Mohon tunggu...
Ugie Agha
Ugie Agha Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi otomotif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Discovery Learning Menggunakan Aplikasi Google Meet

18 Januari 2024   12:38 Diperbarui: 18 Januari 2024   15:20 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Gambar dan penjelasan langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Sejalan dengan itu, Hadi Subroto (dalam Trianto 2011:151) menjelaskan bahwa, pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep yang lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman Peserta didik, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada umumnya pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari Peserta didik sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi Peserta didik.

Pembelajaran Sejarah Indonesiamenyajikan aktivitas pembelajaran yang relevan dengan lingkungan Peserta didik dan penuh makna. John Dewey (dalam Trianto, 2011:81) mengatakan “konsep pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan Peserta didik dan kemampuan pengetahuannya”. Trianto (2011: 154) menjelaskan pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah: “Merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran”. Nielsen (dalam Musfah 2012: 181) menjelaskan bahwa “Pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan aspek- aspek intra dan interbidang studi, sehingga pembelajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan simultan dalam konteks yang bermakna”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, pembelajaran ini mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan Peserta didik.

  • Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran Sejarah Indonesiamemiliki karakteristik-karakteristik yang harus diperhatikan. Di antaranya: Kemendikbud (2014: 16) menjelaskan beberapa karakteristik Sejarah Indonesiasebagai merikut: “Berpusat pada Peserta didik, memberikan pengalaman langsung tidak terdapat pemisahan mata pelajaran, menyajikan konsep dalam satu proses pembelajaran serta keterpaduan hasil pembelajaran dapat berkembang”. Sejalan dengan itu, Depdiknas (dalam Trianto 2011: 163)

(kontekstual) dan bermakna bagi Peserta didik. pembelajaran Sejarah Indonesiajuga membantu Peserta didik untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.

  • Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Prinsip pembelajaran Sejarah Indonesiaselalu berkaitan dengan tema yang akan diajarkan dan bagaimana pembelajaran tematik yang seharusnya dalam pembelajaran. Menurut Majid (2014:89) beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif sebagai berikut: (a) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang actual, dekat dengan dunia Peserta didik dan ada dalam kehidupan sehari-hari. (b) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. (c) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. (d) materi pelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik Peserta didik seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. (e) materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Menurut Hernawandan Novi (2009:10) dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: “ (a) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran. (b) Pemberian tanggung jawab individu atau kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok, (c) Guru perlu bersikap menghargai terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran”.

Menurut Trianto (2011:154) prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi empat hal, yaitu: (a) Prinsip penggalian tema, artinya tema-tema saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. (b) Prinsip pengelolaan pembelajaran, artinya guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator. (c) prinsip evaluasi, memberi kesempatan kepada Peserta didik untuk melakukan evaluasi diri, disamping bentuk evaluasi lainnya, dan guru mengajak para Peserta didik untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah di capai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan di capai. (d) prinsip reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi Peserta didik dalam semua pristiwa serta tidak mengarah aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran Sejarah Indonesiaadalah terintegrasi dengan lingkungan Peserta didik atau bersifat kontekstual, pembelajarannya harus didesain agar Peserta didik bekerja sama secara sungguh- sungguh, memperhatikan efesien, penggalian tema, pengelolaan pembelajaran, mengevaluasi, dan reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi Peserta didik dalam semua pristiwa serta tidak mengarah aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun