Menteri Pariwisata, Â Arief Yahya
Narasumber selanjutnya Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya. Â " Untuk Indonesia, Pariwisata sebagai penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah". Kata Bapak arief yahya sebagai kata pembuka.
Sector Pariwisata adalah ekonomi baru di Indonesia, hal ini karena pariwisata Indonesia mempunyai beberapa keunggulan kompetitief dan keunggulan komparatif yaitu diantaranya :
- Pariwisata Indonesia  diproyeksikan pada tahun 2019 menjadi  penyumbang devisa terbesar Indonesia yaitu sekitar US$24 Milliar, hal ini melampaui Sektor Migas, Batu Bara dan Kelapa Sawit.
- Pariwisata Indonesia juga diprediksi akan menjadi terbaik di kawasan Regional bahkan melamapui ASEAN.
- Pada tahun 2015 Country Branding Wonderful Indonesia masuk dalam peringkat 47 dari 100 mengalahkan country barnding truly Asia Malaysia dengan ranking 96 dan country ranking amazing Thailand dengan ranking 83.
Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya kemudian menambahkan bahwa pada tahun 2015 Sector pariwisata ini sebagai penyumbang PDB, Devisa dan lapangan Kerja yang paling mudah dan murah. Sector ini menyumbang  10% terhadap PDB nasional dan merupakan nominal tertinggi di ASEAN, selain itu juga pertumbuhan PDB pariwisata ini di atas rata-rata industry dengan spending sekitar US$ 1 juta. , Devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Dari sisi devisa, sector pariwisata peingkat ke-4 penyumbang devisa Nasional, sebesar 9,3%, pertumbuhan penerimaan devisa tertinggi yaitu 13% dan biaya marketing hanya 2% dari proyeksi devisa. Penyerapan tenaga kerja di sector pariwisata telah menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan atau 8,4% yang terus mengalami pertumbuhan sebesar 30% dalam 5 tahun, sector ini juga menciptakan lapangan pekerjaan termurah yaitu US$5.000 per satu pekerjaan.
Saat ini pemerintah sedang mengembangkan 10 destinasi pariwisata prioritas atau dengan kata lain "10 Bali Baru" yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total investasi USD 20 Billion yang terbagi USD 10 Billion Public investment dan USD 10 Billion Private investment. 10 destinasi pariwata itu adalah sebagai berikut :\
- Danau Toba dengan luas arela 500 Ha, investasi sekitar USD 1M
- Tanjung Kelayang Luas 1.200 Ha , investasi USD 1,6 M
- Borobudur, luas 1.000 Ha, investasi USD 1,5 M
- Wakatobi, Luas 500 Ha, investasi USD 1,4 M
- Morotai, Luas 300 Ha, Investasi USD 3 M
- Tanjung Lesung luas 1.500 Ha, Investasi USD 5M
- Kepulauan Sribu & Kota Tua luas 1.000 Ha, Investasi USD 1M
- Bromo Tengger, Luas 1.000 Ha, Investasi USD 1 M
- Mandalika, Luas 1035 Ha, Investasi USD 3,3 M
- Labuan Bajo , Luas 1.000 Ha, Investasi 1,2 M
Berdasarkan laporan world economic forum (WEF) travel and tourism competitiveneces index (TTCI) Indonesia terus mengalami kenaikan dari peringkat 70 pada tahun 2013 naik ke peringkat 50 tahun 2015 dan melesat ke ranking 42 pada tahun 2017. Menteri arief yahya menargetkan bahwa pada tahun 2019 nanti Indonesia dapat menempati peringakt ke 30 dunia. Â
Kepala Badan Ekonomi Kretaif (Bekraf), Triawan Munaf
Badan Ekonomi Kreatif didirikan pada tahun 2015 dan mulai beekrja secara efektif sekitar pertengahan tahun 2016 hal ini dikarenakan Bekraf adalah lembaga baru sehingga perlu disiapkan infrstruktur untuk mendukung kerja lembaga ini.
Ada beberapa hambatan dan kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif  yaitu ekosistem bisnis dan investasi. ekosistem bisnis nasional belum mendukung dalam proses pengembangan ekonomi kreatif, misalnya dalam hal tersedianya infrastruktur untuk menunjang kegiatan kreatif para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat. Banyak sektor ekonomi kreatif yang masih masuk dalam daftar negatif investasi, terutama untuk investasi asing. Padahal menurutnya adanya investasi masuk berperan penting untuk menunjang minimnya infrastuktur dan teknologi dalam negeri.
Badan Ekonomi Kreatif saat ini terus melakukan upaya untuk mengembangkan sektor kreatif di Tanah Air. Terutama dalam hal ketersediaan data dan informasi statistik yang menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan serta keputusan, baik bagi pemerintah maupun pelaku ekonomi kreatif.
Bekraf juga telah bekerjasama dengan pemda-pemda untuk mengatasai kekuarangan infrastruktur seperti gedung-gedung pertunjukan, serta memberikan akses permodalan dari perbankan maupun non perbankan untuk mengembangkan industriu kreatif, dari sisi pemasaran Bekraf juga melibatkan semua stake holder sehingga Industri kreatif bisa berkembang dan go internasional.