Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Peta Pertarungan Theis dan Atheis di Wilayah Logika

13 November 2019   18:57 Diperbarui: 14 November 2019   04:36 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : www.reddit.com

Kita melihat dalam filsafat sendiri ada dua arus besar-dua kutub antara failosof yang tidak bisa lepas dari prinsip empirisme-prinsip berlogika yang mutlak berpijak pada keharusan berdasar bukti empirik langsung.termasuk kedalam kubu ini adalah Immanuel kant yang menolak seperangkat bukti logis keberadaan Tuhan yang diajukan para failosof klasik karena dianggap tidak berpijak pada bukti berdasar pengalaman empirik.

Jadi di dunia filsafat itu banyak failosof yang mencoba bermain di dunia metafisik,berupaya menggapai hal hal yang diluar pengalaman dunia inderawi tapi kalau dasar pandangan mereka materialistik ya tetep akan balik lagi dan balik lagi menjadi materialist.

Sehingga dari dunia filsafat itu ada dua arus, yang mengarah menjadi teis dan yang mengarah menjadi atheis.yang mengarah menjadi atheis adalah failosof yang pada dasarnya berpandangan materialist-yang tak bisa melepaskan diri dari prinsip empirisme-prinsip ketergantungan secara mutlak pada bukti empirik langsung.

Dan puncaknya terjadi di ranah filsafat kontemporer,disini proposisi proposisi metafisik yang dibuat para failosof klasik didekonstruksi untuk lalu secara resmi ditolak, sebuah usaha yang mirip dengan yang dilakukan oleh Kant hanya mungkin lebih ekstrim dan lebih mengakar, sehingga filsafat kontemporer menjadi simbol kemenangan tersendiri bagi kaum materialist karena disini kebergantungan pada sains sebagai patokan dalam bermain logika seolah sudah divalidasi.

Dan sudah biasa kita lihat dalam perdebatan atheis dengan teis maka atheis sudah terbiasa memvonis dalil theis sebagai suatu yang tidak berdasar nalar, tidak logis, karena mereka meng acu kannya pada prinsip sains yang adalah berdasar prinsip empirisme.

Nah disini-dalam hal ini saja sudah terjadi ambiguitas , kekacauan dalam memahami serta membedakan apa itu prinsip rasionalisme dan apa itu prinsip empirisme.karena rasionalisme murni adalah suatu konsep metafisis yang tidak bergantung secara mutlak pada bukti empirik langsung. 

Karena konsep rasionalisme diadakan dengan tujuan dasar untuk memahami seluruh persoalan fisik-metafisik yang berkaitan dengan pemahaman akali dan bukan untuk menghadirkan serangkaian bukti empirik

Tapi atheis materialist sering tak bisa membedakan antara prinsip empirisme dengan prinsip rasionalisme, buktinya ketika mereka dibawa bermain di wilayah rasional oleh kaum theis mereka tak bisa melepas ketergantungan mutlak pada bukti empirik langsung

Yang lebih absurd adalah ketika atheis mencoba berpijak pada deskripsi yang terdapat dalam buku buku semisal yang ditulis Steven hawking atau Richard dawkins sebagai landasan yang memperkuat kepercayaan mereka.mereka berpandangan atau memparalelkan deskripsi yang ada dalam buku buku itu sebagai 'pandangan sains' padahal aebenarnya belum tentu,bisa jadi sebenarnya hanya pandangan metafisis atau filosofi pribadi Hawkins atau Dawkins yang substansinya sudah bukan lagi sains karena sudah masuk membicarakan hal metafisis yang sudah berada di luar ranah sains.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun