Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metode Falsifikasi dan Revolusi Cara Pandang Sains

5 Juli 2024   17:22 Diperbarui: 5 Juli 2024   17:23 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : lughotuna.id

Jadi munculnya metode Popper ini sebenarnya lebih untuk menyikapi obyek obyek tersembunyi yang digumuli oleh sains yang pembuktian empiris langsungnya sulit atau bahkan tak bisa dilakukan sehingga sulit diketahui apakah teori tersebut benar atau salah bila dilihat menurut bingkai prinsip empirisme

Tapi konsep Popper ini jangan lantas dijadikan alasan untuk mengukuhkan kepercayaan terhadap suatu teori bahwa karena suatu teori dianggap belum ada yang bisa memfalsifikasi penjelasan teoritisnya secara tertata maka teori tersebut seolah harus dianggap benar secara hakiki-mutlak tapi  mungkin bisa dianggap "kebenaran sementara" yang suatu saat dapat berubah bila telah dapat di falsifikasi

Atau dengan kata lain adanya metode baru yang dianggap revolusioner seperti yang diungkap Popper menunjukkan bahwa sains bukan saja berhadapan dengan obyek yang serba mudah untuk dibuktikan secara empiris tapi juga dengan obyek yang mustahil dibuktikan secara empirik

Popper meletakkan dasar epistemologi ilmu yang disebutnya "rasionalisme kritis" yang merupakan salah satu model epistemologi yang menggabungkan antara akal dan pengalaman.Bandingkan dengan prinsip empirisme yang landasan dasarnya unsur pengalaman (inderawi) maka rasionalisme melibatkan bukan hanya pengalaman indera tapi operasi akal manusia.Ini menunjukkan bahwa sains tak bisa berpatokan secara statis semata pada pembuktian empiris ala kaum empiris-positivis karena sains berhadapan dengan obyek sangat kompleks dimana prinsip empirisme dan induktivisme sudah harus ditanggalkan

Sikap kritis terhadap teori dan (anggapan-simpulan) kebenaran merupakan ciri utama dari rasionalisme kritis ala Popper.Maka setiap hipotesis dan teori apapun dapat diuji kembali kebenarannya, dibuktikan kesalahannya dan ditolak atau dirubah menjadi teori baru

Penolakan terhadap suatu teori dilakukan jika ditemukan suatu hal yang kontradiktif, maka timbul penilaian bahwa teori tsb tidak memiliki nilai kebenaran yang bersifat mutlak.Maka ini akan menimbulkan dinamika bahwa ilmu pengetahuan dapat terus dikembangkan karena teori dan kebenaran (sementara) yang ditemukan harus selalu diperbaiki

Artinya secara prinsipiil Popper sebagai filsuf ilmu pengetahuan meletakkan pemahaman dasar bahwa sains tidak selalu menemukan atau mengkonsep kebenaran yang bersifat mutlak sebagaimana gagasan klasik tentang "kebenaran empiris".Dibalik hal hal yang telah diketahui kebenarannya secara empiris sains berhadapan dengan banyak hal-obyek-persoalan yang kebenaran empirisnya belum atau bahkan tidak bisa diketahui sehingga memerlukan metode baru untuk menyikapinya

Silahkan koreksi dan tanggapannya ..Dan gunakan cara komunikasi yang santun ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun