahirkan pemahaman berdasar ilmu pengetahuan yang dimaksud kitab (?) ...
Ilmu pengetahuan yang menjadi pemandu agar manusia memahami kitab tentu BUKAN ILMU PENGETAHUAN BERBASIS PRINSIP EMPIRISME seperti yang dipake sebagai acuan dalam sains tapi ilmu pengetahuan berbasis metafisis karena kebenaran yang hendak diungkap agama bukan semata kebenaran empiris tapi utamanya kebenaran metafisis
Apasaja kebenaran metafisis yang mau diungkap agama wahyu ? Selain bentuk kebenaran yang memerlukan keterampilan akal budi berpikir sistematis (kebenaran berbasis akali-cara berpikir rasional) hal lebih lebih dalam lagi misal bicara apa itu makna serta hakikat terdalam dari segala suatu yang masalah seperti ini tentu tidak ada ditemukan dalam bahasan sains
Ibarat upaya memahami teknologi sebuah produk otomotif tapi buku panduan yang dipake adalah petunjuk penggunaan teknologi lain. Semua hal ada buku panduannya.Bahkan ideologi yang dibuat manusia pun ada buku panduannya terlepas orang mau menerima atau tidak,atau dipandang salah atau benar.Tapi buku panduan itulah pedoman untuk memahaminya