Samiun tetap bersemangat untuk membuka tokonya. "nek wayah corona ngene aku yo tetep buka senajan sing tumbas ora se akeh biyen..." jelas Samiun.
Samiun sudah berjualan sejak usia 30 tahun. "wah yo wes dangu, soko umur 30 wes mulai dodolan" ujar Samiun. Tentunya banyak cerita dan pengalaman suka duka yang sudah dialaminya.Â
Pergeseran zaman yang drastis membuat Samiun tak patah semangat untuk berjualan jajanan yang disukai anak-anak tersebut.
KENAPA MEMILIH TOKO JAJANAN SEDERHANA?
Bapak dengan lima anak yang telah sukses semua itu, mengaku bahwa dengan berjualan ini adalah sebagai pengisi kegiatannya sehari-hari. Karena anak-anaknya dirasa sudah sukses dan berumah tangga sendiri-sendiri.Â
Bahkan beberapa kali anaknya meminta untuk Samiun istirahat di rumah dan tidak perlu capek-capek untuk berjualan jajanan seperti ini.Â
Namun Samiun menolak permintaan itu dan memilih untuk tetap berjualan jajanan karena Samiun begitu menikmati kegiatan tersebut.Â
"Anak limo podo sukses kabeh, sugeh kabeh. Lemah sawah pirang-pirang ora gawe aku tentrem" kata Samiun yang merasa bahwa dirinya butuh hiburan daripada apa yang telah ia miliki semuanya.
Sebenarnya, jika hanya untuk membuat toko sembako yang besar, toko grosir atau bahkan toko bangunan, dengan harta yang dimiliki Samiun sudah tentu ia menyanggupinya.Â
Namun hal itu bukanlah yang diinginkan Samiun. "aku jane yo kuat nek gur bangun toko jajanan sing gede utowo toko bangunan. Tapi yo, kui dudu sing tak goleki. Aku ayem urip kyok mengkene" ujar Samiun. Karena hal itulah akhirnya Samiun membangun gubuk kecil untuk berjualan jajanannya. Dengan ini, Samiun merasa tidak kesepian.