Jadi sebagus apapun narasi kalimat yang dibangun untuk menjelaskan kesadaran maka verifikator terbaik-paling valid adalah diri kita masing masing-bukan fihak luar dari diri kita,karena kita lah pemilik kesadaran
Baik memang untuk menggali ilmu perihal kesadaran tapi ingat bahwa apapun yang berupaya dilukiskan via kalimat maka kesadaranmu itu sendiri akan selalu lebih dalam dan lebih luas dari apa yang berupaya untuk dilukiskan via kalimat se ilmiah apapun
Jadi keliru kalau misal mengandalkan penjelasan terhadap apa itu kesadaran melulu pada penjelasan saintifik dan berharap penjelasan yang valid dan terukur karena jelas sains tidak pernah bisa menggapai apa itu ruang kesadaran. Ruang kesadaran terlalu dalam dan kompleks-rumit untuk digapai semua-seara keseluruhannya oleh sains.Intinya,soal kesadaran sains hanya bisa mengintip dari luar-tak akan bisa masuk ke kedalaman kesadaran ruhaniah.Maka kesadaran ruhaniah suatu yang sudah diluar ranah sains fisika-material dan lebih ideal masuk ranah metafisika
Bahkan ketika terbentuk neurosains sekalipun maka dunia kesadaran tetaplah banyak yang mysteri bagi neurosains, mengapa ? ..
Karena kesadaran bukan sekedar perihal fungsi organ saraf-neuron yang didalami oleh neurosains.Kesadaran yang sesungguhnya (psikologis-ruhaniah) berada dibalik seluruh saraf yang dimiliki manusia karena neuron sekedar sarana nya-bukan sumber kesadaran (psikoogis-ruhaniah).Neuron berfungsi sebagai transmitter bagi kesadaran ruhaniah atau ibarat kabel listrik transmitter bagi arus listrik tapi sumber listrik bukan berasal dari kabel
Sumber kesadaran biologis bisa saja kita menyebutnya saraf-neuron tapi kan yang namanya kesadaran itu bukan cuma biologis tapi juga kesadaran ruhani seperti kesadaran akali bahwa sesuatu itu benar atau salah,kesadaran nurani bahwa sesuatu itu baik atau buruk,kesadaran emotif bahwa kita mencintai seseorang itu bukan sekedar fungsi neuron karena yang membentuknya bukan neuron tapi sesuatu yang diluar saraf seperti unsur akal.
Jadi bukan saraf yang membuat seseorang faham bahwa sesuatu itu benar atau salah tapi akal yang sudah diluar unsur saraf
Jadi betapapun neurosains berupaya mengutak atik atau bicara atau menjelaskan soal kesadaran maka yang namanya kesadaran akan selalu berada meleber keluar dari wilayah neuron,utamanya ketika bicara kesadaran ruhaniah
Setiap orang punya otak tapi tidak semua ber akal budi atau menggunakan akal budi dalam berpikir itu sudah menunjukkan bahwa antara saraf dengan akal sudah merupakan dua substansi berbeda,satu materi dan satu non materi
Lalu mengapa materialist ngotot menolak keberadaan non materi dan menganggap semua produk materi otak ? Apakah seluruh penjelasan tentang kesadaran bisa direduksi pada penjelasan material,neurosaintis,saintifik ? ... ini lebih merupakan ilusi materialisme ilmiah
Mengapa sains tidak bisa menggapainya secara utuh-menyeluruh sebagaimana pengamatan atas benda-materi ?