Â
"Tidak perlu ikutan membuat kue dan masakan pernak-pernik lebaran, cukup ibu banyak berbaring di tempat tidur agar tidak keguguran, ini adalah kesempatan untuk punya keturunan!" Kembali dokter mengingatkan pasennya.Â
Ultimatum sang dokter itu dipatuhi oleh pasien satu ini, yang sudah hampir 8 tahun lamanya mengharapkan momongan sang buah hati. Dan sang buah hati itu sudah ada di pintu gerbang keriduan untuk dipeluknya.Â
Penantian  selama 9 bulan merawat bayi dalam kandungan hingga Sabtu  sore 2 Juli 2005 lahirlah secara alamiah bayi mungil perempuan. Walaupun sebelumnya sudah dipersiapkan semua peralatan medis untuk rencana sesar, karena ditunggu mulai pagi hingga siang belum juga lahir.Â
Dokter memberikan tenggang waktu sampai sore pukul 16.00 jika belum lahir, maka  dilakukan operasi bedah sesar. Sempat aku berpikiran aneh terhadap keselamatan ibu dan bayinya. Tapi Allah berkehendak lain, sebelum deadline tersebut sang bayi telah lahir.Â
Tangisan bayi mungil anak pertamaku yang berjenis kelamin perempuan itu, membuatku terharu bercampur bahagia, sujud syukur kulakukan seketika itu sebagai wujud terima kasih setingi-tingginya kepada Sang Pencipta. Alhamdilillah ibu dan bayinya selamat, sanak keluarga yang ikut mendampingi semua menampakkan wajah berseri atas kelahiran si Putri mungil.Â
---------
Janganlah putus harapan atas Rahmat Allah. Lakukanlah usaha sebagai ikhtir terbaik dan perbanyaklah bermohon dengan penuh harap kepadaNya. Doa akan terkabul_ Insyaa Allah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI