Mohon tunggu...
Ubaydil Haq
Ubaydil Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030039)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030039)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Kisah Samiun, Memilih Membuka Toko Jajanan Anak-anak Tanpa Mencari Untung sebagai Pengisi Kegiatan

27 Juni 2021   15:10 Diperbarui: 6 Juli 2021   10:31 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Depan Toko Samiun (Foto: Dokumentasi pribadi)

Apa jadinya jika seorang berjualan namun tidak laba yang dicarinya? Hal ini ada dan dilakukan oleh Samiun (60) di Demak Jawa Tengah. 

Pria dengan lima anak ini sengaja berjualan untuk memenuhi nazar atau sumpah janjinya dan juga sebagai pengisi kegiatan kosongnya sehari-hari. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah ulasan hasil dari wawancara jurnalis Kompasiana dengan Samiun (60).

TOKO JAJANAN ANAK-ANAK

Siapa yang dulu masa kecilnya sering jajan di toko jajanan yang sederhana? Pasti hampir semua anak Indonesia pernah kan? 

Toko jajanan yang menjual berbagai macam jajanan yang tentunya disukai oleh anak-anak ini, memang mempunyai daya tarik tersendiri. Biasanya toko jajanan seperti ini berdiri atau berjualan di beberapa sekolahan atau madrasah. 

Pembeli yang mayoritas anak sekolah tersebut membeli pada saat jam istirahat sekolah. Namun seiring berjalannya waktu, anak-anak sekolah pada zaman sekarang sudah berkurang minatnya untuk membeli jajanan di toko jajanan sederhana seperti ini.

Di samping karena sudah banyaknya pesaing yang mengemas tokonya dengan sistem modern, sudah banyak munculnya gerai-gerai minimarket sampai ke daerah pedesaan sekalipun dan ditambah lagi statement anak-anak yang menganggap bahwa toko jajanan seperti ini adalah hal yang kuno dan ketinggalan zaman. 

Di 2021 ini apakah masih ada sih warung jajanan-jajanan jadul itu? Seperti apa kabarnya dan apakah masih eksis seperti dulu? 

Dan ternyata toko jajanan sederhana tersebut masih ada sampai sekarang walaupun sudah jarang dan lumayan sulit untuk menemukannya. Contohnya toko jajanan milik Samiun (60). 

Terletak di sebelah sekolah PAUD TPQ Al-Furqan di Desa Kangkung Mranggen Kabupaten Demak Jawa Tengah. 

Pandemi Covid-19 ini rupanya tidak membuat Samiun menutup tokonya, walaupun sekolahan PAUD yang berada disebelahnya libur. 

Samiun tetap bersemangat untuk membuka tokonya. "nek wayah corona ngene aku yo tetep buka senajan sing tumbas ora se akeh biyen..." jelas Samiun.

Samiun sudah berjualan sejak usia 30 tahun. "wah yo wes dangu, soko umur 30 wes mulai dodolan" ujar Samiun. Tentunya banyak cerita dan pengalaman suka duka yang sudah dialaminya. 

Pergeseran zaman yang drastis membuat Samiun tak patah semangat untuk berjualan jajanan yang disukai anak-anak tersebut.

KENAPA MEMILIH TOKO JAJANAN SEDERHANA?

Bapak dengan lima anak yang telah sukses semua itu, mengaku bahwa dengan berjualan ini adalah sebagai pengisi kegiatannya sehari-hari. Karena anak-anaknya dirasa sudah sukses dan berumah tangga sendiri-sendiri. 

Bahkan beberapa kali anaknya meminta untuk Samiun istirahat di rumah dan tidak perlu capek-capek untuk berjualan jajanan seperti ini. 

Namun Samiun menolak permintaan itu dan memilih untuk tetap berjualan jajanan karena Samiun begitu menikmati kegiatan tersebut. 

"Anak limo podo sukses kabeh, sugeh kabeh. Lemah sawah pirang-pirang ora gawe aku tentrem" kata Samiun yang merasa bahwa dirinya butuh hiburan daripada apa yang telah ia miliki semuanya.

Sebenarnya, jika hanya untuk membuat toko sembako yang besar, toko grosir atau bahkan toko bangunan, dengan harta yang dimiliki Samiun sudah tentu ia menyanggupinya. 

Namun hal itu bukanlah yang diinginkan Samiun. "aku jane yo kuat nek gur bangun toko jajanan sing gede utowo toko bangunan. Tapi yo, kui dudu sing tak goleki. Aku ayem urip kyok mengkene" ujar Samiun. Karena hal itulah akhirnya Samiun membangun gubuk kecil untuk berjualan jajanannya. Dengan ini, Samiun merasa tidak kesepian.

Tampak Dalam Toko Samiun (Dokpri)
Tampak Dalam Toko Samiun (Dokpri)
Jajanan yang dijual Samiun tidak begitu banyak. Hanya jajanan ciki-ciki, gorengan, permen dan minuman sachet yang ditambahi air serta es batu untuk penyajiannya. 

Namun sesekali dalam seminggu, Samiun membuat nasi kucingan mulai dari nasi kering tempe, teri sampai nasi goreng yang hanya dijual seribuan.

BERJUALAN TANPA MENCARI KEUNTUNGAN

Ada hal unik yang membedakan toko milik Samiun dengan toko jajanan lainnya. Yaitu dalam berdagang, Samiun tidak semata-mata untuk mencari untung atau laba dalam penjualannya tersebut. 

Hal ini karena alasan dasar Samiun jualan adalah untuk menepati janji masa lalu yang pernah ia ungkapkan. "ya jadi, biyen iku kulo nate gerah, njur kulo nazar menawi diparingi mari kulo bakal adol jajanan ingkah murah, nggih ngoten mawon asline" jelas Samiun bercerita. 

Dalam pelaksanaannya, Samiun secara rutin setiap hari Jumat menggratiskan untuk satu orang satu jajanan yang bebas untuk memilihnya. Sontak hal itu membuat anak-anak sekolah di sekitarnya merasa senang dan antusias pada setiap hari Jumat. 

Samiun tidak memikirkan apakah hal itu membuat dirinya tidak mendapatkan untung atau bahkan rugi. 

Samiun ikhlas dan suka rela dalam hal itu. "kulo mpun boten mikir bakale untung nopo rugi, wes pokoke iki nazarku, aku ikhlas lan aku yo seneng ndelok bocah-bocah podo seneng" ujar Samiun.

Kecintaan Samiun terhadap anak-anak sudah terbenak sejak lama, baginya anak-anak adalah hiburan tersendiri untuknya. Anak-anak merupakan pelaku masa depan suatu negara. 

Samiun berkata bahwa anak-anak harus bahagia dan dibahagiakan. Samiun juga menceritakan bahwa ia akan sukarela menggratiskan anak-anak yang kurang mampu atau yang kekurangan uangnya saat beli jajanan di tokonya.

BELAJAR DARI SAMIUN

Dari hasil wawancara dengan Samiun, banyak pelajaran yang bisa diambil. Walaupun bisa dikatakan UMKM, namun kegiatan jualan yang dilakukan oleh Samiun yang bisa dibilang termasuk orang berada dari segi ekonomi ini, memiliki tujuan dan maksud tertentu. 

Rasa semangat dan kemanusiaan yang tersirat dari apa yang dilakukan Samiun tentunya bisa menjadi motivasi bagi pegiat UMKM untuk terus berusaha semaksimal mungkin dan pantang menyerah dalam menjalankan segala usaha. 

Selain itu, hal penting lain adalah sifat sosial yang harus ditanamkan dan dijalankan, seperti berbagi yang dilakukan oleh Samiun.

Penulis Dengan Samiun (Dokpri)
Penulis Dengan Samiun (Dokpri)
Pelaku UMKM merupakan pejuang hidup yang ada di negara ini. Keberadaannya tentu saja begitu membantu dan dibutuhkan oleh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, UMKM yang dulunya dipandang sebelah mata, kini lebih bisa menunjukkan jati dirinya. 

Seperti kisah Samiun, seorang pegiat UMKM yang tidak berharap pada laba, namun lebih mengutamakan sosial dengan menuruti kebahagiaan pribadinya. Suatu pelajaran yang luar biasa.

Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun