Kita melihat dalam filsafat sendiri ada dua arus besar-dua kutub antara failosof yang tidak bisa lepas dari prinsip empirisme-prinsip berlogika yang mutlak berpijak pada keharusan berdasar bukti empirik langsung.termasuk kedalam kubu ini adalah Immanuel kant yang menolak seperangkat bukti logis keberadaan Tuhan yang diajukan para failosof klasik karena dianggap tidak berpijak pada bukti berdasar pengalaman empirik.
Jadi di dunia filsafat itu banyak failosof yang mencoba bermain di dunia metafisik,berupaya menggapai hal hal yang diluar pengalaman dunia inderawi tapi kalau dasar pandangan mereka materialistik ya tetep akan balik lagi dan balik lagi menjadi materialist.
Sehingga dari dunia filsafat itu ada dua arus, yang mengarah menjadi teis dan yang mengarah menjadi atheis.yang mengarah menjadi atheis adalah failosof yang pada dasarnya berpandangan materialist-yang tak bisa melepaskan diri dari prinsip empirisme-prinsip ketergantungan secara mutlak pada bukti empirik langsung.
Dan puncaknya terjadi di ranah filsafat kontemporer,disini proposisi proposisi metafisik yang dibuat para failosof klasik didekonstruksi untuk lalu secara resmi ditolak, sebuah usaha yang mirip dengan yang dilakukan oleh Kant hanya mungkin lebih ekstrim dan lebih mengakar, sehingga filsafat kontemporer menjadi simbol kemenangan tersendiri bagi kaum materialist karena disini kebergantungan pada sains sebagai patokan dalam bermain logika seolah sudah divalidasi.
Dan sudah biasa kita lihat dalam perdebatan atheis dengan teis maka atheis sudah terbiasa memvonis dalil theis sebagai suatu yang tidak berdasar nalar, tidak logis, karena mereka meng acu kannya pada prinsip sains yang adalah berdasar prinsip empirisme.
Nah disini-dalam hal ini saja sudah terjadi ambiguitas , kekacauan dalam memahami serta membedakan apa itu prinsip rasionalisme dan apa itu prinsip empirisme.karena rasionalisme murni adalah suatu konsep metafisis yang tidak bergantung secara mutlak pada bukti empirik langsung.Â
Karena konsep rasionalisme diadakan dengan tujuan dasar untuk memahami seluruh persoalan fisik-metafisik yang berkaitan dengan pemahaman akali dan bukan untuk menghadirkan serangkaian bukti empirik
Tapi atheis materialist sering tak bisa membedakan antara prinsip empirisme dengan prinsip rasionalisme, buktinya ketika mereka dibawa bermain di wilayah rasional oleh kaum theis mereka tak bisa melepas ketergantungan mutlak pada bukti empirik langsung
Yang lebih absurd adalah ketika atheis mencoba berpijak pada deskripsi yang terdapat dalam buku buku semisal yang ditulis Steven hawking atau Richard dawkins sebagai landasan yang memperkuat kepercayaan mereka.mereka berpandangan atau memparalelkan deskripsi yang ada dalam buku buku itu sebagai 'pandangan sains' padahal aebenarnya belum tentu,bisa jadi sebenarnya hanya pandangan metafisis atau filosofi pribadi Hawkins atau Dawkins yang substansinya sudah bukan lagi sains karena sudah masuk membicarakan hal metafisis yang sudah berada di luar ranah sains.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H