Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Obyektif bagi Saya, Subyektif bagi Anda

26 Agustus 2024   08:28 Diperbarui: 26 Agustus 2024   08:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OBYEKTIF BAGI SAYA SUBYEKTIF BAGI ANDA.OBYEKTIF BAGI KITA SUBYEKTIF BAGI KALIAN

Bila acuannya penangkapan manusia maka Istilah "obyektif" sering di maknai sebagai sesuatu yang dapat ditangkap serta difahami secara umum.Istilah tsb juga sering di paralelkan dengan konsep "kebenaran"."kebenaran itu harus obyektif" demikian sering kita dengar

Tapi kalau istilah obyektif kita kembalikan pada akar kata "obyek" atau acuannya "obyek"nya maka semua hal ternasuk yang tidak selalu ditangkap serta difahami umum itu bisa memiliki obyeknya tersendiri. Sains, filsafat,agama, psikologi,hukum,budaya sampai seni semua memiliki obyeknya tersendiri. Masalahnya; Apakah semua-umum menangkap,merasakan, mendalami serta memahami semuanya ?

Maka kalimat "obyektif bagi saya subyektif bagi anda" itu relevan bila saya menangkap,merasakan,mendalami,memahami tapi anda tidak"

...........

Apakah kebenaran itu mesti selalu tentang sesuatu yang harus terlebih dahulu dilabeli kategori "obyektif" ? Apakah semua yang dikategori subyektif pasti bukan kebenaran atau tidak ada kebenaran didalamnya ? Apakah subyektifitas tidak punya kaitan dengan kebenaran ?

Bagaimana kalau memerlukan pengalaman subyektif atau sang subyek terlebih dulu untuk menangkap dan memahami sesuatu sebagai kebenaran ?

Apakah suatu atau semua obyek pasti ditangkap dan difahami semua orang secara umum ? Bagaimana kalau obyek tersebut dapat ditangkap serta difahami hanya oleh fihak tertentu yang mengalami dan mendalami ?

Bagaimana misal persoalan metafisika atau agama bisa difahami tanpa didalami terlebih dahulu oleh sang subyek ? Apakah persoalan metafisika termasuk agama bisa ditangkap-dialami-difahami secara langsung oleh umum-semua orang bahkan tanpa didalami seperti semua orang melihat cahaya matahari atau bulan ?

Bukankah untuk melihat obyek alam secara.lebih luas saja orang harus pake teleskop hubble ? Terus bagaimana dengan yang tidak menggunakannya ? Bagaimana alam menurut pandangan yang pakai dan tidak pakai teleskop hubble ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun