Mohon tunggu...
Uci Junaedi
Uci Junaedi Mohon Tunggu... Administrasi - SocialMedia

Social Media Businnes Service

Selanjutnya

Tutup

Money

Capaian Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK Bidang Ekonomi

18 Oktober 2017   15:45 Diperbarui: 20 Oktober 2017   13:59 6374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
konfrensi pers yang diselenggarakan oleh Forum Merdeka Barat 9 (dokumentasi pribadi)

Jakarta, Kemarin (17/10/2017) saya dan beberapa media mengikuti Konfrensi Pers "3 Tahun Pemerintahan Jokowi JK Bidang Ekonomi", bertempat di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan.  Acara ini terselenggara oleh Forum Merdeka Barat 9 (sebuah forum diskusi jurnalis dan Pemerintah untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik). Menghadirkan beberapa narasumber terkait bidang ekonomi Diantaranya Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Kepala BKPM Thomas Trikasih Limbong,  Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita  dan dimoderatori langsung oleh juru bicara presiden RI Johan Budhi.

Menko Ekonomi, Darmin Nasution

Menko Ekonomi Darmin Nasution sebagai pembicara pertama memberikan pemaparan mengenai kondisi ekonomi Indonesia selama Pemerintahan Jokowi JK. Menurutnya ekonomi Indonesia saat ini terus menunjukan peningkatan dan perbaikan yang menggembirakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator ekonomi yang ada, misalnya saja tingkat kemiskinan yang menurun, pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi terkenadli, ketimpangan pendapatan dan pengangguran juga menurun.

Pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya melambat di tahun 2013 sebesar 5,01%, di tahun 2014 sebesar 4,88%, di tahun 2015 sebesar 5,02% dan di tahun 2016 sebesar 5,02%, dari angka tersebut jelas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan. Menko Ekonomi, Darmin Nasution meyakini kalau melihat dari trend pertumbuhan maka dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 ini bisa tumbuh antara 5,2 -- 5,4% walaupun memang diakui oleh bapak darmin pada semester I tahun 2017 hanya tumbuh 5,01%.

"Sebenarnya bahwa pertumbuhan nasional, yang tadinya sudah dimulai melambat, tahun 2016 kelihatanya botomnya sudah tetap, mulai membaik, di tahun 2015 pertumbuhan ekonomi kita sebesar 5,02%" kata Darmin.

Mengenai Inflasi pada tahun 1998, trendnya selalu dua digit, yang kemudian setelah krisis ekonomi, inflasi ini terus mengalami penurunan sampai  pada tiga tahun terakhir inflasi Indonesia tercatat di bawah angka 4 persenan, Menurut Menko Ekonomi Darmin Nasutiona bahwa  target dari pemerintahan Jokowi JK inflasi ini bisa sampai di 2 persen minus 1 sejajar dengan Negara maju yang lain.

"Di pemerintah mendatang, bila terus terjaga bisa di 3 persen, lalu 2 persen minus 1. Saat itu, kita bisa sejajar dengan Negara maju yang lain" Tegas Darmin

Untuk pendapatan masyarakat atau Produk Domestik Bruto (PDB), Menko Ekonomi Darmin Nasution mengatakan bahwa secara konsisten PDB kita terus mengalami peningkatan, pada tahun 2014 sekitar Rp 41,9 juta yang kemudian naik pada tahun 2016 menjadi Rp 47,9 juta.

Menko Ekonomi Darmin Nasution juga menjelaskan bagaimana kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi JK yang selama ini dilakukan. Pemerintahan saat ini telah melakukan pengharmonisasian regulasi, penyederhanaan proses birokrasi dan memastikan kepatuhan hukum.

Dalam hal pengharmonisasi regulasi pemerintah telah mencabut 9 regulasi yang menghambat perekonomian, 31 regulasi direvisi untuk menghilangkan pasal tertentu yang menghambat perekonomian, pembuatan 49 regulasi baru untuk mewadahi kebijakan baru yang disusun, 35 regulasi digabung untuk penyederhanaan perijinan dan peratutan dan 89 regulasi dicabut untuk menyesuaikan peraturan lama yang sudah tidak relevan.

Kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi JK juga melalui pemerataan ekonomi  dengan melakukan pembangunan ekonomi baru dan peningkatan produktivitas dengan 5 kebijakan ekonomi yaitu :

  • Pembangunan  Infrastruktur : dengan pembangunan infrastruktur strategis dan prioritas seperti  pembangunan Pelabuhan, Bandara, Bus, Rapid Transit, Kereta Api, Jalan Baru, Listrik, Bendungan dan Kilang Minyak.
  • Akses Terhadap Lahan : Dengan melaksanakan reforma agraria dan hutan sosial melalui pendekatan klaster, berbasisi komoditi unggulan, redtribusi lahan sebagai modal masyarakat menengah ke bawah, sertifikasi dalam kerangka legalisasi asset, implementasi kebijakan LP2B,  dan menyediakan hunian penduduk miskin di perkotaan.
  • Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia : Reformasi pendidikan dan pelatihan tenaga kerja menjadi pendidikan dan pelatihan vokasi berbasisi pekerjaan, kewirausahaan yaitu untuk mendorong terciptanya pengusaha-pengusaha baru yang mempunyai daya saing.
  • Memberikan Kesempatan Bekerja/Berusaha : Reformulasi dan penajaman kebijakan pengembangan industry manufaktur, pariwisata perdagangan dan perikanan.
  • Memberikan Bantuan Sosial : Dengan mentransformasi skema subsidi secara bertahap menjadi bantuan tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah, serta menyatukan dengan semua bentuk bantuan sosial.

Menteri Pariwisata,  Arief Yahya

Narasumber selanjutnya Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya.  " Untuk Indonesia, Pariwisata sebagai penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah". Kata Bapak arief yahya sebagai kata pembuka.

Sector Pariwisata adalah ekonomi baru di Indonesia, hal ini karena pariwisata Indonesia mempunyai beberapa keunggulan kompetitief dan keunggulan komparatif yaitu diantaranya :

  • Pariwisata Indonesia  diproyeksikan pada tahun 2019 menjadi  penyumbang devisa terbesar Indonesia yaitu sekitar US$24 Milliar, hal ini melampaui Sektor Migas, Batu Bara dan Kelapa Sawit.
  • Pariwisata Indonesia juga diprediksi akan menjadi terbaik di kawasan Regional bahkan melamapui ASEAN.
  • Pada tahun 2015 Country Branding Wonderful Indonesia masuk dalam peringkat 47 dari 100 mengalahkan country barnding truly Asia Malaysia dengan ranking 96 dan country ranking amazing Thailand dengan ranking 83.

Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya kemudian menambahkan bahwa pada tahun 2015 Sector pariwisata ini sebagai penyumbang PDB, Devisa dan lapangan Kerja yang paling mudah dan murah. Sector ini menyumbang   10% terhadap PDB nasional dan merupakan nominal tertinggi di ASEAN, selain itu juga pertumbuhan PDB pariwisata ini di atas rata-rata industry dengan spending sekitar US$ 1 juta. , Devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Dari sisi devisa, sector pariwisata peingkat ke-4 penyumbang devisa Nasional, sebesar 9,3%, pertumbuhan penerimaan devisa tertinggi yaitu 13% dan biaya marketing hanya 2% dari proyeksi devisa. Penyerapan tenaga kerja di sector pariwisata telah menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan atau 8,4% yang terus mengalami pertumbuhan sebesar 30% dalam 5 tahun, sector ini juga menciptakan lapangan pekerjaan termurah yaitu US$5.000 per satu pekerjaan.

Saat ini pemerintah sedang mengembangkan 10 destinasi pariwisata prioritas atau dengan kata lain "10 Bali Baru" yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total investasi USD 20 Billion yang terbagi USD 10 Billion Public investment dan USD 10 Billion Private investment. 10 destinasi pariwata itu adalah sebagai berikut :\

  • Danau Toba dengan luas arela 500 Ha, investasi sekitar USD 1M
  • Tanjung Kelayang Luas 1.200 Ha , investasi USD 1,6 M
  • Borobudur, luas 1.000 Ha, investasi USD 1,5 M
  • Wakatobi, Luas 500 Ha, investasi USD 1,4 M
  • Morotai, Luas 300 Ha, Investasi USD 3 M
  • Tanjung Lesung luas 1.500 Ha, Investasi USD 5M
  • Kepulauan Sribu & Kota Tua luas 1.000 Ha, Investasi USD 1M
  • Bromo Tengger, Luas 1.000 Ha, Investasi USD 1 M
  • Mandalika, Luas 1035 Ha, Investasi USD 3,3 M
  • Labuan Bajo , Luas 1.000 Ha, Investasi 1,2 M

Berdasarkan laporan world economic forum (WEF) travel and tourism competitiveneces index (TTCI) Indonesia terus mengalami kenaikan dari peringkat 70 pada tahun 2013 naik ke peringkat 50 tahun 2015 dan melesat ke ranking 42 pada tahun 2017. Menteri arief yahya menargetkan bahwa pada tahun 2019 nanti Indonesia dapat menempati peringakt ke 30 dunia.  

Kepala Badan Ekonomi Kretaif (Bekraf), Triawan Munaf

Badan Ekonomi Kreatif didirikan pada tahun 2015 dan mulai beekrja secara efektif sekitar pertengahan tahun 2016 hal ini dikarenakan Bekraf adalah lembaga baru sehingga perlu disiapkan infrstruktur untuk mendukung kerja lembaga ini.

Ada beberapa hambatan dan kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif  yaitu ekosistem bisnis dan investasi. ekosistem bisnis nasional belum mendukung dalam proses pengembangan ekonomi kreatif, misalnya dalam hal tersedianya infrastruktur untuk menunjang kegiatan kreatif para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat. Banyak sektor ekonomi kreatif yang masih masuk dalam daftar negatif investasi, terutama untuk investasi asing. Padahal menurutnya adanya investasi masuk berperan penting untuk menunjang minimnya infrastuktur dan teknologi dalam negeri.

Badan Ekonomi Kreatif saat ini terus melakukan upaya untuk mengembangkan sektor kreatif di Tanah Air. Terutama dalam hal ketersediaan data dan informasi statistik yang menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan serta keputusan, baik bagi pemerintah maupun pelaku ekonomi kreatif.

Bekraf juga telah bekerjasama dengan pemda-pemda untuk mengatasai kekuarangan infrastruktur seperti gedung-gedung pertunjukan, serta memberikan akses permodalan dari perbankan maupun non perbankan untuk mengembangkan industriu kreatif, dari sisi pemasaran Bekraf juga melibatkan semua stake holder sehingga Industri kreatif bisa berkembang dan go internasional.

Kepala Bekraf Bapak Triawan Munaf juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kreatif ini sangat tinggi di bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi lainnya, pada tahun 2015 kontribusi ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp. 852,24 Triliun.

"Dari total kontribusi tersebut, sub-sektor kuliner, kriya dan fashion memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif," jelas Triawan.

Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong

Pertumbuhan investasi Indonesia terus mengalami peningkatan dan peringkat global inevstasi juga semakin membaik. Pada tahun 2012 realisasi investasi Indonesia sebesar 313 triliun naik menjadi 613 triliun pada tahun 2016 dan target pada tahun 2017 sekitar 678,8 triliun. Indonesia juga menjadi tujuan utama investasi dunia dengan peringkat ke-4 setelah Negara India, Tiongkok dan Amerika Serikat.

Peningkatan investasi ini juga meningkat hampir di seluruh koridor ekonomi, di Kalimantan 41% atau sekitar 198,0 T, Sumatera 87 % sekitar 256,6 T, Jawa 50% sekitar 807,1 T, Sulawesi 189% sekitar 118.9 T, Papua dan Maluku 23% sekitar 66,1 T, Bali dan Nusa Tenggara 49% sekiatr 48,1 T.

Beberapa perubahan yang dilakukan BKPM saat ini adalah dengan pembangunan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dengan layanan 3 jam investasi bidang ESDM selesai,  9 jenis izin teknis ESDM dengan proyek investasi terlayani 41 perusahaan dengan 74 triliun. Selain itu juga dengan dilakukan digital signature khusus untuk izin prinsip, seluruh proses perizinan dilakukan tanpa tatap muka dan izin ini dapat diundah di websitenya BKPM. BKPM juga melakukan data sharing untuk mempercepat perizinan K/L, hal ini bekerjasama dengan Kemnhub, Kem-LHK, Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai dan tentunya terus akan diperluas lagi.

Menteri Perdagangan,Enggartiasto Lukita

Memulai pemaparannya dengan pertumbuhan eksport indonesia per September 2017 mengalami peningkatan dibandingkan September 2016 diharapkan ke depan terus mengalami pertumbuhan, salah satu komoditas eksport yang meningkat adalah sawit, kopi, batubara, rempah dan otomotif. 

"Komoditas ekspor yg meningkat di Indonesia adlh Sawit, Kopi, Batubara, Rempah & Otomotif" jelas Enggar.

Dari pemaparan para menteri di atas semoga memberikan sedikit pengetahuan mengenai capaian pemerintahan Jokowi JK bidang ekonomi. Kami sebagai rakyat mengharapkan kepada pemerintah supaya terus meningkatkan dan memperbaiki ekonomi Indonesia sehingga kami sebagai rakyat bisa sejahtera, selamat bekerja.

Terima kasih Forum Merdeka Barat 9

Jakarta, 18 Oktober 2017. Salam Kompasiana

photo dokumentasi pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun