Koneksi Antar materi
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh: SUSI ALIPAH, S.Pd
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha, yang artinya artinya di depan menjadi teladan, seorang guru menjadi tauladan bagi murid-muridnya, pengambilan keputusan dari seorang guru berpengaruh besar sebagai pemimpin pembelajarn. putusan Tauladan, praktik baik dari seorang guru akan mencerminkan kwalitas murid-muridnya. Dalam setiap pengabilan keputusan, seorang guru harus mencerminkan karsa usaha yang keras, hal ini sebagai perwujudan filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa , artinya di tengah membangun. Keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memberikan bagi murid untuk belajar dan mengembangkan potensi diri Tut wuri handayani  dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani. yang artinya di belakang memberi dukungan dalam penerapannya sebagai pemimpin, keputusan yang dibutuhkan harus memberikan dukungan, dorongan bagi murid sehingga bisa menjadi lebih baik.
Oleh karena itu sebagai seorang guru yang sekaligus pemimpin pembelajaran, seharusnya dalam pengambilan keputusan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan dengan berpegang teguh terhadap filosofi Pratap Triloka.
 Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap guru tentunya harus memiliki nilai-nilai positif yang tertanam pada setiap individu. Kita tau bahwa nilai-nilai positif tersebut tentunya akan mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai-nilai positif inilah yang akan memotivasi dan mendorong murid dalam mengambil keputusan yang tepat dan benar serta tidak merugikan baik dirinya maupun orang lain. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid.
Nilai-nilai positif inilah sebagai prinsip guru manakala dihadapkan satu kasus di mana guru dituntut untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang sama sama benar ( dilema etika ) atau berada pada pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) dalam hal ini menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Lahirnya suatu keputusan yang tepat tersebut merupakan buah atau implementasi dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijadikan prinsip hidup kita. Nilai-nilai positif yang kita miliki juga akan mempengaruhi tingkat resiko yang kecil mudhorotnya atas keputusan yang kita ambil. Tentu saja keputusan yang kita ambil akan berpihak pada murid dan juga untuk kepentingan murid semata.
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.