Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sejarah, Menurut Pelaku, dan Pihak Luar yang Menilai

24 Agustus 2024   18:38 Diperbarui: 27 Agustus 2024   07:20 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...............

Nah kita naik ke level komunitas misal suku bangsa sunda.Nah sejarah sunda itu pemiliknya orang sunda dan para penulis sejarahnya tentu harus orang sunda atau yang tahu dari dekat kehidupan orang sunda.Maka orang luar kalau mau tahu sejarah asli sunda ya komunikasinya jangan ke fihak lain yang bukan komunitas orang sunda atau misal yang tempatnya berjauhan dari daerah sunda

Demikian pula dengan sejarah Indonesia,sejarah india,sejarah Jepang dll maka para penulisnya biasanya ada dalam komunitas mereka sendiri. Komunitasnya yang lebih tahu

Sejarah indonesia asli adalah milik bangsa Indonesia sendiri dan bukan mesti mengacu pada penilaian fihak luar karena penilaian fihak luar dapat mendistorsi sejarah aslinya

.......................

Nah sekarang sejarah para nabi dan pengikutnya banyak dinilai negatif oleh orang orang tertentu dari luar, dianggap tidak ada bukti peninggalan empiri atau dianggap dongengan.Mana yang harus kita jadikan acuan,sejarah para nabi menurut tulisan orang orang terdekatnya atau menurut penilaian fihak luar yang tidak hidup bersama mereka ?

Sejarah para nabi awal bangsa Israel seperti nabi Musa sering dinilai dongengan oleh fihak luar karena dianggap kekurangan bukti artefak, Pertanyaannya ;
Lalu itu tulisan para penulis kitab mau dianggap apa ?
Apakah para nabi dan pengikutnya dulu mesti mengumpulkan banyak benda sebagai peninggalan untuk generasi mendatang sebagai bukti mereka pernah ada ? Apakah tulisan tidak cukup mewakili ?

Kalau sejarah nabi Musa dianggap dongeng lalu mengapa misal sejarah Isa al masih tidak dianggap dongeng apa hanya karena ikut di tulis sejarawan Romawi ? (Mengapa cenderung lebih mempercayai catatan diluar komunitas para nabi ?)

Kalau Isa al masih tidak dianggap dongeng lalu mengapa moyangnya yang terdahulu dianggap dongengan padahal ada benang merah urutan nasab didalam catatan al kitab.Aneh kalau hilir nya dianggap nyata tapi hulunya dianggap dongengan.Itulah sejarah kalau mengikuti persfective penilai dari luar,mereka menilai berdasar kacamata cara pandangnya.Apalagi bila ideologi penilai ikut campur maka sejarah pasti ikut terdistorsi

Artinya,pada prinsipnya kalau kita mau tahu sejarah para nabi ya nanyanya atau komunikasinya jangan pada fihak luar yang tidak hidup bersama mereka,Apalagi misal pada fihak orang yang tidak beragama karena mereka bisa memberi pandangan yang dipengaruhi ideologi nya

Sejarah asli para nabi itu ya ada pada mereka sendiri dan orang orang yang hidup disekitar mereka.Lalu bila fihak luar misal menilai negatif maka itu tidak bisa membatalkan apa yang telah tertulis karena yang tertulis adalah kesaksian orang orang yang hidup bersama atau diseputar mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun