Ketiga,manusia tak bisa menentukan apa yang akan terjadi di hari esok
Hari ini bisa saja seorang wanita memproklamirkan 'saya bahagia dengan pilihan saya melajang' tetapi apa yang akan terjadi padanya di hari esok kita sama sekali tidak akab pernah tahu. Jangankan sekedar filisofi 'melajang' bahkan yang namanya keyakinan-kepercayaan sekalipun itu bisa berubah tanpa seseorang dapat menduga atau merekayasanya.Â
Seorang yang dahulu tidak beriman karena mengalami suatu peristiwa tertentu bisa berubah menjadi seorang beriman,demikian pula seorang yang hari ini mengklaim beriman karena suatu hal esok bisa berbalik menjadi tak beriman.
Itulah hari ini seorang wanita merasa bahagia dengan pilihannya hidup melajang tapi suatu saat ia bisa mengalami suatu peristiwa-keadaan yang membuat seorang yang melajang berbalik misal menyesali pilihan hidupnya dulu.ambil contoh yang dapat saya bayangkan; andai suatu saat seorang yang melajang jatuh sakit parah atau menjadi tua dengan fisik yang lemah,saat saat dimana seseorang membutuhkan sentuhan orang orang terdekat yang mengasihi dan mencintai.Â
Di saat saat rentan seperti itu ego kita-ke aku an kita yang dibingkai oleh filosofi high class sekalipun mau tak mau harus kita pinggirkan.atau bayangkan beragam suasana lain dimana seseorang tak berdaya dan sangat membutuhkan pertolongan orang lain.orang yang kita kasihi yang kita bela mati matian saat kita memiliki kekuatan maka mereka itulah yang akan menunjukkan ketulusannya menolong saat kita tak berdaya.Â
Sebab itu saat kita masih berdaya menabunglah bagi kehidupan kita kelak dengan mengasihi orang orang terdekat dan bagi seorang wanita orang terdekat yang dapat memberi cinta kasih sayang secara maksimal adalah suami dan anak anak karena yang namanya saudara atau bahkan anak angkat sekalipun itu apa yang bisa mereka berikan pasti terbatas-mungkin hanya sekedar yang bisa-bukan dengan spirit mencintai yang mendalam. karena saat tak berdaya kita bukan saja membutuhlan bantuan fisik tetapi yang lebih dari itu adalah cinta kasih sayang-dorongan batiniah
Single at heart hari ini mengklaim kesendirian sebagai suatu yang melegakan tetapi yakin itu bukanlah sebuah 'kebenaran mutlak' apalagi hakiki karena ruang-waktu-situasi-kondisi senantiasa berubah dan apa yang hari ini kita klaim pun sangat mungkin dapat ber ubahÂ
Ke empat,kesenangan dan kebahagiaan itu berbeda
Bila seorang wanita  memamerkan 'kebahagiaan' nya kepada publik karena pilihan melajangnya itu misal; bisa menyetir mobil sambil menyanyi atau belanja di mall sambil menari nari maka ketahuilah bahwa menurut ahli jiwa itu hanya sejenis kesenangan dan bukan berarti sebuah kebahagiaan.sebab yang namanya kebahagiaan itu tersembunyi di kedalaman dan tidak selalu bisa nampak ke permukaan.bahagia itu letaknya dalam batin-nurani, sedang kesenangan hidup di wilayah hati bagian luar-rasa nafsu-unsur emotif
Sebab itu bertanyalah dengan jujur pada diri sendiri dengan pilihan melajang itu; Â apakah yang di rasakan itu hanya sekedar kesenangan sesaat atau betul betul sebuah kebahagiaan hakiki ? Dan jangan pula mem vonis misal bahwa rumah tangga yang sering dilanda kemelut-masalah itu pasti tidak bahagia (dan karena alasan itu maka memilih melajang) sebab betapapun sebuah rumah tangga sering dilanda kemelut tetapi apabila dasarnya mereka masih saling mencintai maka itulah landasan dasar kebahagiaan mereka.Â
Kadang kemelut itu makin memperkuat ikatan tali batin antar mereka dan mereka merasakan madu nya rumah tangga setelah terlebih dahulu merasakan kepahitan bersama.jadi kita tak bisa mem vonis orang yang bermasalah setelah berumah tangga itu pasti tidak bahagia karena jalan untuk menggapai kebahagiaan hakiki-sejati itu tidak selalu mudah,kadang harus digapai dengan perjuangan berat.tak cukup bisa berbahagia hanya berbekal materi semata misal walau seabreg abreg.kalau kesenangan memang bisa dibeli oleh materi tetapi kalau kebahagiaan mustahil bisa.dan sekali lagi; beda dengan kesenangan yang dapat nampak ke permukaan,yang namanya bahagia itu teramat sangat abstrak