Manusia tidak bisa diketahui hanya dengan mengetahui semua fungsi sarafnya atau apalagi dengan mesin teknologi atau alat kedokteran.Untuk memahami pikuran atau perasaan apa yang ada dalam diri seseorang mira tak bisa membawanya ke lab
Maka manusia adalah cermin untuk menguji sejauh mana sebenarnya kemampuan sains sebagai institusi ilmu pengetahuan yang digumuli manusia dalam mengamati hal yang tidak empiris- non material
Kalau terhadap diri manusia saja tidak bisa utuh maka apalagi saat berbicara soal Tuhan yang bukan entitas fisik-materi. Aneh kalau misal persoalan ketuhanan maunya full pake prinsip serta metode saintifik
Terus ada yang vonis ruh tidak ada dengan memakai acuan sains,Lha kapan sains bisa menangkap secara utuh hal abstrak yang ada dalam diri manusia,Jangankan masuk ke dimensi ruh masuk ke dimensi pikiran atau akal atau perasaan saja tidak bisa,paling sebatas menangkap sinyal (?)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H