Mohon tunggu...
AYU ISTIYAWAHYUNI
AYU ISTIYAWAHYUNI Mohon Tunggu... Novelis - PENULIS

seorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berawal dari Satu Tangkai Bunga

15 Juni 2023   20:14 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:19 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga! Bunga mawar merah dan putih!” Teriak seorang gadis di jalanan. 

Sudah dari pagi sampai sore berjualan, tapi tak ada seorang pun yang membeli bunga gadis  itu. Bahkan menjual satu tangkai bunga saja sudah sangat sulit. Meskipun begitu, semangatnya tak pernah sekali pun luntur. 

Tak berselang lama ada seorang wanita kaya yang keluar dari mobilnya. Wajahnya bahkan jelas menunjukkan suatu kekhawatiran dan kemarahan yang terpendam. Melihat itu, gadis tadi pun langsung menghampiri wanita tersebut. 

“Permisi, Apakah Anda ada masalah? Mungkin bisa saya bantu?” Ucapan dari gadis itu pun membuat wanita tadi langsung menoleh ke arahnya. 

“Ah ini Mobilku tiba-tiba  berhenti mendadak. Entah karena apa aku juga tidak tahu. Tapi, aku benar-benar terburu buru karena nanti jam 16:30 ada meeting penting.“ Jawab wanita itu dengan gelisah. 

“Mmm aku boleh bantu periksa mobilnya dulu tidak?” Wanita itu pun langsung menganggukkan kepalanya tanda setuju atas permintaan gadis itu. 

Segera gadis itu pun langsung memeriksa mobil wanita tadi. Saat melihat ban mobil yang ada di depan, membuat gadis itu langsung menarik kedua sudut bibirnya ke atas. 

“Aku sudah tahu apa penyebab mobil Anda tiba-tiba mogok, Jadi Ban mobil Anda itu tertancap 2 paku.” Jelas gadis itu. 

“Benarkah? Lalu bagaimana? ini juga sudah jam 15:50. Oh ya apakah di sini ada bengkel terdekat?” 

“Bengkel daerah sini sebenarnya agak jauh.” Mendengar jawaban dari gadis itu, membuat wanita tadi langsung mondar-mandir dengan raut gelisah dan mulut yang dari tadi menggumam kata 'Bagaimana ini?’ 

“Sebenarnya aku bisa memperbaikinya. Asalkan Anda memiliki ban cadangan di mobil Anda,” ucap gadis itu dengan sedikit mengulum kan senyum. 

“Benarkah? Kamu bisa?” Gadis itu pun langsung menganggukkan kepalanya. 

“Apakah Anda memiliki Ban cadangan di mobil Anda?” tanya gadis itu sekali lagi dengan mengerutkan keningnya. 

“Ah iya aku sampai lupa. Ada kok dibagasi mobil. Biar aku ambilkan dulu.” Wanita itu pun langsung berlari ke arah bagasinya dan mengambil ban cadangan yang ada dibagasi mobilnya. 

Saat Ban cadangan itu sudah diambil oleh wanita tadi. Segera, gadis itu langsung mengganti ban mobil yang terkena paku tadi dengan ban mobil cadangan.  

Selang 10 menit, gadis itu pun akhirnya selesai mengganti ban mobil tadi. Dia pun langsung membereskan alat-alat dan ban mobil yang terkena paku tadi bersama dengan wanita  itu. 

“Ya ampun akhirnya selesai juga. Bahkan kamu Cuma butuh 10 menit untuk mengganti ban mobil itu. Terima kasih ya atas bantuan nya, kamu baik banget loh. Padahal kamu nggak kenal aku dan tadi aku juga nggak beli bunga yang kamu jual.” ucap wanita tadi dengan memegang pundak gadis itu. 

“ Hehehe berbuat baik kan tanpa memandang suatu apapun. Selagi saya bisa membantu, kenapa enggak? Iya kan?”  Balasnya dengan tersenyum. 

“Iya juga ya. eh btw kenalin, Namaku Olivia, aku juga masih umur 23 tahun jadi kamu bisa panggil aku kakak. Nama kamu siapa?” ucapnya dengan mengulurkan tangannya. 

“Aku Keysha kak, aku masih umur 17 tahun,” balas Keysha dengan tersenyum. 

“Kamu berarti kelas XII ya?” Mendengar pertanyaan dari Olivia, membuat Keysha langsung menundukkan kepalannya dan menggeleng pelan. 

“Seharusnya seperti itu. Tapi semenjak ibu meninggal karena melahirkan adikku. Aku pun harus menggantikan ibuku untuk mengurus semuanya. Ayahku juga sudah meninggal, karena kecelakaan waktu ibu mengandung adikku.  Apalagi adikku juga punya penyakit asma, jadi aku harus menjaga adikku dan bekerja untuk kehidupan kami,” jawab Keysha dengan meneteskan air mata. Segera Olivia langsung mendekap Keysha ke pelukannya. 

“Kamu jangan sedih ya? Aku yakin suatu hari nanti kamu bisa menjadi orang sukses.” Mendengar perkataan dari Olivia, membuat Keysha tersenyum dan melepaskan pelukannya. 

“Terima kasih banyak kak.” Ujar Keysha sambil menghapus air matanya.

“Oh ya aku punya sedikit uang, mungkin bisa membantumu. Ini juga karena kamu tadi membantuku,” ucap Olivia dengan memberikan uang itu ke tangan Keysha. 

“Pasti kakak kasihan kan setelah mendengar ceritaku tadi. Tapi, aku benar-benar tak membutuhkan belas kasihan orang. Maaf kak aku tak bisa menerimanya. Aku membantu kakak tadi juga ikhlas,” Jawab Keysha dengan mengembalikan uang tadi ke tangan Olivia. 

“Aku juga ikhlas Keysha. Aku ingin membantumu, jadi kumohon ambil lah,” ucap Olivia dengan menyodorkan uangnya ke arah Keysha. 

“Jika kakak benar-benar ingin membantuku, maka kakak bisa membantuku dengan membeli satu tangkai bunga mawarku, karena dari tadi tidak ada seorang pun yang membeli bungaku.”  

“Baiklah, aku beli satu tangkai bunga mawar merah.” Mendengar itu, Keysha pun langsung menarik sudut bibirnya ke atas dan segera mengambil setangkai mawar merah. 

“Ini kak,” ucapnya dengan memberikan bunga itu ke Olivia. 

“Terima kasih ya kak, karena kamu orang pertama yang membeli bungaku hari ini.” Tambahnya yang kemudian dibalas anggukan oleh Olivia. 

“Ini uangnya,” sodor Olivia saat dia sudah berada di dalam mobil. 

Keysha yang melihat uang ratusan sebanyak 5 itu membuat mulutnya menganga dan dahi yang mengerut tanda tak paham. 

“Sebenarnya satu tangkai bunga harganya 5000 rupiah kak.” Protes Keysha dengan menyodorkan uang Rp 500.000 ke Olivia.

“Aku tidak punya uang 5000an. Sudah ambil saja. Anggap itu rezeki buatmu. Kamu bisa membeli bibit bunga yang banyak supaya suatu hari nanti kamu bisa mendirikan toko bunga sendiri,”  

“Tapi ini kebanyakan kak. Ak-“ sebelum Keysha melanjutkan protesnya, Olivia pun langsung memotongnya. 

“Tidak ada penolakan. Aku juga sudah membeli satu tangkai bunga ini kan? Anggap itu hasil jualanmu dari satu tangkai bunga ini. Semoga kita bisa bertemu lagi saat kamu sukses nanti. 

Good bye!” Sebelum Keysha menjawab perkataan itu, Olivia pun langsung menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan Keysha. 

Melihat Mobil yang sudah berjarak jauh dari tempat Keysha. Membuat Keysha menatap uang ratusan sebanyak 5 tadi dengan mengulum kan senyumannya. Bahkan ia tak sadar kalau matanya entah sejak kapan sudah menetes dengan derasnya. Ini bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan. 

“Terima kasih kak. Aku harap suatu hari nanti bisa bertemu lagi denganmu saat aku sukses seperti ucapanmu tadi. Di saat itu, aku akan mengembalikan uangmu ini.” Ucap Keysha lirih dengan tersenyum. 

******* 

Sesampainya di rumah, Keysha langsung menghampiri adiknya yang sedang berbaring di ranjang. 

“Rina, kakak pulang.” Mendengar itu, Rina pun langsung menoleh ke arah Keysha dan kemudian beralih ke rak bunga yang dibawa Keysha untuk jualan tadi. 

Keysha yang tahu kalau Rina sedih saat melihat bunganya masih banyak, membuat Keysha mengelus rambut Rina dengan pelan. Lalu ia berkata, 

“Kamu tidak usah bersedih, karena kakak hari ini dapat rezeki dari Allah.” Rina yang mendengar itu pun langsung mengerutkan keningnya. 

“Tadi kakak membantu seseorang, lalu dia membeli setangkai bunga kakak. Kamu tahu dia memberikannya dengan harga 500.000 rupiah.” Jelas Keysha seakan ia tahu pertanyaan Rina. 

“BENARKAH?” teriak Rina karena terkejut. 

“Iya sayang, jadi tadi kakak membeli banyak bibit bunga dan pupuk juga.”  

“Oh ya? Terus bibit bunganya sekarang di mana?” tanya Rina dengan mengedarkan pandangan ke segala arah untuk mencari bibit bunga yang dibeli Keysha itu. 

“Tadi kakak taruh di belakang rumah. Nanti kita menanamnya bersama sama ya. Tapi asma kamu baik-baik saja kan?” tanya Keysha memastikan. 

“Baik kok, Jadi ayo kita tanam sekarang kak, Semoga hasilnya nanti membuat kita bisa bangun toko bunga sendiri. Aamiin,” Keysha yang mendengar itu pun langsung mengulum kan senyumannya dan menjawab, “Aamiin.”  

*******

5 tahun kemudian 

"Kakak ada pelanggan tuh!” ucap Rina yang langsung dibalas anggukan oleh Keysha. 

"Oh ya, kakak mau cari bunga apa?” Mendengar ucapan dari Keysha membuat wanita itu membalikkan badannya dengan terkejut. 

“Keysha. Apakah itu kamu?” Keysha yang tadinya merasa tak asing dengan wajah wanita di depannya ini, membuat dia sedikit bingung. Tapi tak berselang lama dia ingat tentang wanita itu. Ya dia Olivia, wanita yang membeli setangkai bunganya dulu. 

“Kak Olivia?” Olivia pun langsung mengangguk, segera Keysha langsung memeluk Olivia dengan sekilas. 

“Ini toko bungamu Key?” tanya Olivia sambil mengarahkan pandangannya ke setiap sudut toko ini. 

“Ya kak. Semenjak dua tahun yang lalu, dan apakah kamu tahu, aku sudah mempunyai 2 cabang toko bunga kak. Bahkan sekarang aku bisa kulia,” ujar Keysha dengan senang. 

“Benarkah?” Keysha pun mengangguk dan berkata, 

“Iya, dan toko bunga ini adalah toko pusatnya. Jadi aku punya 3 toko bunga kak.“ Olivia yang mendengar itu pun langsung tersenyum dan mengelus kepala Keysha. 

“Terima kasih ya kak, jika bukan karena bantuanmu dulu. Mungkin aku tidak bisa sampai seperti ini.” Tambah Keysha. 

“Tidak Key, ini bukan karena diriku. Tapi, karena dirimu sendiri. Jika kamu waktu itu tidak bisa memanfaatkannya dengan baik, mungkin uang itu  hanya lah uang yang tak bernilai. Jadi ini karena usahamu sendiri dan tentu saja karena Allah yang membantumu.” Keysha pun tersenyum mendengar penjelasan dari Olivia. 

“Oh ya ini kak, aku balikin uangnya 495.000 he he he. Kan dulu belum dikasih kembalian saat beli setangkai bunga.” Olivia yang tadinya tidak setuju pun langsung setuju karena Keysha terus membujuknya. 

“Ya sudah aku ambil ya.” Keysha pun langsung mengangguk atas jawabannya untuk Olivia. 

“Oh ya aku tahu kakak kesini mau beli bunga mawar merah kan? Nih aku kasih satu buket bunga mawar merah buat kakak. Anggap ini sebagai rasa terima kasihku ke kakak. 

“Terima kasih ya Key. Ya sudah kalau gitu aku balik dulu ya? Aku doakan semoga kamu makin sukses dan jangan lupa banyak sedekah ya?” Keysha pun hanya tersenyum dan mengangguk pelan. 

“Terima kasih ya Allah atas semua bantuan yang kamu berikan kepadaku. Aku percaya badai akan segera berlalu, dan lihatlah aku yang dulunya hanya penjual bunga jalanan. Sekarang menjadi pemilik toko bunga. Aku yakin pasti ibu dan ayah di sana bangga padaku. Terima kasih ya Allah.” Ucap Keysha  lirih dengan melihat Olivia yang keluar dari toko bunga ini. Keysha pun langsung menarik sudut bibirnya ke atas dan mulai melangkahkan kakinya untuk melayani pelanggan yang lain. 

******* 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun