Mohon tunggu...
Fransiskus Asisi Listyo
Fransiskus Asisi Listyo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - asisi_

BDG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kentongan Keramat

5 April 2022   10:15 Diperbarui: 5 April 2022   10:28 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana seketika hening, mereka semua kebingungan. Apa yang terjadi siang hari itu, membuat mereka semua kaget dan ketakutan. Ada yang beranggapan bahwa kentongan itu berhantu dan ada juga yang beranggapan jika ada seseorang yang iseng memukul kentongan itu.

Sebenarnya kentongan itu memiliki sejarah kelam. Dua puluh delapan tahun yang lalu, ada seorang pemuda yang berjalan sendirian di dekat pos ronda itu. Tiba-tiba dompetnya dijambret oleh seseorang yang menggunakan pakaian hitam. Pemuda tersebut langsung memukul kentongan yang ada di pos ronda itu. Jambret tersebut pun panik dan langsung menembak mati pemuda tersebut dengan 4 kali tembakan di bagian kepala, dada, perut, dan kaki. Kentongan tersebut ternyata pernah membuat seseorang mati mengenaskan. Banyak dari antara warga RW 04 yang meyakini bahwa kentongan itu dihantui oleh pemuda yang mati ditembak 28 tahun yang lalu.

Di malam harinya setelah kejadian kentongan berbunyi itu, Manto tidak berani pergi sendirian ke pos ronda. Pardi ternyata tidak bisa ke pos ronda karena harus menemani kerabatnya yang datang dari kota. Jadi malam hari itu Manto meminta izin kepada Pak RW tidak bisa melaksanakan ronda malam dengan alasan sedang sakit.

"Badan doang gede, tapi penakut!" Gumam pak RW mengetahui kebohongan Manto.

Tepat jam 12 malam ketika jangkring sedang bersahut-sahutan, suara itu muncul lagi.

"Tok Tok Tok Tok."

Kali ini suara itu lebih keras dari yang tadi siang. Semua warga RW 04 seketika terbangun mendengar suara kentongan itu lagi. Para warga bersama pak RW kemudian mendatangi pos ronda lagi. 

Apa yang terjadi? Tidak ada siapa-siapa di sana.

"Sudah, sekarang kalian pulang saja dulu, kita bahas kejadian ini di esok hari." Seru Pak RW kepada warga

"Kukuruyuk.... Kukuruyuk...." Ayam berkokok di pagi hari yang dingin. Seluruh warga RW 04 berkumpul di balai desa. Pak RW membuka pembicaraan.

"Harus kita apakan kentongan itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun