Sampai level tertentu akal bisa memahami persoalan ketuhanan-agama, itu benar.Kalau tak percaya silahkan buka buku buku agama termasuk buku buku ilmu teologi.Disana dihimpun beragam argument rasional masalah keagamaan termasuk ketuhanan dari berbagai pemikir di sepanjang zamanÂ
Tapi menganggap Tuhan full harus bisa di logika atau :di ilmiahkan" itu sama dengan melenyapkan sifat Tuhan sebagai maha gaib serta maha tak terbatas.Ciri maha gaib dan maha tak terbatas adalah TAK ADA ORANG YANG BISA MENGETAHUI TUHAN FULL SECARA 100 PERSEN
Nelayan pake alat penangkap ikan ketika mencari ikan dilaut,Nah apakah alat tsb dapat menangkap ikan keseluruhannya ? Tapi nelayan terima kenyataan tsb karena faham keterbatasan alat yang dimilikinya.Nah kalau akal tak bisa menjelaskan Tuhan-persoalan agama full 100 persen kita juga maklum karena akal terbatas
Jadi menganggap segala suatu dari Tuhan-agama harus full seutuhnya bisa di ilmiahkan dalam arti di rasionalkan atau direkonstruksi memakai cara berpikir akali = melenyapkan sifat Tuhan sebagai yang maha gaib
Jadi kalau ada yang bertanya ;
Apakah Tuhan-agama-akidah bisa di ilmiahkan ?
Jawabnya ; SAMPAI LEVEL TERTENTU BISA,dan itu ada buktinya.Tapi kalau menuntut full 100 persen harus bisa di ilmiahkan atau direkonstruksi secara akali maka itu akan melenyapkan sifat Tuhan  dan menganggap Tuhan seperti mesin buatan manusia yang 100 persen bisa diterangkan secara ilmiah mekanisme nya
Intinya bila ingin memahami persoalan ketuhanan-keagamaan sebelum bertanya "apakah bisa di ilmiahkan" maka sebaiknya bercermin dan introspeksi diri dulu bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas mana bisa kita full mengilmiahkan Tuhan secara 100 persen kecuali sebatas yang manusia bisa
...........
Artikel ke 2
REKONSTRUKSI PERDEBATAN M.N DENGAN G.GÂ
Perdebatan seperti ini sebenarnya bukan mempermasalahkan substansi agama sebagai kebenaran karena bukan terjadi antara teis vs ateis tapi BAGAIMANA CARA MEMAHAMI INTISARI AGAMA (SEPERTI AKIDAH) SECARA ILMIAH.Jadi perdebatan sebenarnya terjadi pada level teknis cara memahami.Tapi yang lalu menjadi persoalan substansial disini adalah pada konsep-alat yang dipakai untuk memahaminya tersebut
Inilah intisari perdebatan MN vs GG yang tengah viral di group debat