Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berpikir Itu Memakai Otak atau Pikiran?

9 Juni 2020   08:18 Diperbarui: 9 Juni 2020   11:34 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian ketika seseorang mengalami koma atau mati suri misal,maka fikirannya dapat melayang kesana kemari-mengalami ini dan itu,dan hal itu terjadi karena fikiran dibawa oleh kesadaran ruh nya, sehingga ketika ia siuman dan kesadaran motorisnya pulih kembali maka ia dapat mengingat pengalaman abstrak ketika tengah koma atau mati suri itu

Demikian pula ketika seseorang dinyatakan meninggal dunia maka fikiran fikirannya akan ikut kedalam ruhnya dan bukan ikut mati bersama jasmaninya

Sehingga di alam kuburnya fikiran manusia masih tetap hidup karena ia hidup dalam ruh dan dapat mengingat seluruh memori ketika hidup di alam dunia termasuk mengingat dosa dan kesalahannya dan itulah yang lalu membuatnya tersiksa secara batiniah

Itu adalah penjelasan sang pencipta dalam kitab suci tentang siklus kehidupan manusia mulai dari dunia hingga menuju kehidupannya di akherat, bisa disebut juga sebagai grand design Tuhan atas manusia

Pandangan kaum materialist

Nah bagaimana dengan pandangan kaum materialist yang tidak percaya adanya ruh dalam diri manusia dan otomatis tidak percaya bahwa fikiran adalah instrument ruh atau suatu yang bersumber dari  dan hidup dalam ruh

Maka materialisme ilmiah berupaya memposisikan fikiran tidak sebagai element ruh tapi sebagai bagian dari jasmani alias sebagai 'materi' ini juga adalah konsekuensi atas penolakan mereka terhadap keberadaan ruh dibalik jasad

Dan menjadikan otak sebagai sumber asal fikiran dan dan satu satunya alat berfikir sehingga ketika manusia mati dan otakpun mati maka mati pula lah fikiran manusia-tak ada keabadian dalsm pandangan kaum materialist tentunya tapi ini tentu sekedar teori manusia bukan grand design Tuhan

Ada hal menggelitik yang dipertanyakan kaum beragama khususnya ketika materialist menyatakan bahwa fikiran adalah instrument jasmani sebagaimana misal sel sel tubuh halus lainnya.pertanyaannya adalah ; bila fikiran adalah bagan atau partikular atau instrument dari jasmani maka mungkin sebagaimana darah sebagai instrument jasmani  itu bisa di cuci oleh mesin medis maka apakah fikiran juga bisa dicuci oleh mesin medis agar menjadi bersih misal ?

Atau bila pergerakan sel sel tubuh dapat dipantau atau dideteksi oleh mesin tekhnologi medis maka apakah jalan fikiran manusia juga bisa diperlakukan serupa ?

Itu adalah pertanyaan pertanyaan yang tentunya menjadi beban bagi kaum materialist untuk bisa menjawabnya

Karena ketika materialist memposisikan realitas hanya satu dimensi sebagai 'materi' maka beragam fenomena termasuk fenomena ruhaniah seperti 'berfikir' mau tak mau harus dijelaskan dengan menggunakan metode dan terminologi materialistik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun