Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Obyektif bagi Saya, Subyektif bagi Anda

26 Agustus 2024   08:28 Diperbarui: 26 Agustus 2024   08:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ambil contoh ;
Ada beberapa orang dan beberapa hewan yang menyaksikan peristiwa tabrakan termasuk diantaranya ada orang gila,ia juga bisa melihatnya karena masih punya indera termasuk ayam dan kucing yang ada di TKP karena mereka juga punya indera

Artinya,bagi semuanya termasuk orang gila dan hewan peristiwa itu obyektif dalam arti karena teramati oleh semuanya

Tapi Apa yang menyebabkan peristiwa itu tabrakan atau mengapa bisa terjadi hanya orang waras yang bisa menjelaskannya, orang gila dan hewan tak bisa menjelaskan

Nah obyektifitas dalam peristiwa tsb mengerucut pada fihak tertentu yang masih punya akal untuk menganalisa mengapa tabrakan bisa terjadi dan bisa menilai fihak mana yang bersalah

Jadi bila makna obyektif diperluas pada pengertian "memahami" bukan sekedar "melihat" maka yang namanya obyektifitas tidak selalu ditangkap semua orang

Karena yang namanya obyek dalam kenyataan apakah cukup dilihat untuk disebut "benar" tentu tidak karena ia juga mesti difahami.Contoh ; manusia dan monyet sama sama melihat benda teknologi tapi fihak mana yang faham benda teknologi tersebut ? Ya hewan tidak akan memahaminya.Dan juga tidak semua manusia bisa memahami mekanisme sebuah benda teknologi

Bagi orang orang yang faham-memiliki ilmu tentang sesuatu maka sesuatu itu obyektif,tapi bagi orang orang yang tidak memiliki ilmunya bagaimana dapat menilai sesuatu itu obyektif ?

Jadi untuk menilai sesuatu sebagai "obyektif" (dalam artian dialami-difahami) maka manusia memerlukan alat,nah kalau alatnya tidak ada atau tidak dimiliki maka bagaimana sesuatu itu dapat dikategori obyektif ?

Artinya, obyektifitas itu bukan selalu tentang sesuatu yang dilihat mata telanjang semua orang,bukan selalu tentang semua yang juga dialami serta dirasakan semua orang.Tapi oleh fihak tertentu yang menangkap obyek tersebut dan fihak lain tidak atau belum tentu dapat menangkapnya

Nah orang orang yang tidak atau belum bisa menangkap atau memahami obyek tertentu sudah biasa menyebut sesuatu itu sebagai "subyektif",Tapi bagi orang orang yang telah bisa menangkap atau memahaminya bukankah sesuatu itu obyektif ?

Apakah makna obyektif harus selalu "umum,bisa ditangkap dan difahami semua orang" ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun