Mohon tunggu...
Unnu Hartomo
Unnu Hartomo Mohon Tunggu... Wiraswasta bidang engineering -

Design engineer with mechanical engineering background.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tipe Manakah Bangsa Indonesia, Pelopor atau Pengekor Teknologi?

28 Maret 2018   10:39 Diperbarui: 29 Maret 2018   08:18 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi merupakan sesuatu alat, proses atau system, kebanyakan bidang teknik yang sangat dibutuhkan manusia modern di berbagai bidang kehidupan , tanpa campur tangan teknologi kehidupan kita sebagai manusia akan sangat sulit dan akan terjadi kekacauan di mana-mana. Semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka akan semakin meningkat pula masalah dan kebutuhan akan teknologi untuk membantu mengatur dan mempermudah kehidupan manusia. Sekarang ini teknologi sudah menjadi kebutuhan penting di berbagai bidang. Contohnya tanpa system yang terkomputerisasi atau secara manual, maka akan sulit mendokumentasikan data kependudukan seluruh rakyat Indonesia.

Teknologi merupakan suatu inovasi yang dihasilkan untuk membantu dan memudahkan kehidupan manusia, melalui suatu  observasi, inovasi dan riset/analisa serta perbaikan yang berkelanjutan sesuai kebutuhan di berbagai bidang. 

Keterbatasan-keterbatasan manusia di segala bidang diatasi dengan bantuan teknologi ini, contohnya seperti pesawat terbang yang memungkinkan manusia bisa terbang, satelit  sebagai alat komunikasi antar benua dan sebagainya. Innovator atau pelopor teknologi inilah yang merupakan pemegang kekuasaan dari teknologi tersebut, karena mereka pasti paling paham teknologi yang dihasilkannya. Para innovator atau bisa dikatakan penemu teknologi akan dapat mengembangkan dengan bebas teknologi temuannya menjadi lebih sempurna atau bahkan sebagai cikal bakal ditemukan teknologi baru lainnya dari teknologi induk yang dihasilkan.

Teknologi pun dapat menentukan tingkat kualitas perekonomian suatu negara. Ada negara yang kaya raya akan sumber alam, tapi kurang menguasai teknologi, maka akan sulit mengolah kekayaan alamnya tersebut. Sedangkan ada negara yang minim atau sangat kurang kekayaan alamnya, tetapi sangat menguasai teknologi, maka akan semakin makmurlah perekonomian negara tersebut, karena teknologi yang dihasilkan akan dapat memiliki nilai jual yang tinggi.

Untuk dapat menciptakan iklim investasi di bidang teknologi maka pemerintahan suatu negara harus sangat jeli dalam menelurkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan peraturan hukum yang mendukung percepataan proses realisasi suatu produk teknologi. Terutama dari segi regulasi maupun aturan hukum yang melindungi pelaku teknologi tersebut. 

Pemerintah suatu negara harus mempunyai visi dan misi jangka panjang, agar suatu teknologi tidak hanya dijadikan sapi perah penghasil devisa negara, namun juga membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkembangnya berbagai teknologi di negara tersebut. Visi dan misi jangka panjang ini tidak hanya memandang dari segi ekonomi semata, tetapi dari segi penguasaan teknologi dan pengembangan kemampuan innovator-inovator teknologi atau sumber daya manusia/SDM-nya.

Beberapa tipe pelaku atau produsen teknologi adalah sebagai berikut:

Pelopor Teknologi    

Pelopor teknologi adalah yang terbaik dan berada pada level teratas. Jika suatu negara mempunyai banyak innovator teknologi dan produk teknologi unggulannya dipakai masyarakat luas, baik secara regional atau bahkan mendunia, maka dapat dikatakan negara tersebut adalah tipe pelopor teknologi. Contohnya: Negara Jerman, USA, Jepang dan sebagainya. 

Umumnya negara pelopor teknologi ini mempunyai banyak penemu teknologi dan kemudian temuannya dijadikan produk unggul yang bernilai jual tinggi. Selanjutnya dari berbagai teknologi yang dihasilkan dapat memberikan devisa negara yang berlimpah. Negara pelopor teknologi ini bisa mencapai taraf swasembada teknologi, biasanya karena pemerintahannya yang mempunyai visi dan misi jangka panjang yang sangat mumpuni, serta kebijaksanaan yang mendukung perkembangan teknologi;

Pengekor Teknologi

Pengekor teknologi berada di level pertengahan, yaitu hanya menjual atau memproduksi suatu produk teknologi dari luar negeri dengan suatu lisensi, bisa menjadi baik ataupun menjadi buruk tergantung proses yang dijalani. Menjadi baik bila berubah menjadi pelopor teknologi (level teratas) dan menjadi buruk bila hanya menjadi penjiplak/peniru/pencuri teknologi yang ada tanpa lisensi dan tidak ada usaha untuk mengembangkannya (level terendah). 

Pengekor teknologi ini biasanya hanya bertujuan mencari profit bisnis  semata, yaitu menjual produk asing untuk pasar dalam negeri atau bahkan di export ke negara lain. Produk asing ini hanya mengalami polesan semata, yaitu hanya tempat produksi/manufaktur yang pindah ke dalam negeri dan komponen-komponen dasar yang diproduksi secara lokal (dengan teknologinya pun dari luar negeri). Teknologi produk tersebut tetap dikuasai asing dan kita bangsa Indonesia tidak punya keleluasaan untuk mengatur atau mengembangkan teknologi tersebut sesuai keinginan dan kreatifitas kita, pihak dalam negeri. 

Namun  jika pihak dalam negeri yang terlibat berani mencuri atau mengembangkan teknologi tersebut lebih lanjut, maka pengekor teknologi ini akan dapat berubah menjadi pelopor teknologi. Namun di Indonesia hal ini adalah sesuatu yang hampir dikatakan mustahil, walaupun  ada juga yang berani melakukannya, karena kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang lebih suka berada di posisi "zona nyaman", daripada harus  bersusah payah mengadakan/merekayasa sesuatu yang belum ada, lebih mudah menjual sesuatu yang sudah ada dan dengan profit menjanjikan yang sudah di depan mata;

Bagaimana mengubah Negara Indonesia menjadi Negara Pelopor Teknologi?

Untuk menjadi negara pelopor teknologi, maka bangsa Indonesia harus punya visi dan misi jangka panjang yang jelas, yaitu dengan menetapkan target jangka pendek dan panjang, untuk bisa mengembangkan teknologi di bidang-bidang yang diinginkan, sehingga jelas dan terarah proses menuju ke target yang telah ditetapkan tersebut. SDM, fasilitas dan sumber daya alam bangsa Indonesia bisa dikatakan sangat lengkap, hanya membutuhkan manager pelaksana yang baik sehingga semua potensi yang ada bisa saling bersinergi.

Di awal kita bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa pengekor teknologi dahulu, yaitu dengan menjual produk-produk  teknologi dari negara lain yang lebih maju atau menjadi makelar produk teknologi tersebut. Produk-produk teknologi negara lain tersebut bisa kita jual secara langsung ataupun dengan memproduksinya di dalam negeri dengan lisensi mereka ataupun langsung di bawah bendera perusahan bersangkutan.

Namun tetap harus mempunyai visi dan misi jangka panjang, yaitu tetap punya tekat untuk mempelajari atau bahkan mencuri teknologi dari luar negeri tersebut untuk kemudian mengembangkan menjadi suatu terobosan atau perbaikan-perbaikan dari teknologi yang ada sehingga semakin sempurna atau bahkan menghasilkan produk-produk teknologi turunan lainnya.

Apabila dilakukan secara serius dan konsisten dengan komitmen yang kuat dan tegas, maka bukan tidak mungkin setelah dikuasai secara menyeluruh teknologinya, pihak dalam negeri dapat memproduksi/merekayasa berbagai produk teknologi dibawah bendera perusahaan asli dalam negeri dengan supervisi dari kalangan SDM dalam negeri. Contohnya: Toyota Jepang awalnya mempelajari teknologi mobil dari produk sejenis di Eropa, setelah paham betul mereka mencoba memproduksinya, awalnya masih belum sempurna, sampai akhirnya menguasai secara menyeluruh teknologi yang diperlukan  yang kemudian bisa mengembangkan teknologinya menjadi lebih maju dengan berbagai inovasi baru. Pada akhirnya dari penjualan berbagai mobil Toyota bisa menjadi produk yang mendunia dan  sumber devisa untuk negaranya.

Tentu proses pencapaian ini tidak mudah, karena terkadang harus mengorbankan profit yang sudah ada di depan mata atau bisa dikatakan keluar dari zona nyaman dan harus menentukan visi dan misi jangka panjang. Profit dari penjualan produk teknologi asing pun sebenarnya sudah sangat menguntungkan, namun jika mau bersabar keuntungan akan jauh lebih besar bila berinovasi membuat produk teknologi sendiri dan mengembangkan menjadi lebih besar lagi. 

Semuanya harus diperhitungkan secara matang, karena bisa juga mengalami kerugian luar biasa, yang penting berani berproses menuju kemandirian teknologi dengan menjadi negara pelopor teknologi. Hal tersulit memang usaha untuk mengadakan sesuatu yang awalnya belum ada atau menjadi pelopor. Seperti itulah negara maju yang ada sekarang, dahulu mereka pun berada di posisi kita saat ini.

Peran Pemerintah sangat menentukan!

Peran pemerintah pun sangat diperlukan agar bisa menjadi negara pelopor teknologi. Mulai dari aturan hukum (seperti hukum paten, kontrak kerja sama dan sebagainya), kemudahan bantuan finansial dan sebagainya, baik secara teknis ataupun non teknis tergantung kebutuhan. Sebagai contoh: banyak perusahaan teknologi di luar negeri dibantu secara finansial pada saat perusahaan-perusahaan tersebut mulai mengalami gangguan keuangan karena masalah pemasaran ataupun karena dana yang habis terpakai untuk pengembangan lebih lanjuat teknologinya. 

Salah satu contoh adalah pabrik mesin pesawat Rolls Royce Inggris yang sudah dinyatakan bangkrut tahun 1971, karena dana perusahaan yang habis terpakai untuk pengembangan mesin turbofan dengan 3 poros kosentris RB211 untuk pesawat Lockheed L-1011 (Tristar). Untuk menyelamatkannya, pemerintahan Edward Hearth pun menasionalisasi Rolls Royce dan memisahkan dari divisi otomotif. Seperti sekarang ini, Rolls Royce Aero Engines menjadi perusahaan raksasa produsen mesin pesawat terbesar kedua di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun