Kalau saya pribadi cenderung tidak ingin melekatkan diri dengan label islam yang bagaimanapun karena lebih ingin berposisi sebagai pencari kebenaran murni dalam arti murni mengikuti gerakan hati secara alami-tidak mengikuti pola yang direkayasa dari luar.
Apakah para intelektual muslim bermetamorfosis menjadi kaum post islamis dalam menyikapi perkembangan dunia saat ini? belum tentu sebenarnya, sebab bagi sebagian mungkin itu istilah asing atau  bahkan tidak mempermasalahkan keberadaannya sama sekali karena dianggap hanya sekedar wacana atau bagi sebagian.
Mungkin mereka lebih terlarut dalam pencarian pencarian pribadi dan tidak mau melekatkan diri dengan label atau ide atau gagasan apapun dan lebih suka secara alami mengikuti petunjuk Tuhan, mengikuti intuisi intuisi alamiah tanpa didesain pihak luar.
Sebuah kecenderungan pribadi yang persis saya rasakan, keinginan untuk murni, alami, bebas label mazhab dan sebagainya serta bebas desain-rekayasa pihak luar walau bukan berarti anti sosial serta tak peduli sesama kaum beriman tentunya tetapi itu hanya prinsip dasar dalam mencari serta menyikapi kebenaran.
Dengan kata lain dalam menghadapi serta menyikapi aktualitas ke saat ini dengan beragam problematikanya saya lebih memilih mengikuti intuisi alami.
Petunjuk Tuhan istilah atau bahasa agama nya dan tidak ingin melekatkan jiwa-pikiran kepada desain rekayasa pemikiran tertentu ciptaan manusia apakah post mo-post islamis-islamlib-mazhab A-Z atau aliran tertentu dalam filsafat.
Dengan kata lain saya tidak menyukai indoktrinasi dari luar kecuali itu bersesuaian dengan suara hati tentunya dan itupula sikap pribadi saya terhadap keberadaan post islamisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H