Lalu bagaimana mengelola obyek serta persoalan ilmu yang sudah berada diluar ruang lingkup pengalaman indera manusia semisal ketika manusia berhadapan dengan persoalan filosofis atau hal yang bersifat gaib ? Maka ketika berhadapan dengan persoalan seperti ini manusia tak bisa lagi menggunakan metode empiris, Maka metode yang dikedepankan salah satunya yang paling umum digunakan adalah metode rasional.Kalau metode empiris bertumpu pada fungsi dunia indera maka metode rasional mengekploitasi kemampuan logika akal dalam menyusun argumentasi
Metode empirik dan metode rasional disamping berbeda karakter penjelasannya juga berbeda dalam visi misi nya.Metode empirik bertujuan untuk mencari serta merumuskan bentuk kebenaran empirik sedang metode rasional mencari serta merumuskan bentuk kebenaran yang dapat difahami akal pikiran manusia
Apakah kaum sekuler-materialist mau menerima metode rasional sebagai metode ilmiah ? ..Tentu saja tidak,mereka hanya mau mengakui satu metode keilmuan yang formal di praktekkan dalam sains
Persoalan menjadi rumit ketika oleh sebagian prinsip serta metode empiris itu dipaksa dibawa masuk ke ranah metafisiks lalu ikut merecoki persoalan persoalan metafisika.Lalu karena tidak bisa paralel dengan prinsip ilmu versi materialist maka metafisika di framing sebagai "tidak ilmiah"-"bukan wilayah ilmu".Padahal bukan tidak ilmiah tapi suatu persoalan keilmuan mesti didekati dengan metode atau epistemologi yang tepat yang sesuai dengan obyek yang dibahas.Kalau obyeknya fisik-materi ya mesti memakai metode empirik tapi bila non fisik tentu yang mesti dipakai adalah metode yang sesuai
ALAT BERPIKIR-MENCARI ILMU-KEBENARAN
Konsep ilmu-kebenaran juga berkaitan dengan keberadaan peralatan berpikir yang ada pada diri manusia.Dan sarana berpikir dalam diri manusia bukan hanya indera tapi juga akal sampai kalbu-hati.Dalam dunia agama wahyu semua sarana berpikir tersebut mesti digunakan secara optimal.Maka konsep kebenaran dalam agama wahyu bukan hanya berkaitan dengan input inderawi tapi juga berkaitan dengan optimalisasi penggunaan akal budi serta kalbu-hati. Dalam agama wahyu bila ingin mengetahui kebenaran maka orang harus mengoptimalkan fungsi akal budi hingga hati nuraninya.Dan ini beda 180 derajat dengan pemahaman sekuler-materialist dimana unsur pengalaman inderawi jadi tumpuan dasar dalam memahami konsep ilmu serta kebenaran
TOTALITAS adalah prinsip agama wahyu,totalitas dalam penggunaan seluruh peralatan berpikir dan totalitas dalam menggumuli seluruh obyek ilmu pengetahuan yang ditemukan manusia baik fisik maupun metafisik.Artinya tidak parsialis-tidak hanya menggumuli satu bagan seperti dilakukan kaum materialist yang fokus nya hanya pada bagan fisik-material
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H