Mohon tunggu...
Mubaidi Sulaeman
Mubaidi Sulaeman Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Islamic Studies UIN Sunan Ampel Surabaya

Magister Agama -Dirasah Islamiyah-UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Ini Bagaimana atau Rakyat Harus Bagaimana?

9 Juli 2020   15:36 Diperbarui: 9 Juli 2020   19:25 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya.
kau ini bagaimana? Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah.

kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
aku harus bagaimana? Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi. 

aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a'lam bissawab.
kau ini bagaimana? Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku 

kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
aku harus bagaimana? aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu. 

kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
kau ini bagaimana? kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis.

kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
aku harus bagaimana?kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah. 

kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
kau ini bagaimana?aku bilang terserah kau, kau tidak mau 

aku bilang terserah kita, kau tak suka,
aku bilang terserah aku, kau memakiku
kau ini bagaimana? atau aku harus bagaimana?

(KH. Musthofa Bisri, Rembang, 1987).

Semua kelucuan ini berawal dari Presiden Joko Widodo "marah-marah" 18 Juni 2020 kepada para Menterinya, karena dianggap bekerja kurang maksimal dalam menangani pandemi virus covid-19 --bahkan presiden menyebutnya "tidak punya perasaan" melihat kondisi krisis ini-. Hingga menyebabkan beberapa Kementerian bermanuver dengan kesan "kejar target" menunjukkan respon terhadap kemarahan Presiden tersebut.

Ada Menteri Dalam Negeri Jend. Pol. Tito Karnavian yang "terkesan" saking idealisnya mengatakan bahwa Pemilukada serentak 9 Desember 2020 dapat membantu menghambat laju penyebaran virus covid-19.

Dengan rasionalisasi bahwa dengan adanya Pemilukada yang dilakukan di tengah Pandemi covid-19, akan memunculkan gagasan-gagasan baru dari calon kepala daerah untuk mampu mengatasi dampak pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun