Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Obyektif bagi Saya, Subyektif bagi Anda

26 Agustus 2024   08:28 Diperbarui: 26 Agustus 2024   08:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Cambridge.org

Bukankah untuk dapat memahami obyek metafisika orang perlu memakai alat (analoginya sama dengan teleskop) yang metode nya bukan dan tidak biasa digunakan dalam sains ? Terus bagaimana metafisika menurut orang yang mendalami pake alat dengan yang memandang metafisika tanpa menggunakan acuan alat metafisika ?

Jadi bila yang namanya obyek (dalam artian sebenarnya) itu adalah harus menurut yang menangkap dan memahaminya maka istilah "obyektif" pun harus menurut yang menangkap dan memahaminya.Maka percuma memaksakan istilah obyektif pada fihak yang tidak menangkap serta memahaminya.Bagi orang yang tidak menangkap serta tidak memahaminya sesuatu itu bisa merupakan hal subyektif

Sudah umum kalau Istilah "obyektif" sering dimaknai sebagai sesuatu yang bisa ditangkap serta difahami semua orang secara umum.Persoalannya adalah ; Bagaimana kalau tidak semua orang dapat melihat atau mengalami atau memahami obyeknya ?

Maka kalau harus kita kembalikan kepada substansi obyeknya-bukan kepada penangkapan manusianya,maka idealnya yang memahami obyektifitas dari sesuatu adalah hanya yang menangkap- merasakan-mendalami atau memahaminya dan bukan umum yang harus jadi acuan karena belum tentu semua orang mendalami sesuatu obyek tertentu

MARI KITA KEMBALI KE AKAR KATA YANG MENJADI DEFINISI DASAR

Persoalannya adalah ; Bagaimana kalau tidak semua orang melihat atau mengalami atau memahami obyeknya ?

Istilah "obyektif" atau "obyektifitas" akar katanya adalah "obyek"-sesuatu yang ditangkap oleh subyek,Nah persoalannya apakah obyek tersebut pasti bisa ditangkap oleh keseluruhan ? Bagaimana kalau yang bisa menangkapnya hanya sebagian ?

Bagi seseorang yang telah merasakan buah tertentu maka bagaimana rasa buah itu maka itu obyektif baginya tapi orang lain yang belum merasakan menganggap itu bukan obyektifitas karena mereka belum merasakan

Bagi seseorang yang menggunakan akalnya sesuatu itu obyektif dalam arti logika akalnya telah bisa memahami tapi bagi yang tidak menggunakan analisa akal ? Ya tetap akan dipandang "subyektif". Ilmu logika dalam filsafat misal bagi yang telah mendalami itu sesuatu yang obyektif dalam arti "sesuai dengan obyek akal sebagai alat berpikir yang cara berpikirnya sistematis".Tapi bagi yang cara berpikirnya melulu empiris ilmu logika saja dapat dikategori subyektif,terus filsafat atau metafisika itu dipandang hal subyektif karena bagi dia hal obyektif adalah hanya yang empiris

..............

Masih ada orang yang berpikir statis seolah kebenaran itu mesti obyektif dalam arti "bisa ditangkap dan difahami semua orang secara umim", bila tidak maka ia dikategori subyektif dan dipandang sebagai "bukan kebenaran" atau tidak berkaitan dengan kebenaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun