Namun perlu di ingat selain sebagai agent of change, mahasiswa juga sebagai iron stock atau generasi-generasi tangguh sebagai penerus bangsa. Mempersiapkan diri menjadi generasi handal dan berpengetahuan luas merupakan keharusan bagi mahasiswa tidak terkecuali aktivis. Namun pada kenyataannya banyak dari kalangan aktivis terlalu terbuai dengan impian perubahan atas apa yang ia yakini sebagai sebuah kebenaran sehingga apatis terhadap kebutuhan dan kewajiban dirinya sendiri sampai tak peduli berapa lama waktu dan berapa banyak biaya yang dihabiskan selama berstatus sebagai mahasiswa, hingga kebanyakan aktivis populer dengan sebutan Mahasiswa Abadi, lantas bagaimana mau menjadi penerus bangsa kalau gelar sarjana saja tak mampu diraih, apakah seperti ini yang dikatakan mahasiswa ideal?
Maka pilihan yang tepat yang diambil oleh mahasiswa selain menjadi seorang aktivis juga harus mengedepankan nilai-nilai akademis. Karena bangsa ini butuh orang-orang yang mampu memberikan solusi-solusi cerdas bukan orang-orang yang hanya bisa berteriak menuntut keadilan tanpa merasionalisasikan tuntutannya.
Oleh karenanya jadilah seorang aktivis yang paham betul akan kedudukan, status, dan fungsi sebagai mahasiswa, sadar bahwa sebagai insan akademis harusnya mengedepankan nalar intelektual yang tumbuh dan berkembang selama mengenyam bangku kuliah, paham bahwa perjuangan untuk membangun sebuah peradaban tidak semudah membalikkan telapak tangan tapi butuh proses serta perjuangan panjang dan melelahkan, maka dalam setiap tindakan harusnya disandarkan pada kerangka berpikir yang sistematis, yang pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran bahwa pada hakikatnya manusia hidup harus memberi manfaat bagi orang-orang disekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H