Kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum dihadapi oleh anak muda saat ini.
Menurut berbagai penelitian, anak muda, khususnya generasi milenial dan generasi Z, lebih rentan mengalami kecemasan dibandingkan generasi sebelumnya. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan: mengapa anak muda mudah merasa cemas? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat kecemasan di kalangan anak muda, termasuk peran teknologi, tekanan sosial, dan perubahan lingkungan.
Peran Teknologi dalam Meningkatkan Kecemasan
Teknologi, khususnya internet dan media sosial, memiliki dampak besar terhadap kehidupan anak muda. Meski membawa banyak manfaat, teknologi juga memiliki sisi negatif yang dapat memicu kecemasan.
1. Media Sosial dan Perbandingan Diri
Media sosial adalah salah satu penyebab utama kecemasan pada anak muda. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sering kali menjadi arena perbandingan sosial yang tidak sehat. Anak muda cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampaknya memiliki kehidupan yang lebih baik atau lebih sukses. Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.
2. Cyberbullying
Cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang terjadi melalui teknologi digital. Anak muda yang menjadi korban cyberbullying dapat mengalami stres yang signifikan, rasa takut, dan kecemasan. Efeknya sering kali lebih parah daripada intimidasi tradisional karena dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, serta sering kali sulit untuk dihentikan.
3. Tekanan untuk Selalu Terhubung
Teknologi membuat anak muda merasa mereka harus selalu terhubung dan responsif. Notifikasi terus-menerus dari aplikasi pesan, media sosial, dan email menciptakan tekanan untuk segera menanggapi. Ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan karena mereka merasa tidak pernah bisa benar-benar beristirahat atau melarikan diri dari kewajiban sosial.